Minggu, 14 Desember 2014

Peran Tokoh Agama Dalam Membentuk Kepribadian Muslim



BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang Masalah
Masyarakat adalah sekumpulan individu yang terdiri dari kelompok-kelompok yang mengadakan hubungan (interaksi) satu sama lain dan saling mempengaruhi untuk memenuhi kebutuhannya yang terikat oleh nilai dan norma yang telah disepakati bersama untuk menciptakan keseimbangan, keteraturan da ketertiban dalam msyarakat.
Hubungan interaksi dan interrelasi ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan manusia itu sendiri sebagai makhluk social dan tidak lain tujuannya adalah terciptanya keteraturan social pada masyarakat tersebut. Menurut Ritzer dalam perskpektif teori fungsionalisme struktural masyarakat merupakam suatu sistem sosial yang terdiri atas bagian-bagian atau elemen yang saling berkaitan dan saling menyatu dalam keseimbangan (equilibrium).[1] Keteraturan sosial merupakan suatu kondisi masyarakat dinamis, dimana sendi-sendi kehidupan bermasyarakat berjalan secara tertib dan teratur. Sehingga tujuan kehidupan kemasayarakat dapat dicapai secara berdaya guna dan berhasil guna.[2] Untuk menciptakan keteraturan sosial tersebut, maa diperlukan adanya sistem pengedalian sosial yang disepakati dan ditaati oleh seluruh anggota masyarakat agar perilaku penyimpangan-penyimpangan dalam masyarakat bisa diminimalisir. Sistem pengendalian sosial ini bersumber dari nilai-nilai dimasyarakat tersebut yang mejadi acuan atau pedoman dalam bersikap dan bertingkah laku di msyarakat yang akan membentuk norma-norma dalam masyarakat yaitu norma kesopanan, kesusilaan, hukum, dan agama. Lebih jauh disebutkan pengendalian sosial ini bertujuan untuk megembalikan keserasian-keserasian yang pernah mengalami gangguan dan untuk memberikan sangsi pada warga masyarakat yang melanggar atau menyimpang dari kaidah-kaidah yang berlaku.[3] Untuk menjaga stabilitas sosial tersebut terhadap perubahan sosial, Manhiem mengatakan bahwa, ada beberapa factor yang menentukan yaitu: pengendalian sosial dan wewnang, adapt istiadat, hukum, prestise dan kepemimpinan.[4] Dari beberapa factor diatas, prestise dan kepemimpinan dalam masyarakat merupakan factor yang besar pengaruhnya dimasyarakat.
Prestasi merupakan kualitas pribadi seseorang dalam masyarakat (kharisma) dalam menciptakan keteraturan sosial. Biasanya, hal ini terjadi pada masyarakat yang relatife tidak bergolak dimana kemungkinan terjadinya konflik (diskorder) sangat sedikit. Dalam kaitannya dengan prestise/kharisma, tokoh agama/spiritual memiliki pengaruh yang signifikan dalam kehidupan masyarakat. Hal tersebut disebabkan karena tokoh agama memiliki otoritas baik dalam mengeluarkan fatwa dengan hukum-hukum yang berkaitan dengan masalah agama maupun arahan-arahan bagaimana bersikap dan bertingkah laku sesuai dengan ajaran agama yang nantinya akan menciptkan keserasian dan stabilitas (keteraturan sosial) dimasyarakat.
Sehubungan dengan peranan tokoh agama tersebut, Geertz menjelaskan bahwa keyakinan keagamaan menetapkan tatanan tertib dan memberika makna bagi dunia dengan referensi pada wilayah transidental (berdasarkan kerohanian).[5] Gejala yang serupa juga terjadi dimasyarakat Desa Bala Kecamatan Wera.
Keseluruhan penduduk desa bala mayoritas bergama islam, biasanya tokoh masyarakat dan tokoh agama yang paling dihormati adalah Ulama dan Guru Agama sebagai sosok yang memiliki kharisma (prestise) dalam masyarakat.
Berkaitan dengan hal tersebut, situasi dan kondisi ini juga terjadi di desa bala kecamatan wera, dimana tokoh masyarakat dan tokoh agama speri ustadz dan ustdzah mempunyai peran dan pengaruh yag sangat besar terhadap perilau dan kepribadian masyarakat. Sebab, hamper semua kegiatan kemasyarakatan sebelumnya terlebih dahulu meminta pendapat atau fatwa dari para tokoh agama. Selain memberikan pendapat dan fatwa dalam hal penyebaran agama islam ustadz dan ustadzah juga memiliki peran yang sangat besar. Peran tersebut antara lain dapat dilihat usaha ustadz dan ustadzah melakukan dakwah ukhuwah islamiyah dengan membenhhhhhhtuk jadwal-jadwal kelompok pengajian. Disamping itu, ustadz dan ustadzah ini selain menhhhgajar dirumahnya juga menerina undangan dari masyarakat untuk pengajian atau acara-acara tertentu. Karena peranan ustadz dan ustadzah di masayarakat adalah sebagai tokoh agama sekaigus sebagai tokoh adapt masyarakat desa bala kecamatan wera. Ini disebabkan sebagian besar ritual, adapt istiadat bercorak agama islam. Inilah tugas yang diemban oleh seorang ustadz dan ustadzah sebagai tokoh agama dan tokoh masyarakat.[6]
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat disimpulkan rumusan masalah adalah: Bagaimanakah Peran Tokoh Agama Dalam Membentuk Kepribadian Muslim Di Desa Bala Kecamatan Wera Kabupaten Bima?
C.    Tujuan Dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian.

Penelitian ini berujuan untuk: Mengetahui Peran Tokoh Agama Dalam Membentuk Kepribadian Muslim Di Desa Bala Kecamatan Wera Kabupaten Bima.
2. Manfaat penelitian.
a. Manfaat Teoritis:
Manfaat dari penelitian ini adalah untuk menambah kajian pengetahuan bidang keagamaan, terutama dalam hal membentuk karakter dan kepribadian yang berkualitas sesuai dengan yang tertuang dalam Al Qur’an dan sunnah Rasul-Nya.
b. Manfaat praktis :
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi yang berguna bagi orang tua dan pihak masyarakat dalam memperlakukan remaja agar dapat menyesuaikan diri dengan baik.
D. Penegasan Istilah Judul

Dalam judul penelitian ini terdapat istilah-istilah yang perlu dijelaskan untuk menghindari salah penafsiran didalam memberikan pengertian yang dimaksud judul skripsi ini. Adapun istilah yang dianggap perlu ditegaskan adalah sebagai berikut :
1.  Tokoh Agama
tokoh agama adalah orang yang memiliki atau mempunyai kelebihan dan keunggulan dalam bidang keagamaan. Dikatakan kelebihan dan keunggulan bidang keagamaan karena ia memiliki pengetahuan dalam hal keagamaan di atas manusia pada umumnya.
2.  Kepribadian
Istilah ‘Kepribadian’ itu sendiri mengandung pengertian tentang : Sesuatu yang berhubungan dengan atau bersifat kejiwaan, rohani, bathin. Spiritualisasi adalah pembentukan jiwa; penjiwaan. Spiritualisme adalah aliran Filsafat yang mengutamakan kerohanian.[7]
3.  Muslim
Seorang muslim artinya orang yang telah berpasrah diri, dalam hal ini berpasrah kepada Tuhan, tetapi dalam rangking manusia ber­kualitas, seorang yang baru pada tingkat muslim berada pada tingkatan terendah. Karakteristik seorang muslim adalah seorang yang telah meyakini supremasi kebenaran, berusaha untuk mengikuti jalan kebe­naran itu, tetapi dalam praktek ia belum tangguh karena ia masih suka melupakan hal-hal yang kecil. Sedangkan seorang yang sudah mencapai kualitas mukmin adalah seorang muslim yang sudah istiqamah atau konsisten dalam berpegang kepada nilai-nilai kebenaran, sampai kepada hal-hal yang kecil. Dalam hadis Nabi disebutkan bahwa iman itu mem­punyai tujuhpuluh cabang, artinya indikator seorang mu’min itu ada tujuhpuluh variabel. [8]
Di antara tujuhpuluh indikator itu antara lain; (1) seorang mukmin hanya berbicara yang baik, (2) jika mendapati sesuatu yang mengganggu orang lewat ketika ia melewati suatu jalan maka ia tidak akan meneruskan perjalanannya sebelum menyingkirkan se­suatu yang mengganggu itu, (3) merasa sependeritaan dengan muk­min yang lain, dan sebagainya. Sedangkan Muttaqin adalah orang mukmin yang telah menjiwai nilai-nilai kebenaran dan allergi terhadap kebatilan. Seorang muttaqin adalah orang yang setiap perbuatannya sudah merupakan perwujudan dari komitmen iman dan moralnya yang tinggi. Menurut Fazlur Rahman, takwa adalah aksi moral yang integral.
F. Sistematika Pembahasan
Dengan sistematika pembahasan, maka dapat diketahui tataurutan dari penulisan dan pembahasan skripsi ini. Uraian ini terbagi Dalam Lima bab. Yang mana bab‑bab tersebut satu sama lain saling berkaitan sehingga. merupakan satu kebulatan pengertian yang utuh seperti dimaksud dalam penulisan skripsi ini. Untuk jelasnya, maka, sistematikanya adalah sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan yang terdiri dari : A. Latar Belakang Masalah, B. Perumusan Masalah, C. Tujuan dan Manfaat Penelitian, D. Penegasan Istilah Judul, E. Metode Penelitian dan F. Sistematika Penulisan.
BAB II Landasan Teori Pada bab ini berisi tentang kajian pustaka yang membahas teori-teori yang     melandasi judul skripsi, serta keterangan-keterangan yang melandasi teori yang meliputi perilaku over protective, penyesuaian diri remaja,  hubungan antra perilaku over protective orang tua dengan penyesuaian diri remaja.
Bab III adalah bab yang memuat tentang, Jenis Penelitian, Populasi dan Sampel Penelitian, Instrumen Penelitian, Prosedur pengumpulan data, dan tekhni analisa data serta pengujian keabsahan data.
BAB IV Bab ini merupakan bab yang menjelaskan tentang: a). Metode Penelitian, b) Tehnik Pengumpulan Data, c) Variabel Penelitian, dan d) Tehnik Analisis Data.
BAB V Pada bab ini akan dijelaskan tentang Gambaran umum lokasi penelitian serta pembahasan tentang hubungan antara perilaku over protective orang tua dengan penyesuaian diri remaja.
BAB V Merupakan bab Penutup yang memuat Kesimpulan dan saran‑saran disertai pula dengan daftar kepustakaan serta lampiran‑lapirannya.


BAB II
LANDASAN TEORI


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN


BAB IV
PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

 



BAB IV
P E N U T U P

DAFTAR PUSTAKA

Lebih lengkap silahkan download : http://adf.ly/vGnZo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar