BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Masyarakat adalah sekumpulan individu yang terdiri dari
kelompok-kelompok yang mengadakan hubungan (interaksi) satu sama lain dan
saling mempengaruhi untuk memenuhi kebutuhannya yang terikat oleh nilai dan
norma yang telah disepakati bersama untuk menciptakan keseimbangan, keteraturan
da ketertiban dalam msyarakat.
Hubungan interaksi dan interrelasi ini dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan manusia itu sendiri sebagai makhluk social dan tidak lain
tujuannya adalah terciptanya keteraturan social pada masyarakat tersebut.
Menurut Ritzer dalam perskpektif teori fungsionalisme struktural masyarakat
merupakam suatu sistem sosial yang terdiri atas bagian-bagian atau elemen yang
saling berkaitan dan saling menyatu dalam keseimbangan (equilibrium).[1] Keteraturan
sosial merupakan suatu kondisi masyarakat dinamis, dimana sendi-sendi kehidupan
bermasyarakat berjalan secara tertib dan teratur. Sehingga tujuan kehidupan
kemasayarakat dapat dicapai secara berdaya guna dan berhasil guna.[2]
Untuk menciptakan keteraturan sosial tersebut, maa diperlukan adanya sistem
pengedalian sosial yang disepakati dan ditaati oleh seluruh anggota masyarakat
agar perilaku penyimpangan-penyimpangan dalam masyarakat bisa diminimalisir.
Sistem pengendalian sosial ini bersumber dari nilai-nilai dimasyarakat tersebut
yang mejadi acuan atau pedoman dalam bersikap dan bertingkah laku di msyarakat
yang akan membentuk norma-norma dalam masyarakat yaitu norma kesopanan,
kesusilaan, hukum, dan agama. Lebih jauh disebutkan pengendalian sosial ini
bertujuan untuk megembalikan keserasian-keserasian yang pernah mengalami
gangguan dan untuk memberikan sangsi pada warga masyarakat yang melanggar atau
menyimpang dari kaidah-kaidah yang berlaku.[3]
Untuk menjaga stabilitas sosial tersebut terhadap perubahan sosial, Manhiem
mengatakan bahwa, ada beberapa factor yang menentukan yaitu: pengendalian
sosial dan wewnang, adapt istiadat, hukum, prestise dan kepemimpinan.[4] Dari
beberapa factor diatas, prestise dan kepemimpinan dalam masyarakat merupakan
factor yang besar pengaruhnya dimasyarakat.
Prestasi merupakan kualitas pribadi seseorang dalam
masyarakat (kharisma) dalam menciptakan keteraturan sosial. Biasanya, hal ini
terjadi pada masyarakat yang relatife tidak bergolak dimana kemungkinan
terjadinya konflik (diskorder) sangat
sedikit. Dalam kaitannya dengan prestise/kharisma, tokoh agama/spiritual
memiliki pengaruh yang signifikan dalam kehidupan masyarakat. Hal tersebut
disebabkan karena tokoh agama memiliki otoritas baik dalam mengeluarkan fatwa
dengan hukum-hukum yang berkaitan dengan masalah agama maupun arahan-arahan
bagaimana bersikap dan bertingkah laku sesuai dengan ajaran agama yang nantinya
akan menciptkan keserasian dan stabilitas (keteraturan sosial) dimasyarakat.
Sehubungan dengan peranan tokoh agama tersebut, Geertz
menjelaskan bahwa keyakinan keagamaan menetapkan tatanan tertib dan memberika
makna bagi dunia dengan referensi pada wilayah transidental (berdasarkan kerohanian).[5] Gejala
yang serupa juga terjadi dimasyarakat Desa Bala Kecamatan Wera.
Keseluruhan penduduk desa bala mayoritas bergama islam,
biasanya tokoh masyarakat dan tokoh agama yang paling dihormati adalah Ulama
dan Guru Agama sebagai sosok yang memiliki kharisma (prestise) dalam masyarakat.
Berkaitan dengan hal tersebut, situasi dan kondisi ini
juga terjadi di desa bala kecamatan wera, dimana tokoh masyarakat dan tokoh
agama speri ustadz dan ustdzah mempunyai peran dan pengaruh yag sangat besar
terhadap perilau dan kepribadian masyarakat. Sebab, hamper semua kegiatan
kemasyarakatan sebelumnya terlebih dahulu meminta pendapat atau fatwa dari para
tokoh agama. Selain memberikan pendapat dan fatwa dalam hal penyebaran agama
islam ustadz dan ustadzah juga memiliki peran yang sangat besar. Peran tersebut
antara lain dapat dilihat usaha ustadz dan ustadzah melakukan dakwah ukhuwah
islamiyah dengan membenhhhhhhtuk jadwal-jadwal kelompok pengajian. Disamping
itu, ustadz dan ustadzah ini selain menhhhgajar dirumahnya juga menerina
undangan dari masyarakat untuk pengajian atau acara-acara tertentu. Karena
peranan ustadz dan ustadzah di masayarakat adalah sebagai tokoh agama sekaigus
sebagai tokoh adapt masyarakat desa bala kecamatan wera. Ini disebabkan
sebagian besar ritual, adapt istiadat bercorak agama islam. Inilah tugas yang
diemban oleh seorang ustadz dan ustadzah sebagai tokoh agama dan tokoh
masyarakat.[6]
B. Rumusan Masalah
Dari latar
belakang diatas dapat disimpulkan rumusan masalah adalah: Bagaimanakah Peran
Tokoh Agama Dalam Membentuk Kepribadian Muslim Di Desa Bala Kecamatan Wera
Kabupaten Bima?
C.
Tujuan Dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian.
Penelitian ini berujuan untuk: Mengetahui Peran Tokoh Agama Dalam Membentuk
Kepribadian Muslim Di Desa Bala Kecamatan Wera Kabupaten Bima.
2. Manfaat penelitian.
a. Manfaat Teoritis:
Manfaat
dari penelitian ini adalah untuk menambah kajian pengetahuan bidang keagamaan,
terutama dalam hal membentuk karakter dan kepribadian yang berkualitas sesuai
dengan yang tertuang dalam Al Qur’an dan sunnah Rasul-Nya.
b. Manfaat praktis :
Diharapkan
penelitian ini dapat memberikan informasi yang berguna bagi orang tua dan pihak
masyarakat dalam memperlakukan remaja agar dapat menyesuaikan diri dengan baik.
D. Penegasan Istilah Judul
Dalam judul
penelitian ini terdapat istilah-istilah yang perlu dijelaskan untuk menghindari
salah penafsiran didalam memberikan pengertian yang dimaksud judul skripsi ini.
Adapun istilah yang dianggap perlu ditegaskan adalah sebagai berikut :
1. Tokoh
Agama
tokoh agama
adalah orang yang memiliki atau mempunyai kelebihan dan keunggulan dalam bidang
keagamaan. Dikatakan kelebihan dan keunggulan bidang keagamaan karena ia
memiliki pengetahuan dalam hal keagamaan di atas manusia pada umumnya.
2.
Kepribadian
Istilah
‘Kepribadian’ itu sendiri mengandung pengertian tentang : Sesuatu yang
berhubungan dengan atau bersifat kejiwaan, rohani, bathin. Spiritualisasi
adalah pembentukan jiwa; penjiwaan. Spiritualisme adalah aliran Filsafat yang
mengutamakan kerohanian.[7]
3. Muslim
Seorang muslim artinya orang yang telah berpasrah
diri, dalam hal ini berpasrah kepada Tuhan, tetapi dalam rangking manusia berkualitas,
seorang yang baru pada tingkat muslim berada pada tingkatan terendah.
Karakteristik seorang muslim adalah seorang yang telah meyakini supremasi
kebenaran, berusaha untuk mengikuti jalan kebenaran itu, tetapi dalam praktek
ia belum tangguh karena ia masih suka melupakan hal-hal yang kecil. Sedangkan
seorang yang sudah mencapai kualitas mukmin adalah seorang muslim yang sudah
istiqamah atau konsisten dalam berpegang kepada nilai-nilai kebenaran, sampai
kepada hal-hal yang kecil. Dalam hadis Nabi disebutkan bahwa iman itu mempunyai
tujuhpuluh cabang, artinya indikator seorang mu’min itu ada tujuhpuluh
variabel. [8]
Di antara tujuhpuluh indikator itu antara lain; (1)
seorang mukmin hanya berbicara yang baik, (2) jika mendapati sesuatu yang
mengganggu orang lewat ketika ia melewati suatu jalan maka ia tidak akan
meneruskan perjalanannya sebelum menyingkirkan sesuatu yang mengganggu itu,
(3) merasa sependeritaan dengan mukmin yang lain, dan sebagainya. Sedangkan
Muttaqin adalah orang mukmin yang telah menjiwai nilai-nilai kebenaran dan
allergi terhadap kebatilan. Seorang muttaqin adalah orang yang setiap
perbuatannya sudah merupakan perwujudan dari komitmen iman dan moralnya yang
tinggi. Menurut Fazlur Rahman, takwa adalah aksi moral yang integral.
F. Sistematika Pembahasan
Dengan sistematika pembahasan, maka dapat diketahui tataurutan dari
penulisan dan pembahasan skripsi ini. Uraian ini terbagi Dalam Lima bab. Yang mana bab‑bab tersebut satu sama
lain saling berkaitan sehingga. merupakan satu kebulatan pengertian yang utuh
seperti dimaksud dalam penulisan skripsi ini. Untuk jelasnya, maka,
sistematikanya adalah sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan yang terdiri
dari : A. Latar Belakang Masalah, B. Perumusan Masalah, C. Tujuan dan Manfaat
Penelitian, D. Penegasan Istilah Judul, E. Metode Penelitian dan F. Sistematika
Penulisan.
BAB II Landasan Teori Pada bab
ini berisi tentang kajian pustaka yang membahas teori-teori yang melandasi judul skripsi, serta
keterangan-keterangan yang melandasi teori yang meliputi perilaku over protective, penyesuaian diri
remaja, hubungan antra perilaku over protective orang tua dengan
penyesuaian diri remaja.
Bab III adalah bab yang memuat tentang, Jenis Penelitian, Populasi dan
Sampel Penelitian, Instrumen Penelitian, Prosedur pengumpulan data, dan tekhni
analisa data serta pengujian keabsahan data.
BAB IV Bab ini merupakan bab
yang menjelaskan tentang: a). Metode Penelitian,
b) Tehnik Pengumpulan Data, c) Variabel Penelitian, dan d) Tehnik Analisis
Data.
BAB V Pada bab ini akan dijelaskan tentang Gambaran umum lokasi penelitian serta
pembahasan tentang hubungan antara perilaku over protective orang tua dengan
penyesuaian diri remaja.
BAB V Merupakan bab Penutup yang memuat Kesimpulan dan saran‑saran disertai
pula dengan daftar kepustakaan serta lampiran‑lapirannya.
BAB II
LANDASAN TEORI
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
BAB IV
PAPARAN
DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
BAB IV
P E N U T U P
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar