BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Manusia
membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan usaha sadar
agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran
dan/atau cara lain yang dikenal dalam masyarakat. Potensi yang dimaksud adalah
termasuk potensi fitrah beragama yang dapat dikembangkan dan dipelajari.
Pendidikan
memiliki peran penting dalam upaya pembinaan suatu bangsa. Dalam Undang-Undang
Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 dijelaskan bahwa:
Pendidikan
nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan
untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap,
kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab (UU Sisdiknas, 2005: 8).
|
Rendahnya mutu
pendidikan tersebut, diduga disebabkan oleh berbagai faktor di antaranya
pemilihan metode pembelajaran yang tidak sesuai dengan substansi materi
pembelajaran dan perkembangan psikologi siswa. Selain itu, proses pembelajaran
di sekolah masih menggunakan pola lama yang bersifat kaku dengan tidak
memberikan kesempatan yang luas kepada siswa untuk kreatif. Hal ini sesuai
dengan yang dikemukakan oleh Maman (2007: 10). bahwa pembelajaran selama ini
masih didominasi oleh paradigma lama yang kontroversional dengan metode
pembelajaran yang statis.
Metode
pembelajaran adalah cara untuk memudahkan siswa mencapai kompetensi tertentu.
Hal ini berlaku baik bagi guru (yakni dalam pemilihan metode pembelajaran)
maupun bagi siswa (dalam memilih strategi belajar). Makin baik metode, makin
baik pula pencapaian tujuan belajar. Metode pembelajaran merupakan penjabaran
dari pendekatan dan diimplementasikan menjadi teknik pembelajaran.
Carroll (1999 :
32) mengemukakan bahwa jika setiap siswa diberi waktu sesuai dengan yang
diperlukan untuk mencapai suatu tingkat penguasaan, dan jika dia menghabiskan
waktu yang diperlukan, maka besar kemungkinan siswa akan mencapai tingkat
penguasaan kompetensi. Tetapi, jika siswa tidak diberi cukup waktu atau tidak
dapat menggunakan waktu yang diperlukan secara penuh, maka tingkat penguasaan
kompetensi siswa kurang komperehensif. Untuk meminimalisir hal tersebut, muncul
sebuah alternatif metode yang sampai saat ini dipakai, yaitu menggunakan Lembar
Kerja Siswa (LKS).
Pola pembelajaran
dengan LKS yang dimaksudkan dalam KTSP adalah pola pembelajaran yang
menggunakan prinsip portofolio secara individual. Strategi belajar
tuntas menganut pendekatan individual, artinya meskipun kegiatan pembelajaran
ditujukan kepada sekelompok siswa (kelas), namun dapat melayani
perbedaan-perbedaan individual siswa. Dengan penerapan pembelajaran dengan LKS
memungkinkan berkembangnya potensi masing-masing siswa secara optimal. Dasar
pemikiran dari belajar tuntas dengan pendekatan individual ialah adanya
pengakuan terhadap perbedaan individual masing-masing siswa.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan
uraian latar belakang di atas maka, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :
Apakah ada pengaruh penggunaan LKS terhadap prestasi belajar bahasa Indonesia
siswa (..........)tahun pembelajaran 2008/2009.
3. Tujuan Penelitian
Tujuan
penelitian ini adalah untuk melihat perbedaan prestasi belajar Bahasa Indonesia
Siswa (..........)Tahun Pembelajaran 2008/2009 yang menggunakan LKS dengan yang
tidak menggunakan LKS.
4. Manfaat Penelitian
4.1 Manfaat Teoretis
Secara teoretis
penelitian ini akan memberikan sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu
pendidikan terutama masalah peningkatan prestasi belajar bahasa Indonesia dan
juga pembelajaran lainnya.
4.2 Manfaat Praktis
a. Manfaat
bagi siswa adalah memberikan makna bagi pengembangan pretasi belajar bahasa
Indonesia siswa.
b. Manfaat
bagi guru, terutama para guru bahasa Indonesia untuk dapat meningkatkan
kompetensi dan pemahaman dalam pembelajaran bahasa Indonesia dan dapat
dijadikan bahan acuan dan pendukung bagi pihak yang mempunyai keinginan untuk
melakukan penelitian dan pengkajian dalam bidang kebahasan terutama bahasa
Indonesia dengan objek dan sasaran yang sama.
c. Manfaat
bagi sekolah diharapkan memberikan makna yang cukup berarti bagi pelaksanaan
pendidikan dan pembelajaran bahasa Indonesia dalam upaya peningkatan mutu
proses dan hasil belajar.
5. Hipotesis Penelitian
Hipotesis
adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya masih
harus diuji secara empiris (Nazir, 1992 : 182). Dari permasalahan tersebut maka
dapat diajukan hipotesis sebagai berikut : terdapat perbedaan antara prestasi
belajar siswa yang menggunakan LKS dan yang tidak menggunakan LKS.
6. Batasan Istilah
Untuk memahami
dan menghindari kesalahan dalam memahami istilah yang digunakan dalam skripsi
ini, maka secara operasional istilah-istilah pokok tersebut dibatasi pada
pengertian sebagai berikut.
a. Pengaruh
adalah daya yang ada atau yang timbul dari orang, benda dan sebagainya yang
mampu mengubah keadaan yang lainnya.
b. Lembar
Kerja Siswa (selanjutnya disingkat LKS) adalah kumpulan hasil karya seorang
siswa, sebagai hasil pelaksanaan tugas kinerja yang ditentukan oleh guru atau
oleh siswa bersama guru sebagai bagian dari usaha mencapai tujuan belajar atau
mencapai kompetensi yang ditentukan dalam kurikulum.
c. Prestasi
adalah suatu yang diadakan (dibuat, dijadikan) atau hasil pikiran.
d. Belajar
adalah proses perubahan tingkah laku yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan,
penggunaan, dan penilaian terhadap sikap pengetahuan dan kecakapan dasar yang
terdapat dalam berbagai aspek kehidupan atau pengalaman yang teroganisasikan.
e. Bahasa
Indonesia adalah salah satu mata pelajaran untuk mengembangkan pengetahuan,
keterampilan berbahasa dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia.
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada bab ini dipaparkan berbagai
konsep tentang (1) Lembar Kerja Siswa (LKS) yang meliputi pengertian, hakikat
dan fungsi LKS; (2) Pembelajaran dalam KTSP yang meliputi pengertian dan
prinsip-prinsip pembelajaran menggunakan LKS; (3) Pengertian Prestasi Belajar;
dan (4) Faktor-faktor yang memengaruhi prestasi belajar.
1. Lembar Kerja Siswa (LKS)
1.1.Pengertian LKS
Dalam dunia
pendidikan, LKS adalah kumpulan hasil karya seorang siswa, sebagai hasil
pelaksanaan tugas kinerja, yang ditentukan oleh guru atau oleh siswa bersama
guru, sebagai bagian dari usaha mencapai tujuan belajar, atau mencapai
kompetensi yang ditentukan dalam kurikulum. Jadi, tidak setiap kumpulan
karya seorang siswa disebut LKS. LKS dapat digunakan sebagai instrumen penilaian
atau salah satu komponen dari instrumen penilaian untuk menilai kompetensi
belajar, atau menilai hasil belajar siswa.
|
Terkait dengan itu Carrol (1999: 89)
mengemukakan bahwa LKS untuk penilaian merupakan kumpulan produksi siswa, yang
berisi berbagai jenis karya seorang siswa, misalnya:
1.
Hasil proyek, penyelidikan, atau praktik siswa, yang
disajikan secara tertulis atau dengan penjelasan tertulis.
2.
Gambaran atau laporan hasil pengamatan siswa, dalam
rangka melaksanakan tugas untuk mata pembelajaran yang bersangkutan.
3.
Analisis situasi yang berkaitan atau relevan dengan
mata pembelajaran yang bersangkutan.
4.
Deskripsi dan diagram pemecahan suatu masalah, dalam
mata pembelajaran yang bersangkutan.
5.
Laporan hasil penyelidikan tentang hubungan antara
konsep-konsep dalam pembelajaran atau antar mata pelajaran.
6.
Penyelesaian soal-soal terbuka.
7.
Hasil tugas pekerjaan rumah yang khas, misalnya dengan
cara yang berbeda dengan cara yang diajarkan di sekolah atau dengan cara yang
berbeda dari cara pilihan teman-teman sekelasnya.
8.
Laporan kerja kelompok.
9.
Hasil kerja siswa yang diperoleh dengan menggunakan
alat rekam video, alat rekam audio, dan komputer.
10. Fotokopi
surat piagam
atau tanda penghargaan yang pernah diterima oleh siswa yang bersangkutan.
11. Hasil
karya dalam pembelajaran yang bersangkutan, yang tidak ditugaskan oleh guru
(atas pilihan siswa sendiri, tetapi relevan dengan mata pembelajaran yang
bersangkutan).
12. Cerita
tentang kesenangan atau ketidaksenangan siswa terhadap pembelajaran yang
bersangkutan.
13. Cerita
tentang usaha siswa sendiri dalam mengatasi hambatan psikologis, atau usaha
peningkatan diri, dalam mempelajari mata pembelajaran yang bersangkutan.
14. Laporan
tentang sikap siswa terhadap pembelajaran.
1.2.Hakikat LKS
Pengetahuan
tidak datang dan masuk ke dalam benak siswa seperti hujan turun dan meresap ke
dalam tanah. Untuk memperoleh pengetahuan, siswa harus ‘berjuang’ dengan
mencerna informasi yang datang dari guru, informasi dari media cetak (bahan
tertulis), informasi yang terkandung di dalam benda-benda yang dijumpainya, dan
sebagainya. Oleh karena itu, untuk memperoleh pengetahuan, siswa harus ‘aktif’,
atau ‘belajar secara aktif’. Oleh karena itu, dalam kelas yang ideal, siswa
harus melakukan penyelidikan memecahkan masalah, mengeksplorasi gagasan-gagasan
dengan menggunakan benda-benda konkret, menggunakan media pembelajaran,
mengerjakan hal-hal tersebut secara mandiri dan secara berkelompok, atau dengan
bekerja sama dalam kelompok kecil, mengungkapkan gagasan-gagasan, baik secara
tertulis maupun secara lisan.
Agar siswa
memahami materi pembelajaran, Partanto (1994: 44) mengajukan tujuh saran yang
perlu di perhatikan sebagai berikut.
1.
Berusaha memecahkan masalah nyata yang sesuai dengan
perkembangan dan pengalamannya.
2.
Bekerja baik mandiri maupun dalam kelompok.
3.
Melakukan berbagai kegiatan seperti: menganalisis
masalah, menjelaskan masalah, membuat dugaan atau terkaan tentang pemecahan
masalah, menilai kebenaran pemecahan masalah, melakukan eksplorasi yang relevan
dengan pembelajaran yang bersangkutan.
4.
Menggunakan pengetahuannya dalam menghadapi
masalah-masalah nyata.
5.
Menggunakan berbagai alat bantu yang sesuai untuk
meningkatkan pemahaman materi pembelajaran.
6.
Mengkomunikasikan materi pembelajaran secara lisan dan
tertulis.
7.
Mempunyai sikap positif terhadap mata pembelajaran yang
bersangkutan.
Prinsip itu
memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan eksplorasi tentang suatu
perkara yang dipilihkan oleh guru. Siswa akan terlibat lebih aktif dalam
pembelajaran. Jika siswa ikut memilih hal yang dieksplorasi, sesuai dengan
minatnya atau gaya
belajarnya. LKS merupakan alat bagi siswa untuk secara aktif memilih hal yang
dieksplorasi, dan menunjukkan bukti tentang kompetensi siswa, di luar hasil
tes. Dengan kata lain, di samping mengaktifkan siswa, Lembar Kerja Siswa (LKS)
memberikan kesempatan kepada siswa untuk ikut serta dalam penilaian atas
dirinya.
Tes yang lazim
pada masa-masa lalu kebanyakan lebih menekankan pentingnya menilai pemahaman
materi pembelajaran daripada pengetahuan siswa tentang kaidah, algoritma,
prosedur, dan cara berpikir. Dalam hal pembelajaran yang menuntut penguasaan
materi pembelajaran serta pemilikan keterampilan dan sikap yang baik, akan
lebih baik jika digunakan instrumen penilaian yang memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menunjukkan kemampuannya dalam memecahkan masalah, bernalar,
berkomunikasi, melakukan penyelidikan, dan berkreasi.
Untuk maksud
tersebut, LKS merupakan salah satu instrumen yang cocok. Siswa SMP, SMA, dan
SMK tentu berpendapat bahwa materi pembelajaran yang penting adalah materi yang
diujikan atau yang sering muncul dalam tes. Dengan LKS, yang semua isinya akan
dinilai. Siswa dapat diharapkan dapat memberikan perhatian yang tinggi pula
kepada bagian-bagian yang tidak diujikan atau tidak masuk dalam tes. Jika guru
ingin agar siswanya suka melakukan penyelidikan atau melakukan eksplorasi,
tidak sekedar menghafal, dan siswanya tidak mudah melupakan materi tertentu,
maka penggunaan (LKS) merupakan jalan yang cocok untuk maksud itu.
1.3.Fungsi LKS
Penggunaan LKS berfungsi sebagai
berikut.
1.
Menyajikan atau memberikan: bukti yang lebih jelas atau
lebih lengkap tentang kinerja siswa daripada hasil tes di kelas.
2.
Sebagai catatan penilaian yang sesuai dengan program
pembelajaran yang baik.
3.
Merupakan catatan jangka panjang tentang kemajuan
siswa.
4.
Memberikan gambaran tentang kemampuan siswa.
5.
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan
keunggulan dirinya, bukan kekurangan atau kesalahannya dalam mengerjakan soal
atau tugas.
6.
Mencerminkan pengakuan atas bervariasinya gaya belajar siswa.
7.
Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif
dalam penilaian hasil belajar.
8.
Membantu guru dalam menilai kemajuan siswa.
9.
Membantu guru dalam mengambil keputusan tentang
pembelajaran atau perbaikan pembelajaran.
10. Sebagai
bahan yang relatif lengkap untuk berdiskusi dengan orang tua siswa, tentang
perkembangan siswa yang bersangkutan.
11. Membantu
pihak luar untuk menilai program pembelajaran yang bersangkutan.
Jadi, pada
hakikatnya LKS itu adalah Sebagai bahan atau alat untuk membantu guru dan siswa
dalam proses pembelajaran.
2. Pembelajaran dalam KTSP
2.1.Pengertian Pembelajaran
Istilah
pembelajaran merupakan padanan dari kata dalam bahasa Inggris instruction,
yang berarti proses membuat orang belajar. Tujuannya ialah membantu orang
belajar, atau memanipulasi (merekayasa) lingkungan sehingga memberi kemudahan
bagi orang yang belajar. Gagne dan Briggs (1979:28) mendefinisikan pembelajaran
sebagai suatu rangkaian events (kejadian, peristiwa, kondisi, dsb.)
yang secara sengaja dirancang untuk memengaruhi siswa, sehingga proses
pembelajarnya dapat berlangsung dengan mudah.
Pembelajaran
bukan hanya terbatas pada kejadian yang dilakukan oleh guru saja, melainkan
mencakup semua kejadian maupun kegiatan yang mungkin mempunyai
pengaruh langsung pada proses belajar manusia. Pembelajaran mencakup pula
kejadian-kejadian yang dimuat dalam bahan-bahan cetak, gambar, program radio,
televisi, film, slide, maupun kombinasi dari bahan-bahan tersebut. Bahkan saat
ini pemanfaatan berbagai perangkat elektronik, yang berupa program-program
komputer untuk pembelajaran, atau dikenal dengan e-learning
(electronic-learning) seperti: CAI (Computer Assisted Instruction) atau
CAL (Computer
Assisted Learning), belajar melalui internet, SIG (Sistem Informasi
Geografis) pendidikan, web-site sekolah, dll., sudah banyak digunakan
dalam pembelajaran. Dengan demikian, sesuai dengan perkembangan di bidang
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), fungsi pembelajaran bukan hanya
fungsi guru, melainkan juga fungsi pemanfaatan sumber-sumber pembelajaran lain
yang digunakan oleh guru untuk belajar sendiri.
Pada umumnya
orang berpendapat bahwa kegiatan pembelajaran adalah penerapan prinsip serta
teori belajar. Oleh karena itu, bila seseorang telah tahu bagaimana sebenarnya
orang belajar, maka pembelajaran akan berusaha merumuskan cara-cara yang
terbaik untuk membuat orang belajar.
Jadi,
pembelajaran adalah proses membuat orang belajar dengan memanfaatkan berbagai
perangkat elektronik baik berupa program-program komputer maupun pemanfaatan
sumber – sumber pembelajaran lain yang ada relevansinya dengan pembelajaran.
2.2.Prinsip-Prinsip Pembelajaran Menggunakan LKS
Teknologi pembelajaran
dibangun atas dasar prinsip-prinsip yang diambil dari teori psikologi, terutama
teori belajar dan hasil-hasil penelitian dalam kegiatan pembelajaran. Suparman
(1997:31) yang mengutip pendapat Filbeck mengelompokkan prinsip-prinsip yang
digunakan dalam pembelajaran menjadi 12 macam.
1. Prinsip
respon yang berakibat menyenangkan siswa. Implikasinya: (a) perlunya umpan
balik positif dengan segera, (b) keharusan pembelajar untuk aktif membuat
respons, dan (c) perlunya pemberian latihan (exercise) dan tes.
2. Prinsip
kondisi atau tanda untuk menciptakan perilaku tertentu, implikasinya yakni: (a)
perlunya kejelasan mengenai standar kompetensi maupun kompetensi dasar: (b)
penggunaan variasi metode dan media.
3. Prinsip
pemberian akibat yang menyenangkan implikasinya yakni: (a) pemberian isi/materi
pokok yang berguna, (b) imbalan dan penghargaan terhadap keberhasilan
pembelajar. (c) seringnya pemberian latihan dan tes.
4. Prinsip
transfer pada situasi lain implikasinya yakni: (a) pemberian kegiatan belajar
yang mirip dengan kondisi dunia nyata, (b) pemberian contoh-contoh riil/nyata,
dan (c) penggunaan variasi metode dan media.
5. Prinsip
generalisasi dan pembedaan sebagai dasar untuk belajar sesuatu yang komplek.
Implikasinya adalah perlunya keseimbangan dalam memberikan contoh (baik-buruk,
positif-negatif, ganjil-genap, konkrit-abstrak, dsb.).
6. Prinsip
pengaruh status mental terhadap perhatian dan ketekunan Implikasi adalah
perlunya menarik/memusatkan perhatian pembelajar.
7. Prinsip
membagi kegiatan ke dalam langkah-langkah kecil implikasinya yakni: (a)
penggunaan buku teks terprogram (programmed texts atau programmed
instructions), (b) pemenggalan kegiatan menjadi kecil-kecil, disertai
latihan dan umpan balik.
8. Prinsip
pemodelan bagi materi yang kompleks, Implikasinya adalah penggunaan metode dan
media yang dapat menggambarkan model (simplifikasi) dari benda/kegiatan nyata.
9. Prinsip
keterampilan tingkat tinggi terbentuk dari keterampilan-keterampilan dasar,
Implikasinya adalah Standar kompetensi maupun kompetensi dasar hendaknya
dirumuskan seoperasional mungkin dan diturunkan/dijabarkan melalui analisis
instruksional.
10. Prinsip
pemberian informasi tentang perkembangan kemampuan pembelajar. Implikasinya:
(a) urutan pembelajaran dimulai dari yang sederhana bertahap menuju ke yang
makin komplek (the widening horizons or expanding community). (b)
kemajuan harus diinformasikan.
11. Prinsip
variasi dalam kecepatan belajar Implikasi: (a) pentingnya penguasaan materi
prasyarat, (b) kesempatan untuk maju menurut kecepatan masing-masing.
12. Prinsip
persiapan/kesiapan, implikasinya adalah pemberian kebebasan kepada pembelajar
untuk memilih waktu, cara dan sumber belajar lain.
3. Pengertian Prestasi Belajar
Prestasi adalah
suatu yang diadakan (dibuat, dijadikan) dan sebagainya oleh usaha atau pikiran
(Poewardaminta, 1984 : 186). Sedangkan belajar adalah suatu proses yang
ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang (Sudjana, 1989 : 28).
Menurut Rusyan (1994 : 12) belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang
dinyatakan dalam bentuk penguasaan, penggunaan, dan penilaian terhadap sikap
pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan
atau pengalaman yang teroganisasikan.
Dengan
demikian, prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh seseorang (siswa) berkat
adanya usaha atau pikiran dan dinyatakan dalam bentuk penguasaan, penggunaan
dan penilaian terhadap sikap, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat
dalam berbagai aspek kehidupan sehingga tampak pada diri individu itu perubahan
tingkah laku secara kuantitatif setelah yang bersangkutan memperoleh
pengetahuan tertentu yang ditempuh dalam waktu tertentu pula.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Ada beberapa faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar siswa. Secara umum faktor yang memengaruhi
prestasi belajar siswa ada dua yaitu faktor eksternal (yang berasal dari luar
diri siswa) dan faktor internal. Hal ini sesuai dengan pendapat Sudjana (1989:
24) mengemukakan sebagai bahwa prestasi belajar yang dicapai siswa dipengaruhi
oleh faktor dalam diri siswa dan faktor yang berasal dari luar diri siswa.
4.1.Faktor Internal
Salah satu
faktor yang memengaruhi hasil belajar adalah faktor individual siswa
(Suryabrata, 1989: 20). Kondisi siswa dapat dibedakan menjadi dua faktor, fisiologis
dan psikologis.
a.
Faktor Fisiologis
Faktor
fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh terhadap belajarnya seorang yang
dalam keadaan prima berbeda belajarnya dengan orang yang dalam kedaan
kelelahan. Siswa yang kekurangan gizi kemampuan belajarnya di bawah siswa yang
tidak kekurangan gizi. Mereka lebih mudah mengantuk, dan tidak mudah menerima
pembelajaran (Suryabrata, 1989 : 10).
b.
Faktor Psikologis
Banyak faktor
yang memengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran siswa, termasuk
keadaan dan fungsi psikologis. Namun di antara faktor-faktor rohaniah siswa,
pada umumnya yang dipandang lebih esensial adalah sebagai berikut :
1)
Tingkat kecerdasan/intelegensi siswa
Intelegensi pada
umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psikofisik untuk mereaksi atau
menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat (Muhibinsyah, 1995 :
134). Jadi intelegensi (IQ) sebenarnya bukan persoalan kualitas otak saja,
melainkan juga kualitas organ-organ tubuh lainnya. Tingkat kecerdasan atau IQ
siswa sangat menentukan tingkat keberhasilan belajarnya siswa. Ini bermakna
bahwa semakin tinggi kemampuan intelegensi (IQ) seseorang, semakin tinggi
peluangnya untuk meraih sukses. Sebaliknya, semakin rendah kemampuan IQ
seseorang siswa maka semakin kecil peluangnya untuk memperoleh sukses
(Muhibinsyah, 1995 : 135).
2)
Sikap Siswa
Untuk
mengantisipasi kemungkinan munculnya sikap negatif siswa, guru diharapkan
"untuk lebih dahulu menunjukkan sikap positif terhadap dirinya sendiri dan
terhadap mata pembelajaran yang menjadi bidangnya" (Muhibinsyah, 1995:
135).
3)
Bakat Siswa
Bakat merupakan
faktor yang besar pengaruhnya terhadap proses dan hasil belajar seseorang.
Hampir tidak ada orang yang membatasi bahwa belajar pada bidang yang sesuai
dengan bakat seseorang memperbesar kemungkinan berhasilnya usaha itu. untuk
mengetahui bakat siswa, sekolah menempuhnya dengan memberikan berbagai tes baik
free test maupun post test untuk mengukur tingkat bakatnya
(Suryabrata, 1989 : 12).
4)
Minat Siswa
Minat adalah
kecenderungan yang tetap untuk memerhatikan dan mengenang beberapa kegiatan
yang diminati seseorang, diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa
senang (Slameto, 1997 : 136).
Minat belajar
berpengaruh terhadap belajar, karena jika bahan pembelajaran yang dipelajari
tidak sesuai dengan minat siswa, maka siswa tidak akan belajar dengan
sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. Guru dalam kaitan ini
seyogyanya berusaha membangkitkan minat siswa untuk menguasai pengetahuan yang
terkandung dalam mata pembelajaran yang diajarkan.
5)
Motivasi Siswa
Motivasi adalah
kondisi psikologi yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Jadi
motivasi untuk belajar adalah kondisi psikologi yang mendorong seseorang untuk
belajar (Suryabrata, 1989 : 12).
4.2.Faktor Eksternal
Sebagaimana
faktor internal, faktor eksternal juga terdiri atas tiga macam, yaitu keadaan
ekonomi keluarga, faktor lingkungan sosial, dan faktor lingkungan non sosial.
a.
Keadaan Ekonomi Keluarga
Keadaan ekonomi
keluarga erat hubungannya dengan belajar anak, seperti terpenuhinya segala
fasilitas belajar, ruang belajar, meja, kursi, penerangan, alat tulis-menulis
buku dan lainnya. Fasilitas ini hanya akan terpenuhi bagi keluarga yang
berkecukupan, maka oleh sebab itu jika anak yang hidup dalam keadaan miskin,
kebutuhan anak akan kurang terpenuhi. Akibat kesehatan anak terganggu, sehingga
prestasi belajarnya akan rendah (Slameto, 1997 : 62).
b.
Faktor Lingkungan
Faktor
lingkungan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu lingkungan alami dan
lingkungan sosial. Adapun yang termasuk lingkungan alami seperti keadaan suhu,
kelembaban udara berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar (Suryabrata,
1989: 8).
c.
Faktor Lingkungan Non Sosial
Keadaan
sekolah tempat belajar turut memengaruhi tingkat keberhasilan belajar. Kualitas
guru, metode mengajarnya, kesesuaian kurikulum dengan kemampuan anak didik,
keadaan fasilitas/perlengkapan sekolah, keadaan ruangan, jumlah murid perkelas,
pelaksanaan tata tertib sekolah dan sebagainya, semua itu turut memengaruhi
keberhasilan belajar.
Jadi, faktor-faktor
yang memengaruhi prestasi belajar adalah faktor internal yakni faktor yang dari
dalam diri siswa sendiri yakni faktor fisiologis dan faktor psikologis dan
faktor eksternal adalah faktor yang datang dari luar diri siswa yakni faktor
ekonomi keluarga, faktor lingkungan dan faktor non-lingkungan.
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada bab ini dipaparkan tentang
(1) Subjek penelitian; (2) Metode pengumpulan data; dan (3) Tekhnik Analisis
data .
1. Subyek Penelitian
Penelitian ini
menggunakan penelitian populasi dengan subjek penelitian siswa kelas VI (..........)seperti
tertera pada tabel 1 berikut.
Kelas
|
Jumlah siswa
|
Jumlah
|
|
Laki-laki
|
Perempuan
|
||
VI
|
9
|
14
|
23
|
Keterangan: Guru Bahasa Indonesia
kelas VI adalah Yasin, S.Pd.
Dengan demikian, subjek penelitian
ini adalah seorang guru dan seluruh siswa kelas VI (..........)yang berjumlah
23 orang.
2. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada kelas VI (..........)Kecamatan
Soromandi Kabupaten Bima, selama 1
(satu) bulan yaitu pada September 2008.
3. Metode Pengumpulan Data
Adapun metode yang digunakan dalam pengumpulan
data pada penelitian ini adalah:
|
Metode
dokumentasi menurut pendapat yang dikemukakan oleh Riyanto (2003: 103)
merupakan cara pengumpulan data dengan cara mencatat data-data yang sudah ada.
Dalam menggunakan metode dokumentasi ini biasanya peneliti membuat instrument
dokumentasi yang berisi instansi variable-variabel yang akan didokumentasikan
dengan menggunakan check list, untuk mencatat variable yang sudah ditentukan
tadi dan nantinya tinggal membutuhkan tanda check ditempat yang sesuai.
2.2. Metode Observasi
Metode
observasi menurut pendapat yang dikemukakan oleh Riyanto (2001: 96) merupakan
metode pengumpulan data yang menggunakan pengamatan terhadap objek penelitian.
Observasi dapat dilaksanakan secara langsung maupun tidak langsung.
Sesuai dengan
pendapat Riyanto di atas, adapun yang diobservasi atau yang diamati oleh
peneliti pada penelitian ini adalah.
1. Keadan
lingkungan sekolah
2. Sarana
dan Prasarana sekolah.
3. Keadaan
siswa kelas VI dalam ruangan pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung,
khususnya pada saat mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Yang menjadi
subjek atau responden pada saat observasi adalah : Kepala Sekolah, Tata Usaha,
Guru dan Siswa kelas VI yang terdapat di SDN Sowa.
Pada tahap
observasi ini peneliti dituntut untuk mencatat semua masalah yang ada atau data
yang diobservasi. Pendapat yang dikemukakan oleh Arikunto. (2006 : 229) Bahwa
dari peneliti berpengalaman diperoleh suatu petunjuk bahwa mencatat data
observasi bukanlah sekedar mencatat, tetapi juga mengadakan peertimbangan
kemudian mengadakan penilaian ke dalam suatu skala bertingkat.
2.3.Metode Wawancara
Riyanto (2001:
82) menjelaskan juga bahwa metode wawancara atau interview merupakan metode
pengumpulan data yang menghendaki komunikasi langsung antar peneliti dengan
subjek atau responden.
Ada dua jenis pedoman
wawancara yaitu : Pedoman wawancara tidak terstruktur dan pedoman wawancara
terstruktur.
Terkait dengan
konsep atau materi yang diajukan oleh peneliti dalam penelitian ini, maka yang
perlu diwawancarakan adalah seputar tentang materi yang berkaitan dengan wacana
tulis. Adapun yang diwawancarakan adalah bentuk pertanyaan berikut :
1. Apakah
siswa tidak merasa jenuh dengan model pembelajaran yang diterapkan oleh guru
Bahasa Indonesia?
2. Bagaimanakah
minat siswa terhadap materi pembelajaran Bahasa Indonesia yang tidak
menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS).
3. Bagaimanakah
minat siswa terhadap materi pembelajaran Bahasa Indonesia yang menggunakan
Lembar Kerja Siswa (LKS).
4. Apakah
siswa termotivasi dengan materi pembelajaran Bahasa Indonesia dengan
menggunakan Lembar Kerja Siswa.
Yang menjadi
subjek atau responden dalam wawancara ini adalah siswa kelas VI dan Guru Bahasa
Indonesia yang terdapat pada SDN Sowa. Model wawancara di atas semi structured. Dalam hal ini, maka
mula-mula interviwer menanyakan
serentetan pertanyaan yang sudah terstruktur, kemudian satu persatu diperdalam
dalam mengorek keterangan lebih lanjut. Dengan demikian jawaban yang diperoleh
bias meliputi semua variable, dengan keterangan yang lengkap dan mendalam
(Arikunto, 2006: 227)
2.4.Metode tes
Metode tes
yang dijelaskan oleh Riyanto (2001:103) adalah serentetan atau latihan yang
digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, sikap, intelegensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Beberapa macam
jenis yang bisa digunakan dalam pendidikan adalah : tes kepribadian, tes bakat,
tes intelegensi, tes minat, tes prestasi dan tes sikap (performance tes).
Untuk
menentukan tes mana yang kita pakai dalam penelitian, tergantung jenis dan
tujuan penelitiannya. Jenis yang baik adalah tes yang objektif, valid, dan
reliebel.
Sesuai dengan
pendapat Riyanto di atas, banyak hal yang harus di tes dalam penelitian. Tapi
yang paling urgen untuk dites oleh peneliti dalam penelitian ini adalah tes minat dan tes prestasi. Karena kedua
jenis tes ini adalah untuk mendapatkan data-data. Dan seuai dengan model
pembelajaran yang diterapkan yaitu pembelajaran KTSP dengan menggunakan Lembar
Kerja Siswa (LKS). Sehingga diperoleh data prestasi belajar dan aktifitas
siswa.
Yang menjadi
subjek atau responden dalam tes ini adalah siswa kelas VI di SDN Sowa. Yang
menjadi temaptpenelitian.
4. Metode Analisis Data
Metode analisis
data yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif.
Metode ini digunakan mengingat data yang dikumpulkan berupa nilai evaluasi yang
berupa angka-angka, dan penjabaran dalam kesimpulan bersifat pemaparan
(deskriptif).
Analisis data
dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.
·
Menentukan skor tes dari tiap-tiap subjek
penelitian
·
Mengelompokkan skor tersebut dan disusun dalam
tabel analisis hasil evaluasi.
·
Menentukan mean skor tes keseluruhan siswa
dengan menggunakan rumus
M =
|
Ã¥fx
|
n
|
Keterangan
Ã¥fx :
Jumlah frekuensi seluruh siswa
n :
Jumlah populasi
M :
Nilai rata-rata
Menentukan
ketuntasan belajar perorangan. Ketuntasan dapat dicapai apabila siswa
memperoleh nilai > 65 dengan skala 1-100
Menentukan
persentasi ketuntasan klasikal/kelompok, sesuai dengan kurikulum baru dikatakan
tuntas jika persentasi ketuntasan > 85%. Jika belum mencapai angka
tersebut maka diperlukan siklus selanjutnya. Ketuntasan dihitung menggunakan
rumus
KB =
|
P
|
x 100%
|
N
|
Keterangan:
KB = Ketuntasan Belajar
P = Banyaknya siswa yang memperoleh nilai > 65
N = Jumlah Siswa
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab IV ini memaparkan (1) hasil
penelitian yang meliputi penelitian siklus I, II dan III; dan (2) pembahasan
yang meliputi tingkat ketuntasan dan Nilai rata-rata (mean).
1. Hasil Penelitian
Penelitian
dilaksanakan mulai tanggal 09 September 2005 sampai tanggal 11 September 2008
yang dilaksanakan di (..........)tahun pembelajaran 2008-2009. Data kuantitatif
berupa hasil tes evaluasi yang menunjukkan tingkat pencapaian siswa. Data
tersebut selanjutnya dianalisis dengan rumus yang telah ditetapkan sebelumnya
pada bab III.
Rincian
pelaksanaan dan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti diuraikan
menggunakan siklus. Pada tahap penelitian ini, sesuai yang direncanakan dan
ditetapkan sebelumnya bahwa apabila ketuntasan hasil belajar siswa sudah
mencapai targetnya, maka penelitian dibatasi sampai pada siklus ketiga dan
tidak dilanjutkan pada siklus berikutnya.
1.1.Siklus I
Siklus I
dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut.
a.
Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan
meliputi segala tindakan untuk mempersiapkan proses pembelajaran. Pada tahap
ini langkah yang dilakukan sebagai berikut.
1)
Guru Menyiapkan Rencana Persiapan
Pembelajaran (RPP).
2)
|
3)
Guru menentukan metode pembelajaran.
4)
Guru menyiapkan lembar evaluasi sesuai
dengan materi yang akan diajarkan guru.
a.
Pelaksanaan
Tanggal 09 September
2008 dalam rangka penelitian siklus I, peneliti mengunjungi (..........)untuk
mengikuti proses pembelajaran bahasa Indonesia (RPP pada lampiran 2).
Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disusun, yaitu
menggunakan metode ceramah sampai tuntas. Yang diikuti dengan forum
tanya jawab. Guru memberikan jawaban dan pernghargaan bagi siswa yang bertanya.
Setelah forum
tanya jawab selesai, siswa dibagikan lembar evaluasi (lampiran 6) untuk
mengukur kemampuan siswa dalam memahami materi yang telah diajarkan.
b.
Evaluasi
Dari hasil evalusi belajar siswa diperoleh hasil
evaluasi sebagai berikut.
Jumlah
Siswa
|
Banyak
siswa yang tuntas
|
Rata-rata
(mean)
|
Persentasi
Ketuntasan
|
23
|
7
|
63.06
|
30,44%
|
Data hasil analisis evaluasi belajar siswa pada siklus
I selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 9.
Dari tabel di
atas, diperoleh nilai rata-rata kelas 63.06 dan jumlah siswa yang mencapai
ketuntasan belajar sebanyak 7 orang. Sehingga persentasi belajar secara
klasikal pada siklus I sebesar 30.44%. Sesuai dengan ketetapan kurikulum bahwa
ketuntasan harus lebih dari 65%, maka dari data tersebut penelitian siklus I
ini masih belum mencapai standar ketuntasan klasikal dan diharuskan untuk
melalui siklus selanjutnya.
1.2.Siklus II
Siklus II
dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut.
a.
Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan
meliputi segala tindakan untuk mempersiapkan proses pembelajaran. Pata tahap
ini langkah yang dilakukan sebagai berikut.
1)
Guru Menyiapkan Rencana Persiapan
Pembelajaran (RPP).
2)
Guru menyiapkan alat bantu pembelajaran.
3)
Guru menentukan metode pembelajaran.
4)
Guru menyediakan LKS (lampiran 4)
5)
Guru menyiapkan lembar evaluasi sesuai
dengan materi yang akan diajarkan guru.
b.
Pelaksanaan
Tanggal 10 September
2008 dalam rangka penelitian siklus II, peneliti kembali mengunjungi (..........)untuk
mengikuti proses pembelajaran bahasa Indonesia (RPP pada lampiran 2).
Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disusun, yaitu
menggunakan metode ceramah sampai tuntas. Yang diikuti dengan forum
tanya jawab. Setelah itu guru membagikan LKS untuk dikerjakan oleh siswa
dilanjutkan dengan pembahasan.
Setelah
pembahasan LKS selesai, siswa dibagikan lembar evaluasi (lampiran 7) untuk
mengukur kemampuan siswa dalam memahami materi yang telah diajarkan.
c.
Evaluasi
Dari hasil evalusi belajar siswa diperoleh hasil
evaluasi sebagai berikut.
Jumlah
Siswa
|
Banyak
siswa yang tuntas
|
Rata-rata
(mean)
|
Persentasi
Ketuntasan
|
23
|
16
|
65,87
|
69,57%
|
Data hasil analisis evaluasi belajar siswa pada siklus
II selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 10.
Dari tabel di
atas, diperoleh nilai rata-rata kelas 65,87 dan jumlah siswa yang mencapai
ketuntasan belajar sebanyak 16 orang. Sehingga persentasi belajar secara
klasikal pada siklus II sebesar 69,57%. Sesuai dengan ketetapan kurikulum bahwa
ketuntasan harus lebih dari 65%, maka dari data tersebut penelitian siklus II
ini masih belum mencapai standar ketuntasan klasikal dan diharuskan untuk
melalui siklus selanjutnya.
1.3. Siklus III
Siklus III
dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut.
a.
Tahap Perencanaan
Tahap
perencanaan meliputi segala tindakan untuk mempersiapkan proses pembelajaran.
Pata tahap ini langkah yang dilakukan sebagai berikut.
1)
Guru Menyiapkan Rencana Persiapan
Pembelajaran (RPP).
2)
Guru menyiapkan alat bantu pembelajaran.
3)
Guru menentukan metode pembelajaran.
4)
Guru menyediakan LKS (lihat lampiran 5)
5)
Guru menyiapkan lembar evaluasi sesuai
dengan materi yang akan diajarkan guru.
b.
Pelaksanaan
Tanggal 11 September
2008 dalam rangka penelitian siklus II, peneliti kembali mengunjungi (..........)untuk
mengikuti proses pembelajaran bahasa Indonesia (RPP pada lampiran 3).
Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disusun, yaitu
menggunakan metode ceramah sampai tuntas. Yang diikuti dengan forum
tanya jawab. Setelah itu guru membagikan LKS untuk dikerjakan oleh siswa
dilanjutkan dengan pembahasan secara intensif. Pengertian intensif di sini
adalah hubungan interaktif antara guru murid hingga guru bisa memastikan semua
siswa mengetahui kesalahan mereka dalam menyelesaikan LKS.
Setelah
pembahasan LKS selesai, siswa dibagikan lembar evaluasi (lampiran 8) untuk
mengukur kemampuan siswa dalam memahami materi yang telah diajarkan.
c.
Evaluasi
Dari hasil evalusi belajar siswa diperoleh hasil
evaluasi sebagai berikut.
Jumlah
Siswa
|
Banyak
siswa yang tuntas
|
Rata-rata
(mean)
|
Persentasi
Ketuntasan
|
23
|
20
|
80,05
|
86,96%
|
Data hasil analisis evaluasi belajar siswa pada siklus
III selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 11.
Dari tabel di
atas, diperoleh nilai rata-rata kelas 80,05 dan jumlah siswa yang mencapai
ketuntasan belajar sebanyak 20 orang. Sehingga persentasi belajar secara
klasikal pada siklus II sebesar 86,96%. Sesuai dengan ketetapan kurikulum bahwa
ketuntasan harus lebih dari 65%, maka dari data tersebut penelitian siklus III
memenuhi standar ketuntasan yang telah ditetapkan.
2. Pembahasan
2.1.Ketuntasan Klasikal
Dari hasil tes
pada siklus I, ketuntasan klasikal hanya mencapai 30,44% ini berarti tidak
sampai setengah siswa tuntas belajar. Hal ini disebabkan siswa tidak diberikan pelatihan
untuk menguji tingkat kepahaman mereka dalam menguasai materi pembelajaran..
Pada Siklus II,
tingkat ketuntasan mencapai 69,57%. Berarti terjadi peningkatan dari siklus
sebelumnya. Hal ini disebabkan karena siswa mendapatkan kesempatan berlatih
sebelum dilaksanakan evaluasi. Pelatihan di sini memberi kesempatan siswa untuk
mengetahui kekurangan dirinya dalam menguasai materi yang telah diajarkan.
Siklus III,
ketuntasan klasikal meningkat drastis menjadi 86,96%. Hal ini disebabkan karena
pembahasan LKS dikaji secara intensif. Siswa lebih dapat memahami materi yang
telah diajarkan karena telah diprakatikan dalam bentuk LKS. Ketika siswa
melakukan kesalahan dalam mengisi LKS, guru memberikan bimbingan.
2.2.Nilai Rata-Rata (Mean)
Data yang telah
diperoleh dan diproses menunjukkan hasil seperti pada tabel berikut.
No.
|
Siklus
|
Keterangan
|
Jumlah Siswa
|
Nilai rata-rata (mean)
|
1
|
I
|
Non LKS
|
23 orang
|
63,05
|
2
|
II
|
LKS
|
23 orang
|
65,87
|
3
|
III
|
LKS
Intensif
|
23 orang
|
80,05
|
Berdasarkan
hasil analisis data diperoleh mean untuk ujian tanpa LKS sebesar 63,05, mean
untuk ujian dengan LKS sebesar 65,87 dan untuk ujian dengan LKS secara intensif
sebesar 80,05. dari ketiga data tersebut akan diperoleh selisih mean seperti pada tabel berikut.
No.
|
Siklus
|
Nilai rata-rata (mean)
|
Δ mean
|
%
|
1
|
I dan II
|
63,05 : 65,87
|
2,80
|
4,47
|
2
|
II dan III
|
65,87 : 80,05
|
14,18
|
21,53
|
3
|
I dan III
|
63,05 : 80,05
|
17,00
|
26,93
|
Δ mean
menunjukkan besarnya pengaruh pembelajaran menggunakan LKS terhadap prestasi
belajar Bahasa Indonesia pada siswa kelas VI SDN Sowa.
Dari selisih
nilai rata-rata yang diperoleh membuktikan bahwa pembelajaran menggunakan LKS
mempunyai pengaruh yang signifikan (4,47%) daripada tanpa LKS, apalagi dengan
pembahasan LKS yang intensif nilai rata-rata siswa meningkat 21,53% sehingga
jika dibandingkan dengan tanpa LKS, penggunaan LKS intensif dapat meningkatkan
pemahaman siswa 26,93%.
BAB V
PENUTUP
1. Simpulan
Berdasarkan hasil
analisis data maka dapat disimpulkan:
a.
LKS secara intensif dapat meningkatkan derajat
ketuntasan belajar siswa pada kelas VI (..........)hingga dapat memenuhi
standar ketuntasan yang ditetapkan dalam kurikulum.
b.
LKS dapat
meningkatkan kemampuan pemahaman siswa VI (..........)tahun pelajaran 2008-2009
sebesar 4,47% dan jika ditambah dengan pembahasan secara intensif, maka nilai
akan meningkat menjadi 26,93%.
c.
Melihat dari data peningkatan nilai tersebut, maka
penggunaan LKS secara signifikan terhadap prestasi belajar siswa kelas VI (..........)pada
mata pelajaran Bahasa Indonesia.
d.
Pengaruh penggunaan LKS akan sangat optimal (21,53%)
jika diikuti dengan pembahasan secara intensif dengan cara dialog interaktif
siswa dengan guru maupun dengan siswa lain dalam kelas.
2. Saran-Saran
a.
Kepada Kepala Sekolah agar dapat meningkatkan motivasi
guru untuk menggunakan LKS.
b.
|
c.
Kepada peneliti lain agar melakukan penelitian yang
lebih mendalam dan lebih luas terhadap hal-hal yang belum dibahas dalam
penelitian ini.
DAFTAR PUSTAKA
Adiwimarta, dkk. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan, Balai Pustaka : Jakarta.
Ali, Muhammad. 1987. Penelitian Kualitatif, Bina Ilmu: Surabaya.
Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Bina Aksara: Jakarta.
Diknas. 2003. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20
Tahun 2003. Usaha Nasional : Jakarta.
Djamarah, S. Bahri. 1994. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, Usaha
Nasional: Surabaya.
Kartika, Kartono. 1980. Pengantar
Metodologi Reseach Sosial. Alumni: Bandung.
Maman. “Pembelajaran PAKEM”.
Makalah disampaikan dalam workshop SMP/SMA Kabupaten Bima, 14 September 2007.
Muhadjir, Neong, 1996. Metodologi Penelitian, Rakesarasih: Yogyakarta.
Muhibinsyah. 2003. Psikologi
Pendidikan (Dengan Pendekatan Baru). Remaja Rosda Karya: Bandung.
Nurkancana, Wayan. 1986. Evauiasi Pendidikan. Usaha Nasional: Surabaya.
Slamet. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Rineka
Cipta: Jakarta.
Sudjana, Nana. 1994. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Usaha
Nasional: Jakarta.
Sukmadinata, NS. 2002. Pengembangan Kurikulum Teori
dan Praktek. PT Remaja Rosda Karya: Bandung.
Sumardi, Mulyanto. 1972. Pengajaran Bahasa Asing : Sebuah Tinjauan dari Segi Metodologi.
Bulan Bintang: Jakarta.
Surachmad, Winarno. 1990. Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode
Penelitian. CV. Rajawali Press: Jakarta.
Suryabrata, Sumadi. 1989. Psikologi Pendidikan. CV. Rajawali: Jakarta.
Wijaya, Cece. 1991. Kemampuan
Dasar Guru Dalam Proses Belajar Mengajar, Pen. PT. Remaja Rosda Karya: Bandung.
Standar Kompetensi |
Kompetensi Dasar |
Mendengarkan
1.
Memahami teks dan cerita anak yang dibacakan
|
1.1 Menulis hal-hal penting/pokok dari suatu
teks yang dibacakan
1.2 Mengidentifikasi tokoh, watak , latar, tema
atau amanat dari cerita anak yang dibacakan
|
Berbicara
2.
Memberikan informasi dan tanggapan secara lisan
|
2.1 Menyampaikan
pesan/informasi yang diperoleh dari berbagai media dengan bahasa yang runtut, baik dan benar
2.2 Menanggapi
(mengkritik/memuji) sesuatu hal
disertai alasan dengan menggunakan bahasa yang santun
|
Membaca
3.
Memahami teks dengan membaca intensif dan membaca
sekilas
|
3.1 Mendeskripsikan isi dan teknik penyajian
suatu laporan hasil pengamatan/kunjungan
3.2 Menanggapi informasi dari kolom/rubrik khusus (majalah anak, koran, dll.)
|
Menulis
4.
Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi secara
tertulis dalam bentuk formulir, ringkasan, dialog, dan parafrase
|
4.1 Mengisi formulir (pendaftaran, kartu
anggota, wesel
pos, kartu pos, daftar riwayat hidup,
dll.) dengan benar
4.2 Membuat ringkasan dari teks yang dibaca atau
yang didengar
4.3 Menyusun percakapan tentang berbagai topik
dengan memperhatikan penggunaan ejaan
4.4 Mengubah puisi ke dalam bentuk prosa dengan
tetap memperhatikan makna puisi
|
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/ Semester : 6/ pertama
Standar Kompetensi : Mengungkapkan pikiran,perasaan,dan
informasi secara tertulis dalam bentuk formulir,ringkasan,dialog dan paraphrase
Kompetensi
Dasar
|
Indikator
|
Materi
Pokok
|
Kegiatan
Belajar
|
Alokasi
Waktu
|
Alat
dan Sumber Bahan
|
Penilaian
|
4.Menulis
4.2
Membuat ringkasan dari teks yang dibaca atau yang didengar
|
·
Siswa dapat
membaca cerita pendek
·
Siswa dapat
menjawab pertanyaan berdasarkan yang
dibaca
·
Siswa dapat
menentukan urutan peristiwa cerita
pendek
·
Siswa dapat
meringkas cerita yang dibaca
Berdasarkan urutan peristiwa
·
Siswa dapat
mengidentifikasi kata-kata bersinonim
yang terdapat dalam teks bacaan
·
Siswa dapat
mencari antonym kata yang terdapat dalam bacaan
|
Teks
Cerita Pendek
|
·
Membaca
cerita pendek
·
Menjawab pertanyaan berdasarkan cerita yang dibaca
·
Menentukan
urutan peristiwa cerita pendek
·
Meringkas
cerita yang dibaca berdasarkan
urutan peristiwa
·
Mengidentifikasi kata-kata bersinonim yang terdapat dalam teks bacaan
·
Mencari antonym
kata yang terdapat dalam bacaan
|
2 X
pertemuan
4 X
35 menit
|
Kurikulum
2006
Buku
Bina Bahasa Indonesia hal. 63-66 Penerbit Erlangga
|
·
Lisan
·
Tertulis
·
Penugasan
|
RENCANA
PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP)
SIKLUS
I DAN II
Sekola : SDN
Sowa
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Smester :VI/ Pertama
Hari/Tanggal :
Pertemuan Pertama : Selasa, 9 September 2008
Pertemuan Kedua : Rabu, 10 September 2008
Alokasi
Waktu : 4 X 35 menit ( 2 X Pertemuan )
Standar Kompetansi :
Mengungkapkan
pikiran,perasaan,dan informasi secara tertulis dalam bentuk
formulir,ringkasan,dialog dan parafrase
Kompetensi Dasar
Membuat ringkasan dari teks yang dibaca atau didengar
Indikator
·
Siswa dapat membaca cerita pendek dengan lancar
·
Siswa dapat
menjawab pertanyaan berdasarkan cerita pendek yang dibaca
·
Siswa dapat menentukan urutan peristiwa cerita
pendek dengan baik
·
Siswa dapat merigkas cerita pendek yang dibaca
·
Siswa dapat mengidentifikasi kata-kata
bersinonim yang terdapat dalam cerita
yang dibaca dengan tepat
·
Siswa dapat mencari antonym kata-kata yang
terdapat dalam cerita yang dibaca dengan
tepat
1. Tujuan Pembelajaran
Siswa
dapat menganalisis dan merangkum cerita yang dibaca atau didengar
2. Materi Pembelajaran
Teks
Cerita Pendek
3. Metode Pembelajaran
Pertemuan
Pertama
a.
Ceramah
b.
Inkuiri
Pertemuan
Kedua
c.
Ceramah
d.
Inkuiri
e.
LKS (lampiran
4)
4.
Langkah-langkah
Pembelajaran
Pertemuan Pertama
a.
Kegiatan Awal :
·
Doa Pembuka
·
Menginformasikan kompetensi dasar yang akan
dipelajari
·
Tanya jawab tentang materi pelajaran yang
akan dipelajari
b.
Kegiatan Inti :
Pertemuan
pertama
·
Membaca cerita pendek
·
Menjawab pertanyaan berdasrkan cerita
pendek yang dibaca
·
Menentukan urutan peristiwa cerita pendek
·
Meringkas cerita pendek yang dibaca
c. Kegiatan
Akhir :
·
Menyimpulkan Materi
·
Memberikan penugasan dan Evaluasi
·
Doa penutup
Pertemuan kedua
a.
Kegiatan Awal :
·
Doa Pembuka
·
Menginformasikan kompetensi dasar yang akan
dipelajari
·
Tanya jawab tentang materi pelajaran yang
akan dipelajari
b.
Kegiatan Inti :
Pertemuan
pertama
·
Membaca cerita pendek
·
Mengidentifikasi kata-kata bersinonim yang terdapat dalam cerita yang dibaca
·
Mencari antonym kata-kata yang terdapat dalam
cerita yang dibaca
c.
Kegiatan Akhir
:
·
Menyimpulkan Materi
·
Memberikan penugasan dan Evaluasi
·
Doa penutup
5.
Metode/Sumber Belajar:
Saya Senang
Berbahasa Indonesua Standar Isi KTSP 2006 penerbi Erlangga.
6. Penilaian :
a. Teknik Penilaian : Tes Tulisan
b. Bentuk penilaian : Isian
c. Alat dan pedoman :
Pertemuan pertama : Soal-soal (lampiran 6)
Pertemuan kedua : Soal-soal (lampiran 7)
Mengatahui Sowa,
8 September 2008
Kepala (..........) Guru Bahasa
Indonesia
Yasin, S.Pd. Yasin
H. Ramli, S.Pd.
NIP. 131 349 666 NIP 132 035
171
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/ Semester : 6/ pertama
Standar Kompetensi : Memahami teks dan cerita anak yang dibaca
Kompetensi
Dasar
|
Indikator
|
Materi
Pokok
|
Kegiatan
Belajar
|
Alokasi
Waktu
|
Alat
dan Sumber Bahan
|
Penilaian
|
1.Mendengarkan
.1.2
Mengidentifikasi tokoh,watak,latar, tema,atau amanat dari cerita anak yang
dibaca
|
· Siswa dapat mendengarkan Cerita anak yang dibaca guru
· Siswa dapat menjawab pertanyaan
· Siswa dapat mencatat tokoh cerita dan sifat tokoh
· Siswa dapat menentukan latar dan tema atau amanat cerita
· Siswa dapat menentukan alur atau urutan peristiwa
· Siswa dapat meringkas cerita anak yang didengarkan urutan yang telah
ditentukan
|
Teks
Cerita Anak
|
· Mendengarkan Cerita anak yang dibaca guru
· Menjawab
pertanyaan
· Mencatat tokoh cerita dan sifat tokoh
· Menentukan latar
dan tema atau amanat cerita anak
· Menentukan alur
atau urutan peristiwa
· Meringkas cerita anak yang didengarkan berdasarkan urutan yang telah ditentukan
|
1 X pertemuan
2X 35 menit
|
Kurikulum
2006
Buku
Bina Bahasa Indonesia hal 78-79 Penerbit Erlangga
|
· Lisan
· Tertulis
· Penugasan
|
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP) SIKLUS III
Sekolah : SDN Sowa
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Smester : VI/ Pertama
Hari/Tanggal : Kamis, 11 September 2008
Waktu : 2 X 35 menit ( 1 X Pertemuan )
Standar Kompetansi :
Memahami teks dan cerita anak
yang dibacakan
Kompetensi Dasar
Mengidentifikisai
tokoh,watak,latar,tema atau amanat dari cerita anak yang dibacakan
Indikator
·
Siswa dapat mendengarkan cerita anak yang
dibacakan guru
·
Siswa dapat menjawab pertanyaan
·
Siswa dapat mencatat tokoh cerita dan sifat tersebut
·
Siswa dapat menentukan latar dan tema cerita anak
·
Siswa dapat menentukan alur atau urutan cerita
anak yang dibaca
·
Siswa dapat meringkas cerita anak yang
berdasarkan urutan peristiwa yang telah ditentukan
1. Tujuan Pembelajaran
Siswa
dapat menganalisis dan merangkum cerita yang dibaca atau didengar
2. Materi Pembelajaran
Teks
Cerita Pendek
3. Metode Pembelajaran
a.
Ceramah
b.
Inkuiri
c.
LKS (Lampiran
5)
4.
Langkah-langkah
Pembelajaran
a.
Kegiatan Awal :
·
Doa Pembuka
·
Menginformasikan kompetensi dasar yang akan
dipelajari
·
Tanya jawab tentang materi pelajaran yang
akan dipelajari
b.
Kegiatan Inti :
·
Mendengarkan cerita anak yang dibacakan guru
·
Menjawab pertanyaan
·
Mencatat tokoh cerita dan sifat tokoh cerita
tersebut
·
Menentukan latar dan tema cerita anak
·
Menentukan alur atau urutan cerita anak
yang dibaca
·
Meringkas cerita anak yang diperdengarkan
·
berdasarkan urutan peristiwa yang telah
ditentukan
c.
Kegiatan Akhir
:
·
Menyimpulkan Materi
·
Memberikan penugasan dan Evaluasi
·
Doa penutup
5.
Sumber Belajar:
Saya Senang
Berbahasa Indonesia Standar Isi KTSP 2006 penerbi Erlangga.
6. Penilaian :
a. Teknik
Penilaian : Tes Tulisan
b. Bentuk penilaian : Isian
c. Alat dan
pedoman penilaian :
Lampiran 8
Mengatahui Sowa, 11
September 2008
Kepala (..........) Guru Bahasa Indonesia
Yasin, S.Pd. Yasin H.
Ramli, S.Pd.
NIP. 131 349 666 NIP 132 035 171
Nama : …………………………..
|
Paraf Guru
|
Nilai
|
Kelas : …………………………..
|
|
|
Tanggal : …………………………..
|
MENGUJI SAHABAT SEJATI
Rara adalah seorang putri di
sebuah kerajaan. Parasnya cantik dan sikapnya santun. Ia
pun tidak sombong. Banyak yang suka kepadanya. Tidak heran jika ia
mempunyai banyak teman. Namun, Putri Rara masih ragu.
Jangan-jangan mereka berteman dengannya hanya karena ia seorang putri raja.
Putri Rara sedih memikirkannya. Ia ingin memiliki seorang sahabat
yang bisa ia percaya. Tempat ia berbagi suka dan duka.
Tentukan sinonim dari kata-kata
yang bercetak tebal di atas.
1.
Parasnya = _______________________
2.
Cantik = _______________________
3.
sikapnya = _______________________
4.
Santun = _______________________
5.
Sombong =
_______________________
6.
Teman = _______________________
7.
Ragu = _______________________
8.
Sedih = _______________________
9.
Memiliki = _______________________
10. suka = _______________________
Bagaimana cara untuk
mengetahuinya? Tidak mungkin jika ia harus menanyakan langsung pada
teman-temannya. Mereka pasti akan menjawab, bahwa merekalah sahabat sejatinya.
Suatu pagi setelah mandi, Putri
Rara bercermin. Ia tersenyum. Ada
noda tinta di hidungnya. Pasti bekas semalam ia menulis. Ketika melihat noda
itu, “Ah, aku ada akal!” gumam Putri Rara gembira.
Putri Rara sengaja tidak
menghapus noda itu, ia berpura-pura tidak mengetahui kalau ada tinta di
hidungnya. Hari ini ia akan menguji ketulusan teman-temannya. Ada tujuh putri bangsawan yang selalu berada
di dekatnya. Mereka bermain dan belajar bersama. Hari ini, Putri Rara
dan ketujuh temannya akan belajar menulis puisi.
Putri Rara memasuki ruang
belajar. Teman-temannya menyambut hangat. Hanya ada enam putri yang hadir
karena Luna sedang sakit.
Ketika Putri Rara pergi ke kamar
mandi, didengarkan suara tawa. Tawa keenam teman dan guru puisinya. Betapa sedih
hati Putri Rara. Ia tahu mereka menertawakan dirinya. Ternyata ia tidak
mempunyai sahabat sejati.
“Apa itu di wajahmu, Putri Rara?”
Ujar Luna dari tempat tidurnya, saat Putri Rara datang menjenguk.
“Mari kubersihkan,” kata Luna
kembali. Ia lalu membasahi sapu tangan kesayangannya. Kemudian, ia mengelap
hidung Putri Rara sampai noda tinta itu hilang.
Putri Rara menangis terharu.
Ternyata ia masih mempunyai sahabat. Lunalah sahabat sejatinya. Sahabat yang
tidak akan menertawakannya di belakang saat ia mempunyai cela.
Tentukan sinonim dari kata-kata
yang bercetak tebal di atas.
1.
gembira >< _______________________
2.
dekat >< _______________________
3.
masuk >< _______________________
4.
sedih >< _______________________
5.
datang >< _______________________
Nama : …………………………..
|
Paraf Guru
|
Nilai
|
Kelas : …………………………..
|
|
|
Tanggal : …………………………..
|
CINCIN MAMA
Sudah dua hari
ini Lala ngambek. Ia ingin sekali memakai cincin mamanya ke sekolah. Namun,
mamanya melarang. Mama Lala tidak mengizinkan anaknya memakai perhiasan ke
sekolah.
Pagi ini Lala
ke sekolah dengan bersungut-sungut. Ia akan melihat lagi Indah dan Wiwit
memakai cincin di jari manisnya. Lala iti melihat kedua temannya memakai
cincin.
Sesampai di
sekolah, lala segera masuk ke kelas. Dimasukannya tasnya ke dalam laci meja.
Kemudian, Lala duduk menyendiri di bangku. Tidak berapa lama, Suci, teman
sebangkunya datang. Wajahnya berseri-seri.
Suci menyapa
Lala dengan gembira. Namun, Lala hanya tersenyum. Tiba-tiba Lala melihat
sesuatu berkilau di jari suci. Ternyata Suci memakai cincin. Menurut Suci,
cincin itu adalah hadiah ulang tahun dari pamannya. Hati Lala semakin iri. Lala
bertekad memaksa mamanya agar ia boleh memakai cincin mamanya.
Tidak lama
kemudian bel masuk berdentang. Hari ini pelajaran pertama VI adalah olah raga.
Lala dan teman-teman segera berganti pakaian dan menuju lapangan. Pagi ini Pak
Hasan ingin menilai murid-murid dalam lari seratus meter.
Selesai
berolah raga, semua murid berganti pakaian dan masuk kelas. Tiba-tiba Suci
tersentak. Kemudian dengan buru-buru, ia membokar tasnya. Ia mencari-cari
sesuatu dalam tasnya. Agaknya, ia mencari cincinnya. Semua teman ikut
mencarinya. Namun, cincin Suci tidak ditemukan. Ternyata cincin Suci hilang.
Suci menangis.
Tiba-tiba hati
Lala merasa lega. Ia bersyukur tidak memakai cincin sekolah. Ia jadi merasa
malu kepada mamanya.
Tiba-tiba hati
Lala merasa lega. Ia bersyukur tidak memakai cincin di sekolah. Ia jadi merasa
malu pada mamanya.
Sepulang
sekolah, Lala menemui mamanya. Ia berkata pada mamanya bahwa ia tidak jadi
pinjam cincin mama. Ia khawatir cincin itu hilang jika dipakainya.
Mama tersenyum
mendengar kata-kata Lala. Mama bersyukur, Lala menyadari kekeliruannya.
Disadur dari :
Cincin Mama oleh Eko Cahyono dalam Bobo tahun XXX, 26 Desember 2002
Jawab pertanyaan di bawah ini!
1.
Mama tidak mengizinkan Lala memakai cincin ke sekolah,
Bagaimana Sifat Mama?
2.
Lala ingin memakai cincin seperti indah, temannya.
Bagaimana sifat Lala?
3.
Siapa yang membanggakan cincinnya? Bagaimana sifat anak
itu?
4.
Lala menyadari kekeliruannya. Lala minta maaf kepada
mamanya. Tunjukkan kalimat dalam bacaan yang menjelaskan sifat Lala itu.
Jelaskan sifat tokoh-tokoh
yang telah kamu tulis
Mama _____________________________________________________
__________________________________________________________________________________________________________________________________________
Lala ___________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Suci ___________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Jawablah
pertanyaan di bawah ini dengan benar!
Di
mana Mama melarang Lala untuk memakai cincin ke sekolah? __________________
Tunjukkan
kalimat dalam cerita yang menjelaskan tempat kejadian itu!
________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Di
mana Suci kehilangan cincinnya? ___________________________________
Tunjukkan
kalimat yang menunjukkan tempat kejadian itu!
________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Ganti
kata bercetak tebal di bawah ini dengan barang-barang yang sebaiknya tidak kamu
bawa ke sekolah.
Ke
sekolah sebaiknya tidak memakai perhiasan emas.
Ke
sekolah sebaiknya tidak memakai __________________________
Ke
sekolah sebaiknya tidak memakai __________________________
Ke
sekolah sebaiknya tidak memakai __________________________
Ke
sekolah sebaiknya tidak memakai __________________________
Ceritakan
kembali cerita tersebut dengan bahasamu sendiri.
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________________________________________________
_______________________________________________________________________
_______________________________________________________________________
_______________________________________________________________________
_______________________________________________________________________
_______________________________________________________________________
Nama : …………………………..
|
Paraf Guru
|
Nilai
|
Kelas : …………………………..
|
|
|
Tanggal : …………………………..
|
PERSAHABATAN ANDI DAN DIDI
Andi dan Didi bersahabat. Andi
siswa kelas VI SD. Didi tidak bersekolah. Didi bekerja membantu otang tuanya berjualan nasi dekat pasar.
Walaupun begitu, persahaban antara Andi dan Didi berjalan lancar.
Sebetulanya, Didi cerdas. Dia
sudah bersekolah sampai kelas V. karena orang tuanya tidak sanggup membiayai
sekolahnya, Didi tidak bersekolah.
Sudah lama Andi menaruh simpati
kepada Didi. Ia ingin sekali menolong Didi. Andi tahu. Didi ingin bersekolah
lagi. Anfi akan mengutarakan keinginannya menolong Didi kepada ayahnya.
Malam itu di rumah, Andi
mengutarakan keinginannya kepada ayahnya.
“Ayah tahu teman Andi yang
bernama Didi’kan?” tanya Andi.
“Didi yang membantu orang tuanya
berjualan itu,” kata ayahnya.
“Benar, Yah!” jawab Andi.
“Ada apa dengan Didi? Apakah ia sakit?” tanya
ayah Andi.
“Tidak, Yah. Saya kasihan
kepadanya. Ia ingin bisa sekolah lagi. Tapi, orang tuanya tidak mampu membiayai
sekolahnya. Saya ingin sekali menolongnya.”
“Bagaimana kamu akan menolongnya,
Andi?” ayahnya bertanya.
“Saya belum tahu, Yah. Apakah
Ayah punya saran?” kata Andi balik bertanya.
Sambil tersenyum, ayah Andi
berkata, “Ajaklah Didi dan ayahnya kemari. Ayah akan mengangkat Didi menjadi
anak asuh. Didi bisa bersekolah dan tetap membantu orang tuanya.”
Andi senang sekali mendengar
kata-kata ayahnya. Keesokan harinya Andi mengajak Didi dan ayahnya ke rumah.
Mereka dipertemukan Andi dengan Ayahnya. Ayah Andi mengutarakan maksudnya
kepada ayah Didi. Ayah Andi akan mengangkat Didi menjadi anak asuhnya.
Ayah Didi menyetujui keinginan
ayah Andi. Ayah Didi sangat berterima kasih kepada ayah Andi. Didi bersyukur
kepada Tuhan. Didi pun berterima kasih kepada Andi dan ayahnya.
Didi berjanji kepada ayahnya dan
ayah Andi. Ia akan belajr dengan sungguh-sungguh. Ia juga akan tetap bekerja
membantu orang tuanya.
Disadur dari Anto bersekolah
Lagi, Intan.
1.
Jawablah pertanyaan di bawah ini!
a. Sebutkan tokoh-tokoh dalam
cerita di atas.
b.
____________________
c.
____________________
d.
____________________
e.
____________________
d.
Bagaimana sifat-sifat tokoh dalam cerita itu?
a.
____________________
b.
____________________
c.
____________________
d.
____________________
e.
Di manakah tempat terjadinya peristiwa dalam cerita
itu? ___________
f.
Tunjukkan kalimat atau paragraf yang mendukung tempat
terjadinya peristiwa dalam cerita itu!
a.
_________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
b.
_________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
g.
Apakah tema cerita itu?
___________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
A.
Tulislah urutan-urutan peristiwa dalam cerita
tersebut!
1.
__________________________________________
2.
__________________________________________
3.
__________________________________________
4.
__________________________________________
5.
__________________________________________
KUNCI JAWABAN
b.
Jawablah pertanyaan di bawah ini!
1.
Sebutkan tokoh-tokoh dalam cerita di atas.
a.
Andi
b.
Ayah Andi
c.
Didi
d.
Ayah Didi
2.
Bagaimana sifat-sifat tokoh dalam cerita itu?
a.
Andi :
Penolong
b.
Ayah Andi :
Bijak dan Dermawan
c.
Didi : Rajin
membantu
d.
Ayah Didi :
Kurang mampu mebiayai sekolah Didi
3.
Di manakah tempat terjadinya peristiwa dalam cerita
itu? Rumah Andi
4.
Tunjukkan kalimat atau paragraf yang mendukung tempat
terjadinya peristiwa dalam cerita itu!
a.
Malam itu di
rumah, Andi mengutarakan keinginannya kepada ayahnya
b.
Keesokan
harinya Andi mengajak Didi dan ayahnya ke rumah.
5.
Apakah tema cerita itu?
Menolong sesama
c.
Tulislah urutan-urutan peristiwa dalam cerita
tersebut!
1.
Andi
menyampaikan maksud untuk menolong Didi pada ayahnya
2.
Ayah
Andi menyepakati usul Andi
3.
Andi
Mengajak Didi dan Ayah Didi ke rumah
4.
Ayah Andi
menyampaikan niat mengangkat Didi jadi anak asuh
5.
Ayah
Didi setuju
PEDOMAN PENSKORAN
Soal
|
Penilaian
|
skor
|
A.1
|
Tepat
Kurang Tepat
Tidak Tepat
|
2
1
0
|
A.2
|
Tepat
Kurang Tepat
Tidak Tepat
|
2
1
0
|
A.3
|
Benar
Salah
|
2
0
|
A.4
|
Lengkap
Kurang lengkap
Salah/tidak menjawab
|
2
1
0
|
A.5
|
Tepat
Kurang Tepat
Tidak Tepat
|
2
1
0
|
B
|
Skala nilai 1-10
|
PENILAIAN
Keterangan :
IP = Indeks Prestasi
NS = Nilai Siswa
20 + Nilai perolehan Maksimal (20)
Nama : …………………………..
|
Paraf Guru
|
Nilai
|
Kelas : …………………………..
|
|
|
Tanggal : …………………………..
|
B.
Carilah
sinonim dari kata-kata berikut ini!
1.
menjahili = _______________________
2.
menyuruh = _______________________
3.
sampai = _______________________
4.
ketika =
_______________________
5.
di depan = _______________________
6.
rumah =
_______________________
7.
luas = _______________________
8.
bunyi = _______________________
9.
susah = _______________________
10.
senang = _______________________
C.
carilah
antonim dari kata-kata berikut ini!
1.
terakhir >< _______________________
2.
kakak ><
_______________________
3.
membeli >< _______________________
4.
di depan >< _______________________
5.
di atas >< _______________________
6.
panjang >< _______________________
7.
ringan ><
_______________________
8.
jauh ><
_______________________
9.
bagus ><
_______________________
10.
besar ><
_______________________
KUNCI JAWABAN
Lembar evaluasi siklus II
A.
1.
menjahili = mengusili
2.
menyuruh = memerintah
3.
sampai = hingga
4.
ketika = saat
5.
di depan = di muka
6.
rumah = tempat tinggal
7.
luas = lapang
8.
bunyi = suara
9.
susah = sulit
10.
senang = riang
B.
1.
terakhir >< pertama
2.
kakak >< adik
3.
membeli >< menjual
4.
di depan >< di belakang
5.
di atas >< di bawah
6.
panjang >< pendek
7.
ringan >< berat
8.
jauh >< dekat
9.
bagus >< jelek
10.
besar >< kecil
PEDOMAN SKORING
Untuk jawaban benar di setiap
nomor bernilai 1 dan salah bernilai 0
PENILAIAN
Keterangan :
IP = Indeks Prestasi
NS = Nilai Siswa
20 = Nilai perolehan Maksimal (20)
Nama : …………………………..
|
Paraf Guru
|
Nilai
|
Kelas : …………………………..
|
|
|
Tanggal : …………………………..
|
Dengarkan Cerita Anak yang dibacakan gurumu!
A.
Jawablah pertanyaan di bawah ini!
1.
Sebutkan tokoh-tokoh dalam cerita di atas.
a.
________________
b.
________________
c.
________________
d.
________________
2.
Bagaimana sifat-sifat tokoh dalam cerita itu?
a.
________________
b.
________________
c.
________________
d.
________________
3.
Di manakah tempat terjadinya peristiwa dalam cerita
itu? ___________
4.
Tunjukkan kalimat atau paragraf yang mendukung tempat
terjadinya peristiwa dalam cerita itu!
a.
_________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
b.
_________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
c.
_________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
d.
_________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
5.
Apakah tema cerita itu?
___________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
B.
Ceritakan
kembali cerita tersebut dengan bahasamu sendiri.
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________________________________________________
_______________________________________________________________________
_______________________________________________________________________
_______________________________________________________________________
_______________________________________________________________________
_________________________________________________________________
KUNCI JAWABAN
SI BLIRIK
Suatu hari induk itik mengajak
ketiga anaknya mencari makan. Mereka mencari makan di sebuah sungai.
Blirik, salah satu anak itik,
tidak mau mencari makan. Ia berenang meninggalkan induknya dan
saudara-saudaranya. Ia berenang ke arah hulu sungai.
Tidak berapa lama kemudian,
Blirik bertemu dengan rombongan angsa. Blirik berkenalan dengan salah satu anak
angsa. Nama anak angsa itu Putih.
Putih mengajak Bliriki ke
rumahnya. Kata Putih, di dekat rumahnya banyak makanan. Blirik tertarik dengan
ajakan Putih. Besok pagi Blirik akan ke tempat Putih. Mereka bersepakat
bertemu di tengah sungai. Kemudian, mereka
berenang ke dekat rumah putih.
Malam itu Blirik tidak dapat
tidur. Menjelang fajar, Blirik mengendap-endap meninggalkan kandangnya. Blirik
segera berlari menuju sungai. Sesampai di sungai Blirik segera berenang menuju
tengah sungai.
Perjalanan Blirik pun sampai di
tempat yang disepakati kemarin. Putih sudah menunggu Blirik. Putih dan Blirik
lalu berenang ke hulu. Mereka berenang sambil mencari ikan-ikan kecil.
Karena asyik, Blirik dan Putih
tidak menyadari bahaya mengancam.. seekor ular berjalan pelan menanti mangsanya
lengah. Tiba-tiba saja dia ulat itu meluncur sangat cepat ke arah Blirik. Putih
berteriak menyuruh Blirik lari. Blirik kaget, ia segera berenang ke darat.
Dengan susah payah, Blirik
berhasil mencapai daratan. Blirik menoleh ke belakang. Dilihatnya ular itu
meluncur dengan cepat. Blirik semakin ketakutan.
Tiba-tiba terdengar,
‘Teot… teot… teot…!” makin lama
suara itu makin melemah. Suara itu berasal dari katak yang ditangkap ular.
Blirik bersyukur terhindar dari
bahaya, namun, ia menyesali perbuatannya. Blirik berenang ke arah hilir sungai.
Tiba-tiba ia mendengar namanya dipanggil. Panggilan itu berasal dari induknya.
Blirik berlari menuju induknya. Blirik minta maaf kepada induknya. Ia berjanji
tidak akan mengulangi perbuatannya.
Disadur dari : “Si Blirik” oleh
Thres Sujiati dalam Warisan untuk Anto, Y.B. Margantoro dkk., Adicita Karya
Nusa, 1999.
A.
Jawablah pertanyaan di bawah ini!
1.
Sebutkan tokoh-tokoh dalam cerita di atas.
a.
Si Blirik
b.
Ibu Si
Blirik
c.
Putih
d.
Ular
2.
Bagaimana sifat-sifat tokoh dalam cerita itu?
a.
Si Blirik :
Suka Bermain
b.
Ibu Si
Blirik : Penyayang
c.
Putih :
Bersahabat
d.
Ular : Ganas
3.
Di manakah tempat terjadinya peristiwa dalam cerita
itu? Sungai, dan kandang
4.
Tunjukkan kalimat atau paragraf yang mendukung tempat
terjadinya peristiwa dalam cerita itu!
Sungai
a.
Mereka mencari makan di sebuah sungai.
b.
Ia berenang ke arah hulu sungai
c.
Mereka bersepakat bertemu di tengah sungai
d.
Blirik segera berlari menuju sungai. Sesampai di sungai
Blirik segera berenang menuju tengah sungai
Kandang
a.
Blirik mengendap-endap meninggalkan kandangnya
5.
Apakah tema cerita itu?
Minta izin orang tua jika ingin bermain
B.
Ceritakan
kembali cerita tersebut dengan bahasamu sendiri.
PEDOMAN
PENSKORAN
Soal
|
Penilaian
|
skor
|
A.1
|
Tepat
Kurang Tepat
Tidak Tepat
|
2
1
0
|
A.2
|
Tepat
Kurang Tepat
Tidak Tepat
|
2
1
0
|
A.3
|
Benar
Salah satu benar
Salah
|
2
1
0
|
A.4
|
Lengkap
Kurang lengkap
Salah/tidak menjawab
|
2
1
0
|
A.5
|
Tepat
Kurang Tepat
Tidak Tepat
|
2
1
0
|
B
|
Skala nilai 1-10
|
PENILAIAN
Keterangan
:
IP = Indeks Prestasi
NS = Nilai Siswa
20 + Nilai perolehan Maksimal (20)
No.
|
Nama Siswa
|
Skor per soal
|
Perolehan
|
Skor Maksimal
|
IP
|
Ketuntasan
|
||||||
A
|
B
|
Ya
|
Tidak
|
|||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
||||||||
1
|
Anhar
|
1
|
2
|
1
|
1
|
0
|
4
|
9
|
20
|
45
|
|
ü
|
2
|
Arif Budiman
|
2
|
1
|
0
|
0
|
1
|
5
|
9
|
20
|
45
|
|
ü
|
3
|
Bima Sakti
|
2
|
2
|
1
|
1
|
0
|
8
|
14
|
20
|
70
|
ü
|
|
4
|
Deslia Dinda F
|
0
|
0
|
0
|
2
|
1
|
5
|
8
|
20
|
40
|
|
ü
|
5
|
Firman
|
0
|
0
|
0
|
0
|
2
|
4
|
6
|
20
|
30
|
|
ü
|
6
|
Fitria Ningsih
|
1
|
2
|
1
|
1
|
1
|
7
|
13
|
20
|
65
|
|
ü
|
7
|
Ikbal
|
2
|
2
|
1
|
2
|
1
|
8
|
16
|
20
|
80
|
ü
|
|
8
|
Jiastuti
|
2
|
1
|
2
|
2
|
2
|
9
|
18
|
20
|
90
|
ü
|
|
9
|
Karman
|
1
|
0
|
2
|
1
|
2
|
7
|
13
|
20
|
65
|
|
ü
|
10
|
Kartiaty
|
1
|
2
|
2
|
2
|
1
|
7
|
15
|
20
|
65
|
|
ü
|
11
|
Megawati
|
1
|
2
|
2
|
0
|
0
|
7
|
12
|
20
|
60
|
|
ü
|
12
|
Muraidin
|
0
|
0
|
0
|
1
|
1
|
3
|
5
|
20
|
25
|
|
ü
|
13
|
Muthmainnah
|
0
|
1
|
1
|
2
|
2
|
6
|
12
|
20
|
60
|
|
ü
|
14
|
Nur Islamiah
|
0
|
2
|
1
|
2
|
2
|
7
|
14
|
20
|
70
|
ü
|
|
15
|
Nurhai Ratu Ningsing
|
2
|
1
|
0
|
0
|
1
|
4
|
8
|
20
|
40
|
|
ü
|
16
|
Pujiati
|
2
|
1
|
2
|
0
|
0
|
6
|
11
|
20
|
55
|
|
ü
|
17
|
Rizki Eka Nugraha
|
2
|
2
|
1
|
1
|
2
|
8
|
16
|
20
|
80
|
ü
|
|
18
|
Sofiatin
|
1
|
2
|
2
|
1
|
1
|
8
|
15
|
20
|
75
|
ü
|
|
19
|
Sri Wahyuningsih
|
2
|
1
|
1
|
0
|
0
|
7
|
11
|
20
|
55
|
|
ü
|
20
|
Susi Susanti
|
1
|
2
|
2
|
2
|
1
|
8
|
16
|
20
|
80
|
ü
|
|
21
|
Syahbuddin
|
2
|
1
|
1
|
2
|
2
|
8
|
16
|
20
|
80
|
ü
|
|
22
|
Vivi Permata Sari
|
1
|
2
|
2
|
1
|
0
|
6
|
12
|
20
|
60
|
|
ü
|
23
|
Wulan Sari
|
0
|
1
|
2
|
0
|
1
|
5
|
9
|
20
|
45
|
|
ü
|
Mean
|
12,09
|
|
60,44
|
|
ü
|
|||||||
Persentase Ketuntasan
|
34,78%
|
Keterangan : subkolom pada kolom Skor per soal adalah
kode soal. Pedoman penskoran Lihat lampiran 6
No.
|
Nama Siswa
|
Skor per soal
|
Perolehan
|
Skor Maksimal
|
IP
|
Ketuntasan
|
||
A
|
B
|
Ya
|
Tidak
|
|||||
1
|
Anhar
|
4
|
7
|
11
|
20
|
55
|
|
ü
|
2
|
Arif Budiman
|
6
|
7
|
13
|
20
|
65
|
|
ü
|
3
|
Bima Sakti
|
8
|
9
|
17
|
20
|
85
|
ü
|
|
4
|
Deslia Dinda F
|
5
|
6
|
11
|
20
|
55
|
|
ü
|
5
|
Firman
|
3
|
4
|
7
|
20
|
35
|
|
ü
|
6
|
Fitria Ningsih
|
7
|
9
|
16
|
20
|
80
|
ü
|
|
7
|
Ikbal
|
8
|
9
|
17
|
20
|
85
|
ü
|
|
8
|
Jiastuti
|
9
|
10
|
19
|
20
|
95
|
ü
|
|
9
|
Karman
|
8
|
6
|
14
|
20
|
70
|
ü
|
|
10
|
Kartiaty
|
9
|
8
|
17
|
20
|
85
|
ü
|
|
11
|
Megawati
|
7
|
9
|
16
|
20
|
80
|
ü
|
|
12
|
Muraidin
|
3
|
4
|
7
|
20
|
35
|
|
ü
|
13
|
Muthmainnah
|
7
|
8
|
15
|
20
|
75
|
ü
|
|
14
|
Nur Islamiah
|
8
|
8
|
16
|
20
|
80
|
ü
|
|
15
|
Nurhai Ratu Ningsing
|
4
|
8
|
12
|
20
|
60
|
|
ü
|
16
|
Pujiati
|
6
|
8
|
14
|
20
|
70
|
ü
|
|
17
|
Rizki Eka Nugraha
|
10
|
9
|
19
|
20
|
95
|
ü
|
|
18
|
Sofiatin
|
7
|
9
|
16
|
20
|
80
|
ü
|
|
19
|
Sri Wahyuningsih
|
6
|
6
|
12
|
20
|
60
|
|
ü
|
20
|
Susi Susanti
|
8
|
10
|
18
|
20
|
90
|
ü
|
|
21
|
Syahbuddin
|
9
|
9
|
18
|
20
|
90
|
ü
|
|
22
|
Vivi Permata Sari
|
8
|
7
|
15
|
20
|
75
|
ü
|
|
23
|
Wulan Sari
|
5
|
8
|
13
|
20
|
65
|
|
ü
|
mean
|
14.48
|
|
72.3913
|
|
|
|||
persentase ketuntasan
|
65,21%
|
Keterangan : subkolom pada kolom Skor per soal adalah
kode soal. Pedoman penskoran Lihat lampiran 7
No.
|
Nama Siswa
|
Skor per soal
|
Perolehan
|
Skor Maksimal
|
IP
|
Ketuntasan
|
||||||
A
|
B
|
Ya
|
Tidak
|
|||||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
||||||||
1
|
Anhar
|
1
|
2
|
2
|
1
|
2
|
8
|
16
|
20
|
80
|
ü
|
|
2
|
Arif Budiman
|
2
|
2
|
2
|
2
|
1
|
7
|
16
|
20
|
80
|
ü
|
|
3
|
Bima Sakti
|
2
|
2
|
1
|
2
|
2
|
9
|
18
|
20
|
90
|
ü
|
|
4
|
Deslia Dinda F
|
2
|
1
|
2
|
2
|
2
|
8
|
17
|
20
|
85
|
ü
|
|
5
|
Firman
|
2
|
1
|
1
|
2
|
2
|
6
|
14
|
20
|
70
|
ü
|
|
6
|
Fitria Ningsih
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
9
|
19
|
20
|
95
|
ü
|
|
7
|
Ikbal
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
9
|
19
|
20
|
95
|
ü
|
|
8
|
Jiastuti
|
2
|
1
|
2
|
2
|
2
|
9
|
18
|
20
|
90
|
ü
|
|
9
|
Karman
|
1
|
2
|
2
|
2
|
2
|
8
|
17
|
20
|
85
|
ü
|
|
10
|
Kartiaty
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
8
|
18
|
20
|
90
|
ü
|
|
11
|
Megawati
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
9
|
19
|
20
|
95
|
ü
|
|
12
|
Muraidin
|
1
|
2
|
1
|
1
|
1
|
6
|
12
|
20
|
60
|
|
ü
|
13
|
Muthmainnah
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
8
|
18
|
20
|
90
|
ü
|
|
14
|
Nur Islamiah
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
8
|
18
|
20
|
90
|
ü
|
|
15
|
Nurhai Ratu Ningsing
|
2
|
2
|
1
|
2
|
2
|
8
|
17
|
20
|
85
|
ü
|
|
16
|
Pujiati
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
8
|
18
|
20
|
90
|
ü
|
|
17
|
Rizki Eka Nugraha
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
9
|
19
|
20
|
95
|
ü
|
|
18
|
Sofiatin
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
9
|
19
|
20
|
95
|
ü
|
|
19
|
Sri Wahyuningsih
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
8
|
18
|
20
|
90
|
ü
|
|
20
|
Susi Susanti
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
10
|
20
|
20
|
100
|
ü
|
|
21
|
Syahbuddin
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
10
|
20
|
20
|
100
|
ü
|
|
22
|
Vivi Permata Sari
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
7
|
17
|
20
|
85
|
ü
|
|
23
|
Wulan Sari
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
8
|
18
|
20
|
90
|
ü
|
|
mean
|
17.61
|
|
88.0435
|
|
|
|||||||
persentase ketuntasan
|
95,65%
|
Keterangan : subkolom pada kolom Skor per soal adalah
kode soal. Pedoman penskoran Lihat lampiran 8
No
|
Nama
|
IP
Siswa Pada Siklus
|
||
I
|
II
|
III
|
||
1
|
Anhar
|
45
|
55
|
80
|
2
|
Arif
Budiman
|
45
|
65
|
80
|
3
|
Bima
Sakti
|
70
|
85
|
90
|
4
|
Deslia
Dinda F
|
40
|
55
|
85
|
5
|
Firman
|
30
|
35
|
70
|
6
|
Fitria
Ningsih
|
65
|
80
|
95
|
7
|
Ikbal
|
80
|
85
|
95
|
8
|
Jiastuti
|
90
|
95
|
90
|
9
|
Karman
|
65
|
70
|
85
|
10
|
Kartiaty
|
75
|
85
|
90
|
11
|
Megawati
|
60
|
80
|
95
|
12
|
Muraidin
|
25
|
35
|
60
|
13
|
Muthmainnah
|
60
|
75
|
90
|
14
|
Nur
Islamiah
|
70
|
80
|
90
|
15
|
Nurhai
Ratu Ningsing
|
40
|
60
|
85
|
16
|
Pujiati
|
55
|
70
|
90
|
17
|
Rizki
Eka Nugraha
|
80
|
95
|
95
|
18
|
Sofiatin
|
75
|
80
|
95
|
19
|
Sri
Wahyuningsih
|
55
|
60
|
90
|
20
|
Susi
Susanti
|
80
|
90
|
100
|
21
|
Syahbuddin
|
80
|
90
|
100
|
22
|
Vivi
Permata Sari
|
60
|
75
|
85
|
23
|
Wulan
Sari
|
45
|
65
|
90
|
mean
|
60.43
|
72.39
|
88.04
|