Minggu, 14 Desember 2014

Peran Tokoh Agama Dalam Membentuk Kepribadian Muslim



BAB I
PENDAHULUAN

A.     Latar Belakang Masalah
Masyarakat adalah sekumpulan individu yang terdiri dari kelompok-kelompok yang mengadakan hubungan (interaksi) satu sama lain dan saling mempengaruhi untuk memenuhi kebutuhannya yang terikat oleh nilai dan norma yang telah disepakati bersama untuk menciptakan keseimbangan, keteraturan da ketertiban dalam msyarakat.
Hubungan interaksi dan interrelasi ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan manusia itu sendiri sebagai makhluk social dan tidak lain tujuannya adalah terciptanya keteraturan social pada masyarakat tersebut. Menurut Ritzer dalam perskpektif teori fungsionalisme struktural masyarakat merupakam suatu sistem sosial yang terdiri atas bagian-bagian atau elemen yang saling berkaitan dan saling menyatu dalam keseimbangan (equilibrium).[1] Keteraturan sosial merupakan suatu kondisi masyarakat dinamis, dimana sendi-sendi kehidupan bermasyarakat berjalan secara tertib dan teratur. Sehingga tujuan kehidupan kemasayarakat dapat dicapai secara berdaya guna dan berhasil guna.[2] Untuk menciptakan keteraturan sosial tersebut, maa diperlukan adanya sistem pengedalian sosial yang disepakati dan ditaati oleh seluruh anggota masyarakat agar perilaku penyimpangan-penyimpangan dalam masyarakat bisa diminimalisir. Sistem pengendalian sosial ini bersumber dari nilai-nilai dimasyarakat tersebut yang mejadi acuan atau pedoman dalam bersikap dan bertingkah laku di msyarakat yang akan membentuk norma-norma dalam masyarakat yaitu norma kesopanan, kesusilaan, hukum, dan agama. Lebih jauh disebutkan pengendalian sosial ini bertujuan untuk megembalikan keserasian-keserasian yang pernah mengalami gangguan dan untuk memberikan sangsi pada warga masyarakat yang melanggar atau menyimpang dari kaidah-kaidah yang berlaku.[3] Untuk menjaga stabilitas sosial tersebut terhadap perubahan sosial, Manhiem mengatakan bahwa, ada beberapa factor yang menentukan yaitu: pengendalian sosial dan wewnang, adapt istiadat, hukum, prestise dan kepemimpinan.[4] Dari beberapa factor diatas, prestise dan kepemimpinan dalam masyarakat merupakan factor yang besar pengaruhnya dimasyarakat.
Prestasi merupakan kualitas pribadi seseorang dalam masyarakat (kharisma) dalam menciptakan keteraturan sosial. Biasanya, hal ini terjadi pada masyarakat yang relatife tidak bergolak dimana kemungkinan terjadinya konflik (diskorder) sangat sedikit. Dalam kaitannya dengan prestise/kharisma, tokoh agama/spiritual memiliki pengaruh yang signifikan dalam kehidupan masyarakat. Hal tersebut disebabkan karena tokoh agama memiliki otoritas baik dalam mengeluarkan fatwa dengan hukum-hukum yang berkaitan dengan masalah agama maupun arahan-arahan bagaimana bersikap dan bertingkah laku sesuai dengan ajaran agama yang nantinya akan menciptkan keserasian dan stabilitas (keteraturan sosial) dimasyarakat.
Sehubungan dengan peranan tokoh agama tersebut, Geertz menjelaskan bahwa keyakinan keagamaan menetapkan tatanan tertib dan memberika makna bagi dunia dengan referensi pada wilayah transidental (berdasarkan kerohanian).[5] Gejala yang serupa juga terjadi dimasyarakat Desa Bala Kecamatan Wera.
Keseluruhan penduduk desa bala mayoritas bergama islam, biasanya tokoh masyarakat dan tokoh agama yang paling dihormati adalah Ulama dan Guru Agama sebagai sosok yang memiliki kharisma (prestise) dalam masyarakat.
Berkaitan dengan hal tersebut, situasi dan kondisi ini juga terjadi di desa bala kecamatan wera, dimana tokoh masyarakat dan tokoh agama speri ustadz dan ustdzah mempunyai peran dan pengaruh yag sangat besar terhadap perilau dan kepribadian masyarakat. Sebab, hamper semua kegiatan kemasyarakatan sebelumnya terlebih dahulu meminta pendapat atau fatwa dari para tokoh agama. Selain memberikan pendapat dan fatwa dalam hal penyebaran agama islam ustadz dan ustadzah juga memiliki peran yang sangat besar. Peran tersebut antara lain dapat dilihat usaha ustadz dan ustadzah melakukan dakwah ukhuwah islamiyah dengan membenhhhhhhtuk jadwal-jadwal kelompok pengajian. Disamping itu, ustadz dan ustadzah ini selain menhhhgajar dirumahnya juga menerina undangan dari masyarakat untuk pengajian atau acara-acara tertentu. Karena peranan ustadz dan ustadzah di masayarakat adalah sebagai tokoh agama sekaigus sebagai tokoh adapt masyarakat desa bala kecamatan wera. Ini disebabkan sebagian besar ritual, adapt istiadat bercorak agama islam. Inilah tugas yang diemban oleh seorang ustadz dan ustadzah sebagai tokoh agama dan tokoh masyarakat.[6]
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas dapat disimpulkan rumusan masalah adalah: Bagaimanakah Peran Tokoh Agama Dalam Membentuk Kepribadian Muslim Di Desa Bala Kecamatan Wera Kabupaten Bima?
C.    Tujuan Dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian.

Penelitian ini berujuan untuk: Mengetahui Peran Tokoh Agama Dalam Membentuk Kepribadian Muslim Di Desa Bala Kecamatan Wera Kabupaten Bima.
2. Manfaat penelitian.
a. Manfaat Teoritis:
Manfaat dari penelitian ini adalah untuk menambah kajian pengetahuan bidang keagamaan, terutama dalam hal membentuk karakter dan kepribadian yang berkualitas sesuai dengan yang tertuang dalam Al Qur’an dan sunnah Rasul-Nya.
b. Manfaat praktis :
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi yang berguna bagi orang tua dan pihak masyarakat dalam memperlakukan remaja agar dapat menyesuaikan diri dengan baik.
D. Penegasan Istilah Judul

Dalam judul penelitian ini terdapat istilah-istilah yang perlu dijelaskan untuk menghindari salah penafsiran didalam memberikan pengertian yang dimaksud judul skripsi ini. Adapun istilah yang dianggap perlu ditegaskan adalah sebagai berikut :
1.  Tokoh Agama
tokoh agama adalah orang yang memiliki atau mempunyai kelebihan dan keunggulan dalam bidang keagamaan. Dikatakan kelebihan dan keunggulan bidang keagamaan karena ia memiliki pengetahuan dalam hal keagamaan di atas manusia pada umumnya.
2.  Kepribadian
Istilah ‘Kepribadian’ itu sendiri mengandung pengertian tentang : Sesuatu yang berhubungan dengan atau bersifat kejiwaan, rohani, bathin. Spiritualisasi adalah pembentukan jiwa; penjiwaan. Spiritualisme adalah aliran Filsafat yang mengutamakan kerohanian.[7]
3.  Muslim
Seorang muslim artinya orang yang telah berpasrah diri, dalam hal ini berpasrah kepada Tuhan, tetapi dalam rangking manusia ber­kualitas, seorang yang baru pada tingkat muslim berada pada tingkatan terendah. Karakteristik seorang muslim adalah seorang yang telah meyakini supremasi kebenaran, berusaha untuk mengikuti jalan kebe­naran itu, tetapi dalam praktek ia belum tangguh karena ia masih suka melupakan hal-hal yang kecil. Sedangkan seorang yang sudah mencapai kualitas mukmin adalah seorang muslim yang sudah istiqamah atau konsisten dalam berpegang kepada nilai-nilai kebenaran, sampai kepada hal-hal yang kecil. Dalam hadis Nabi disebutkan bahwa iman itu mem­punyai tujuhpuluh cabang, artinya indikator seorang mu’min itu ada tujuhpuluh variabel. [8]
Di antara tujuhpuluh indikator itu antara lain; (1) seorang mukmin hanya berbicara yang baik, (2) jika mendapati sesuatu yang mengganggu orang lewat ketika ia melewati suatu jalan maka ia tidak akan meneruskan perjalanannya sebelum menyingkirkan se­suatu yang mengganggu itu, (3) merasa sependeritaan dengan muk­min yang lain, dan sebagainya. Sedangkan Muttaqin adalah orang mukmin yang telah menjiwai nilai-nilai kebenaran dan allergi terhadap kebatilan. Seorang muttaqin adalah orang yang setiap perbuatannya sudah merupakan perwujudan dari komitmen iman dan moralnya yang tinggi. Menurut Fazlur Rahman, takwa adalah aksi moral yang integral.
F. Sistematika Pembahasan
Dengan sistematika pembahasan, maka dapat diketahui tataurutan dari penulisan dan pembahasan skripsi ini. Uraian ini terbagi Dalam Lima bab. Yang mana bab‑bab tersebut satu sama lain saling berkaitan sehingga. merupakan satu kebulatan pengertian yang utuh seperti dimaksud dalam penulisan skripsi ini. Untuk jelasnya, maka, sistematikanya adalah sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan yang terdiri dari : A. Latar Belakang Masalah, B. Perumusan Masalah, C. Tujuan dan Manfaat Penelitian, D. Penegasan Istilah Judul, E. Metode Penelitian dan F. Sistematika Penulisan.
BAB II Landasan Teori Pada bab ini berisi tentang kajian pustaka yang membahas teori-teori yang     melandasi judul skripsi, serta keterangan-keterangan yang melandasi teori yang meliputi perilaku over protective, penyesuaian diri remaja,  hubungan antra perilaku over protective orang tua dengan penyesuaian diri remaja.
Bab III adalah bab yang memuat tentang, Jenis Penelitian, Populasi dan Sampel Penelitian, Instrumen Penelitian, Prosedur pengumpulan data, dan tekhni analisa data serta pengujian keabsahan data.
BAB IV Bab ini merupakan bab yang menjelaskan tentang: a). Metode Penelitian, b) Tehnik Pengumpulan Data, c) Variabel Penelitian, dan d) Tehnik Analisis Data.
BAB V Pada bab ini akan dijelaskan tentang Gambaran umum lokasi penelitian serta pembahasan tentang hubungan antara perilaku over protective orang tua dengan penyesuaian diri remaja.
BAB V Merupakan bab Penutup yang memuat Kesimpulan dan saran‑saran disertai pula dengan daftar kepustakaan serta lampiran‑lapirannya.


BAB II
LANDASAN TEORI


BAB III
METODOLOGI PENELITIAN


BAB IV
PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN

 



BAB IV
P E N U T U P

DAFTAR PUSTAKA

Lebih lengkap silahkan download : http://adf.ly/vGnZo

PEMANFAATAN IRIGASI DALAM PENINGKATAN KEHIDUPAN SOSIAL



BAB I

PENDAHULUAN


1.1. Latar Belakang Masalah
Pembagunan nasional yang dilaksanakan merupakan usaha peningkatan kualitas manusia dan masyarakat Indonesia yang dilakukan secara berkelanjutan, berdasarkan kemampuan nasional dengan memanfaatkan kemajuan teknologi serta memperhatikan tantangan global.
Indonesia merupakan negara agraris banyak menyandar kebutuhan hidup masyarakatnya dari hasil pertanian. Sektor pertanian memegang peranan penting dari seluruh perekonomian nasional, hal ini dapat dilihat dan ditunjukan oleh banyak penduduk yang bermata pencaharian di sektor pertanian, sehingga beberapa pelita sektor pertanian selalu didudukan dalam proritas  pertama              (Sastroatmadja, 1991 :5). Hal ini dapat dilihat dalam ketetapan MPR No. IV?MPR?1999 dinyatakan bahwa:
Mengembangkan system ketahanan pangan yang berbasis pada keragaman sumber daya bahan pangan, kelembagaan dan budaya lokal dalam rangka menjamin tersedianya pangan dan nutrisi dalam jumlah dan mutu yang dibutuhkan pada tingkat harga yang terjangkau dengan memperhatikan peningkatan pendapatan petani dan nelayan, serta peningkatan produksi yang diatur dengan undang-undang.

Pada beberapa tahap pembangunan jangka panjang diarahkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, peningkatan kesempatan kerja dan memperbaiki keadaan pendapatan. Berkenaan dengan program pembangunan yang dilaksanakan ada dua masalah utama yang dihadapi sektor pertanian Indonesia, pertama peningkatan produksi untuk mencukupi kebutuhan pangan nasional dan peningkatan sumber devisa, kedua adalah peningkatan pendapatan petani untuk mendorong sektor lain.
Pembangunan pertanian khususnya pertanian padi sawah merupakan salah satu komponen dari pembangunan yang diarahkan untuk meningkatkan produktifitas sumber daya yang ada serta bertujuan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat.
Dalam upaya peningkatan produksi pertanian dari tahun ketahun, tekad pemerintah mengadakan swasembada pangan (beras) dengan menempuh program intensifikasi. Pada program intensifikasi tersebut diantaranya adalah pengolahan tanah yang baik, penggunaan bibit unggul dan pengairan. Kemudian pada program ekstensifikasi dalam hal ini usaha perluasan areal persawahan dengan pemberian aiar irigasi pada sawah tadah hujan dimusim kemarau. Sesuai kebijakan pemerintah dibidang pertanian menjadi ketetapan MPR, yaitu TAP MPR NO. II/MPR/1993 dalam faisal L (2003:3) sebagai bertikut :
Pertanian dalam arti luas perlu terus dikembangkan agar semakin maju dan efisien, dapat dirasa meningkat kualitas serta keanakaragaman hasil, produksi pertanian melalui usaha tani telah dioanjurkan oleh semua yang membuat kebijakan atau atau instansi mengolah pertanian, seperti intensifikasi, rrehabilitasi dan dioversifikasi pertanian dengan memanfaatkan ilmu dan tekhnologi untuk memenuhio kebutuhan serta bahan baku industri, semua itu diarahkan untuk memperbaiki taraf hidup para petani dan masyarakat pada umumnya serta Negara pada khususnya.

            Pengairan merupakan hal yang sangat penting dalam bidang pertanian khususya dalam peningkatan produksi p[ertanian. Krnyataan telah membuktikan pertanian yang maju, namun dengan perkembangan peradaban dengan seiring dengan peningkatan ilmu p[engetahuan dan tekhnologi menyebabkan manusia selalu mencari cara agar lahan pertaniannya mendapatkan air cukup, sehingga manusia pada akhirnya tidak hanya bergantung pada prose alami dengan cara membendung sungai, membuat dreinaser untuk pendistribusian air kelokasi persawahan.
            Seperti halnya yan dilakukan oleh war4ga di Desa Kombo Kacamatan Wawo Kabupaten Bima dimana warga daerahj tersebut selain memanfaatkan air hujan sebagai sarana untuk memngairi sawahnya, juga membendung air sungai, sehungga proses pengolahan lahan pertanian senantiasa aktif.
            Pemanfaatan irigasi guna pengolahan lahan prtanian tentunya akan membawa dampak pada perubahan sosial ekonomi para petani yang mengndalkan potensi lahan sebagai sumber mata pencaharian. Atas latar belakang diatas, maka peneiti tertarik untuk mencoba mengkaji lebih dalam tentang “Pemanfaatan Irigasi dalam Peningkatan Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Petani di Desa Kombo Kecamatan Wawo Kabupaten Bima”.
1.2. Rumusan Masalah
            Denagan memperhatikan latar belakang penelitian yang telah diuraikan diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini, yaitu :
“Bagaimana Pemanfaatan Irigasi dalam Peningkatan Kehidupan Sosial Ekonomi Masyarakat Petani di Desa Kombo Kecamatan Wawo Kabupaten Bima tahun 2009-2010 ?.
1.3. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
1.3.1. Tujuan Penelitian
            Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menjelaskan pemanfaatan irigasi dalam meningkatkan kehidupan sosial okonomi masyarakat petani di Desa Kombo Kacamatan Wawo Kabupaten Bima Tahun 2009-2010.
1.3.2 Manfaat Penelitian
      Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
  1. Bagi penulis, sebagai wahana latihan untuk menuangkan ide-ide tentang permasalahan secara sistematis, konsistensi dan obyektif dalam memecahkan masalah yang dihadapi oleh masyarakat dengan menggunakan metode ilmiah.
  2. bagi pemerintah daerah sebagai bahan informasi dalam menentukan kebijakan dalam hal pengembangan pembangunan wilayah seiring dengan berlakunya otonomi daerah.
  3. sebagai bahan perbandingan dan sumber bacaan bagi penelitian berikutnya.

1.4. Asumsi Penelitian   
            Peneliti diharuskan untuk menemukan asumsi atau tanggapan yang sudah pasti benarsebagai dasar pijakan atau acuan menentukan hipotesis, sebelum penelitian diadakan. Hal ini senada dengan pendapat ahli yang menyatakan bahwa asumsi adalah anggapan tentang sebuah fakta atau ide, bahwa fakta atau ide terserbut mengandung kebenaran tanpa pembuktioan untuk melihat kedudukan suatu masalah (Sumadi Suryabrata, 1995:20). Dengan pengertian dimaksud, maka jelaslah bahwa Asumsi diajukan merupakan suatu kebenaran yang pada hakikatnya telah diterima oleh peneliti itu sendiri, tanpa pembuktian secara empiris atau melalui penelitian. Atas dasarpernyataan tersebut maka asumsi yang dapat penulis kemukakan dalam penelitian ini adalah :
  1. Pemanfaatan irigasi dapat meningkatkan kehidupan sosial ekonomi masyarakat petani di Desa Kombo Kecamatan Wawo Kabupaten Bima.
  2. Efektifitas pemanfaatan irgasi dapat meningkatkan kehidipan sosial ekonomimasyarakat petani.  
1.5. Hipotesis Penelitian
            Hipotesis adalah pernyataan yang bersifat terkaan dari hubungan dua atau lebih variable (Moh. Natsir, 1990 :20). Sedangkan ahli lain menjelaskan bahwa hipotesis adalah suatu pendapatan atau kesimpulan senentara, belum benar bersifat tesis (Margono, 2002:20).
            Dari kedua pendapat tersebut, maka yang dimaksud dengan hipotesis adalah jawaban sementara yang memerlukan pembuktian dengan data-data yang terkumpul.
Irigasi adalah mengalirkan air secara teratur untuk dapat meningkatkan produktivitas tanaman (Kartasapoetras).        
Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah pemanfaatan irigasi dapat meningkatkan kehidupan sosial ekonomi masyarakat petani  di Desa Kombo Kecamatan Wawo Kabupaten Bima Tahun 2009-2010.




BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


BAB III
METODE PENELITIAN


BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN


BAB IV
P E N U T U P



DAFTAR PUSTAKA



lebih lengkap silahkan download http://adf.ly/vFZ9z

Jumat, 27 September 2013

pengaruh penggunaan LKS terhadap prestasi belajar bahasa Indonesia siswa



BAB I
PENDAHULUAN


1.      Latar Belakang

Manusia membutuhkan pendidikan dalam kehidupannya. Pendidikan merupakan usaha sadar agar manusia dapat mengembangkan potensi dirinya melalui proses pembelajaran dan/atau cara lain yang dikenal dalam masyarakat. Potensi yang dimaksud adalah termasuk potensi fitrah beragama yang dapat dikembangkan dan dipelajari.
Pendidikan memiliki peran penting dalam upaya pembinaan suatu bangsa. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 tahun 2003 dijelaskan bahwa:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang maha esa, berakhlak mulia, sehat berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU Sisdiknas, 2005: 8).

1
 
Berbagai upaya yang dilakukan pemerintah dalam mewujudkan tujuan UU Sisdiknas tersebut, seperti pengadaan buku teks, perangkat kompetensi tenaga pendidik dan kependidikan, penyempurnaan dan pengembangan kurikulum hingga mensosialisasikan berbagai metodologi terkini. Namun, berbagai indikator menunjukkan bahwa mutu pendidikan belum menggembirakan.
Rendahnya mutu pendidikan tersebut, diduga disebabkan oleh berbagai faktor di antaranya pemilihan metode pembelajaran yang tidak sesuai dengan substansi materi pembelajaran dan perkembangan psikologi siswa. Selain itu, proses pembelajaran di sekolah masih menggunakan pola lama yang bersifat kaku dengan tidak memberikan kesempatan yang luas kepada siswa untuk kreatif. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Maman (2007: 10). bahwa pembelajaran selama ini masih didominasi oleh paradigma lama yang kontroversional dengan metode pembelajaran yang statis.
Metode pembelajaran adalah cara untuk memudahkan siswa mencapai kompetensi tertentu. Hal ini berlaku baik bagi guru (yakni dalam pemilihan metode pembelajaran) maupun bagi siswa (dalam memilih strategi belajar). Makin baik metode, makin baik pula pencapaian tujuan belajar. Metode pembelajaran merupakan penjabaran dari pendekatan dan diimplementasikan menjadi teknik pembelajaran.
Carroll (1999 : 32) mengemukakan bahwa jika setiap siswa diberi waktu sesuai dengan yang diperlukan untuk mencapai suatu tingkat penguasaan, dan jika dia menghabiskan waktu yang diperlukan, maka besar kemungkinan siswa akan mencapai tingkat penguasaan kompetensi. Tetapi, jika siswa tidak diberi cukup waktu atau tidak dapat menggunakan waktu yang diperlukan secara penuh, maka tingkat penguasaan kompetensi siswa kurang komperehensif. Untuk meminimalisir hal tersebut, muncul sebuah alternatif metode yang sampai saat ini dipakai, yaitu menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS).
Pola pembelajaran dengan LKS yang dimaksudkan dalam KTSP adalah pola pembelajaran yang menggunakan prinsip portofolio secara individual. Strategi belajar tuntas menganut pendekatan individual, artinya meskipun kegiatan pembelajaran ditujukan kepada sekelompok siswa (kelas), namun dapat melayani perbedaan-perbedaan individual siswa. Dengan penerapan pembelajaran dengan LKS memungkinkan berkembangnya potensi masing-masing siswa secara optimal. Dasar pemikiran dari belajar tuntas dengan pendekatan individual ialah adanya pengakuan terhadap perbedaan individual masing-masing siswa.

2.      Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : Apakah ada pengaruh penggunaan LKS terhadap prestasi belajar bahasa Indonesia siswa (..........)tahun pembelajaran 2008/2009.

3.      Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat perbedaan prestasi belajar Bahasa Indonesia Siswa (..........)Tahun Pembelajaran 2008/2009 yang menggunakan LKS dengan yang tidak menggunakan LKS.

4.      Manfaat Penelitian

4.1  Manfaat Teoretis

Secara teoretis penelitian ini akan memberikan sumbangan pemikiran bagi pengembangan ilmu pendidikan terutama masalah peningkatan prestasi belajar bahasa Indonesia dan juga pembelajaran lainnya.

4.2  Manfaat Praktis

a.       Manfaat bagi siswa adalah memberikan makna bagi pengembangan pretasi belajar bahasa Indonesia siswa.
b.      Manfaat bagi guru, terutama para guru bahasa Indonesia untuk dapat meningkatkan kompetensi dan pemahaman dalam pembelajaran bahasa Indonesia dan dapat dijadikan bahan acuan dan pendukung bagi pihak yang mempunyai keinginan untuk melakukan penelitian dan pengkajian dalam bidang kebahasan terutama bahasa Indonesia dengan objek dan sasaran yang sama.
c.       Manfaat bagi sekolah diharapkan memberikan makna yang cukup berarti bagi pelaksanaan pendidikan dan pembelajaran bahasa Indonesia dalam upaya peningkatan mutu proses dan hasil belajar.

5.      Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya masih harus diuji secara empiris (Nazir, 1992 : 182). Dari permasalahan tersebut maka dapat diajukan hipotesis sebagai berikut : terdapat perbedaan antara prestasi belajar siswa yang menggunakan LKS dan yang tidak menggunakan LKS.

6.      Batasan Istilah

Untuk memahami dan menghindari kesalahan dalam memahami istilah yang digunakan dalam skripsi ini, maka secara operasional istilah-istilah pokok tersebut dibatasi pada pengertian sebagai berikut.
a.       Pengaruh adalah daya yang ada atau yang timbul dari orang, benda dan sebagainya yang mampu mengubah keadaan yang lainnya.
b.      Lembar Kerja Siswa (selanjutnya disingkat LKS) adalah kumpulan hasil karya seorang siswa, sebagai hasil pelaksanaan tugas kinerja yang ditentukan oleh guru atau oleh siswa bersama guru sebagai bagian dari usaha mencapai tujuan belajar atau mencapai kompetensi yang ditentukan dalam kurikulum.
c.       Prestasi adalah suatu yang diadakan (dibuat, dijadikan) atau hasil pikiran.
d.      Belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan, penggunaan, dan penilaian terhadap sikap pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan atau pengalaman yang teroganisasikan.
e.       Bahasa Indonesia adalah salah satu mata pelajaran untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan berbahasa dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Indonesia.

BAB II
LANDASAN TEORI

Pada bab ini dipaparkan berbagai konsep tentang (1) Lembar Kerja Siswa (LKS) yang meliputi pengertian, hakikat dan fungsi LKS; (2) Pembelajaran dalam KTSP yang meliputi pengertian dan prinsip-prinsip pembelajaran menggunakan LKS; (3) Pengertian Prestasi Belajar; dan (4) Faktor-faktor yang memengaruhi prestasi belajar.

1.      Lembar Kerja Siswa (LKS)

1.1.Pengertian LKS

Dalam dunia pendidikan, LKS adalah kumpulan hasil karya seorang siswa, sebagai hasil pelaksanaan tugas kinerja, yang ditentukan oleh guru atau oleh siswa bersama guru, sebagai bagian dari usaha mencapai tujuan belajar, atau mencapai kompetensi yang ditentukan dalam kurikulum. Jadi, tidak setiap kumpulan karya seorang siswa disebut LKS. LKS dapat digunakan sebagai instrumen penilaian atau salah satu komponen dari instrumen penilaian untuk menilai kompetensi belajar, atau menilai hasil belajar siswa.
6
 
Sebagai instrumen penilaian, LKS difokuskan pada dokumen tentang kerja siswa yang produktif, yaitu ‘bukti’ tentang apa yang dilakukan oleh siswa, bukan apa yang tidak dapat dikerjakan (dijawab atau dipecahkan) oleh siswa. Bagi guru, LKS menyajikan wawasan tentang banyak segi perkembangan siswa dalam belajarnya: cara berpikirnya, pemahamannya atas pembelajaran yang bersangkutan, kemampuannya mengungkapkan gagasan-gagasannya, sikapnya terhadap mata pelajaran yang bersangkutan, dan sebagainya. LKS bukanlah sekedar kumpulan hasil kerja siswa, melainkan kumpulan hasil siswa dari kerja yang sengaja diperbuat untuk menunjukkan bukti tentang kompetensi, pemahaman, dan capaian siswa dalam mata pembelajaran tertentu. LKS juga merupakan kumpulan informasi yang perlu diketahui oleh guru sebagai bahan pertimbangan dalam menentukan langkah-langkah perbaikan pembelajaran, atau peningkatan belajar siswa.
 Terkait dengan itu Carrol (1999: 89) mengemukakan bahwa LKS untuk penilaian merupakan kumpulan produksi siswa, yang berisi berbagai jenis karya seorang siswa, misalnya:
1.      Hasil proyek, penyelidikan, atau praktik siswa, yang disajikan secara tertulis atau dengan penjelasan tertulis.
2.      Gambaran atau laporan hasil pengamatan siswa, dalam rangka melaksanakan tugas untuk mata pembelajaran yang bersangkutan.
3.      Analisis situasi yang berkaitan atau relevan dengan mata pembelajaran yang bersangkutan.
4.      Deskripsi dan diagram pemecahan suatu masalah, dalam mata pembelajaran yang bersangkutan.
5.      Laporan hasil penyelidikan tentang hubungan antara konsep-konsep dalam pembelajaran atau antar mata pelajaran.
6.      Penyelesaian soal-soal terbuka.
7.      Hasil tugas pekerjaan rumah yang khas, misalnya dengan cara yang berbeda dengan cara yang diajarkan di sekolah atau dengan cara yang berbeda dari cara pilihan teman-teman sekelasnya.
8.      Laporan kerja kelompok.
9.      Hasil kerja siswa yang diperoleh dengan menggunakan alat rekam video, alat rekam audio, dan komputer.
10.  Fotokopi surat piagam atau tanda penghargaan yang pernah diterima oleh siswa yang bersangkutan.
11.  Hasil karya dalam pembelajaran yang bersangkutan, yang tidak ditugaskan oleh guru (atas pilihan siswa sendiri, tetapi relevan dengan mata pembelajaran yang bersangkutan).
12.  Cerita tentang kesenangan atau ketidaksenangan siswa terhadap pembelajaran yang bersangkutan.
13.  Cerita tentang usaha siswa sendiri dalam mengatasi hambatan psikologis, atau usaha peningkatan diri, dalam mempelajari mata pembelajaran yang bersangkutan.
14.  Laporan tentang sikap siswa terhadap pembelajaran.

1.2.Hakikat LKS

Pengetahuan tidak datang dan masuk ke dalam benak siswa seperti hujan turun dan meresap ke dalam tanah. Untuk memperoleh pengetahuan, siswa harus ‘berjuang’ dengan mencerna informasi yang datang dari guru, informasi dari media cetak (bahan tertulis), informasi yang terkandung di dalam benda-benda yang dijumpainya, dan sebagainya. Oleh karena itu, untuk memperoleh pengetahuan, siswa harus ‘aktif’, atau ‘belajar secara aktif’. Oleh karena itu, dalam kelas yang ideal, siswa harus melakukan penyelidikan memecahkan masalah, mengeksplorasi gagasan-gagasan dengan menggunakan benda-benda konkret, menggunakan media pembelajaran, mengerjakan hal-hal tersebut secara mandiri dan secara berkelompok, atau dengan bekerja sama dalam kelompok kecil, mengungkapkan gagasan-gagasan, baik secara tertulis maupun secara lisan.
Agar siswa memahami materi pembelajaran, Partanto (1994: 44) mengajukan tujuh saran yang perlu di perhatikan sebagai berikut.
1.      Berusaha memecahkan masalah nyata yang sesuai dengan perkembangan dan pengalamannya.
2.      Bekerja baik mandiri maupun dalam kelompok.
3.      Melakukan berbagai kegiatan seperti: menganalisis masalah, menjelaskan masalah, membuat dugaan atau terkaan tentang pemecahan masalah, menilai kebenaran pemecahan masalah, melakukan eksplorasi yang relevan dengan pembelajaran yang bersangkutan.
4.      Menggunakan pengetahuannya dalam menghadapi masalah-masalah nyata.
5.      Menggunakan berbagai alat bantu yang sesuai untuk meningkatkan pemahaman materi pembelajaran.
6.      Mengkomunikasikan materi pembelajaran secara lisan dan tertulis.
7.      Mempunyai sikap positif terhadap mata pembelajaran yang bersangkutan.
Prinsip itu memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan eksplorasi tentang suatu perkara yang dipilihkan oleh guru. Siswa akan terlibat lebih aktif dalam pembelajaran. Jika siswa ikut memilih hal yang dieksplorasi, sesuai dengan minatnya atau gaya belajarnya. LKS merupakan alat bagi siswa untuk secara aktif memilih hal yang dieksplorasi, dan menunjukkan bukti tentang kompetensi siswa, di luar hasil tes. Dengan kata lain, di samping mengaktifkan siswa, Lembar Kerja Siswa (LKS) memberikan kesempatan kepada siswa untuk ikut serta dalam penilaian atas dirinya.
Tes yang lazim pada masa-masa lalu kebanyakan lebih menekankan pentingnya menilai pemahaman materi pembelajaran daripada pengetahuan siswa tentang kaidah, algoritma, prosedur, dan cara berpikir. Dalam hal pembelajaran yang menuntut penguasaan materi pembelajaran serta pemilikan keterampilan dan sikap yang baik, akan lebih baik jika digunakan instrumen penilaian yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan kemampuannya dalam memecahkan masalah, bernalar, berkomunikasi, melakukan penyelidikan, dan berkreasi.
Untuk maksud tersebut, LKS merupakan salah satu instrumen yang cocok. Siswa SMP, SMA, dan SMK tentu berpendapat bahwa materi pembelajaran yang penting adalah materi yang diujikan atau yang sering muncul dalam tes. Dengan LKS, yang semua isinya akan dinilai. Siswa dapat diharapkan dapat memberikan perhatian yang tinggi pula kepada bagian-bagian yang tidak diujikan atau tidak masuk dalam tes. Jika guru ingin agar siswanya suka melakukan penyelidikan atau melakukan eksplorasi, tidak sekedar menghafal, dan siswanya tidak mudah melupakan materi tertentu, maka penggunaan (LKS) merupakan jalan yang cocok untuk maksud itu.



1.3.Fungsi LKS

Penggunaan LKS berfungsi sebagai berikut.
1.      Menyajikan atau memberikan: bukti yang lebih jelas atau lebih lengkap tentang kinerja siswa daripada hasil tes di kelas.
2.      Sebagai catatan penilaian yang sesuai dengan program pembelajaran yang baik.
3.      Merupakan catatan jangka panjang tentang kemajuan siswa.
4.      Memberikan gambaran tentang kemampuan siswa.
5.      Memberikan kesempatan kepada siswa untuk menunjukkan keunggulan dirinya, bukan kekurangan atau kesalahannya dalam mengerjakan soal atau tugas.
6.      Mencerminkan pengakuan atas bervariasinya gaya belajar siswa.
7.      Memberikan kesempatan kepada siswa untuk berperan aktif dalam penilaian hasil belajar.
8.      Membantu guru dalam menilai kemajuan siswa.
9.      Membantu guru dalam mengambil keputusan tentang pembelajaran atau perbaikan pembelajaran.
10.  Sebagai bahan yang relatif lengkap untuk berdiskusi dengan orang tua siswa, tentang perkembangan siswa yang bersangkutan.
11.  Membantu pihak luar untuk menilai program pembelajaran yang bersangkutan.
Jadi, pada hakikatnya LKS itu adalah Sebagai bahan atau alat untuk membantu guru dan siswa dalam proses pembelajaran.

2.      Pembelajaran dalam KTSP

2.1.Pengertian Pembelajaran

Istilah pembelajaran merupakan padanan dari kata dalam bahasa Inggris in­struction, yang berarti proses membuat orang belajar. Tujuannya ialah membantu orang belajar, atau memanipulasi (merekayasa) lingkungan sehingga memberi kemudahan bagi orang yang belajar. Gagne dan Briggs (1979:28) mendefinisikan pembela­jaran sebagai suatu rangkaian events (kejadian, peristiwa, kondisi, dsb.) yang secara sengaja dirancang untuk memengaruhi siswa, sehingga proses pembelajarnya dapat berlangsung dengan mudah.
Pembelajaran bukan hanya terbatas pada kejadian yang dilakukan oleh guru saja, melainkan mencakup semua kejadian maupun kegiatan yang mungkin mempunyai pengaruh langsung pada proses belajar manusia. Pembelajaran mencakup pula kejadian-kejadian yang dimuat dalam bahan-bahan cetak, gambar, program radio, televisi, film, slide, maupun kombinasi dari bahan-bahan tersebut. Bahkan saat ini pemanfaatan berbagai perangkat elektronik, yang berupa program-program komputer untuk pembelajaran, atau dikenal dengan e-learning (electronic-learning) seperti: CAI (Computer Assisted Instruction) atau CAL (Computer Assisted Learning), belajar melalui internet, SIG (Sistem Informasi Geografis) pendidikan, web-site sekolah, dll., sudah banyak digunakan dalam pembelajaran. Dengan demikian, sesuai dengan perkembangan di bidang Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK), fungsi pembelajaran bukan hanya fungsi guru, melainkan juga fungsi pemanfaatan sumber-sumber pembelajaran lain yang digunakan oleh guru untuk belajar sendiri.
Pada umumnya orang berpendapat bahwa kegiatan pembela­jaran adalah penerapan prinsip serta teori belajar. Oleh karena itu, bila seseorang telah tahu bagaimana sebenarnya orang belajar, maka pembelajaran akan berusaha merumuskan cara-cara yang terbaik untuk membuat orang belajar.
Jadi, pembelajaran adalah proses membuat orang belajar dengan memanfaatkan berbagai perangkat elektronik baik berupa program-program komputer maupun pemanfaatan sumber – sumber pembelajaran lain yang ada relevansinya dengan pembelajaran.

2.2.Prinsip-Prinsip Pembelajaran Menggunakan LKS

Teknologi pembelajaran dibangun atas dasar prinsip-prinsip yang diambil dari teori psikologi, terutama teori belajar dan hasil-hasil penelitian dalam kegiatan pembelajaran. Suparman (1997:31) yang mengutip pendapat Filbeck mengelompokkan prinsip-prinsip yang digunakan dalam pembelajaran menjadi 12 macam.
1. Prinsip respon yang berakibat menyenangkan siswa. Implikasinya: (a) perlunya umpan balik positif dengan segera, (b) keharusan pembelajar untuk aktif membuat respons, dan (c) perlunya pemberian latihan (exercise) dan tes.
2. Prinsip kondisi atau tanda untuk menciptakan perilaku tertentu, implikasinya yakni: (a) perlunya kejelasan mengenai standar kompetensi maupun kompetensi dasar: (b) penggunaan variasi metode dan media.
3. Prinsip pemberian akibat yang menyenangkan implikasinya yakni: (a) pemberian isi/materi pokok yang berguna, (b) imbalan dan penghargaan terhadap keberhasilan pembelajar. (c) seringnya pemberian latihan dan tes.
4. Prinsip transfer pada situasi lain implikasinya yakni: (a) pemberian kegiatan belajar yang mirip dengan kondisi dunia nyata, (b) pemberian contoh-contoh riil/nyata, dan (c) penggunaan variasi metode dan media.
5. Prinsip generalisasi dan pembedaan sebagai dasar untuk belajar sesuatu yang komplek. Implikasinya adalah perlunya keseimbangan dalam memberikan contoh (baik-buruk, positif-negatif, ganjil-genap, konkrit-abstrak, dsb.).
6. Prinsip pengaruh status mental terhadap perhatian dan ketekunan Implikasi adalah perlunya menarik/memusatkan perhatian pembelajar.
7. Prinsip membagi kegiatan ke dalam langkah-langkah kecil implikasinya yakni: (a) penggunaan buku teks terprogram (programmed texts atau programmed instructions), (b) pemenggalan kegiatan menjadi kecil-kecil, disertai latihan dan umpan balik.
8. Prinsip pemodelan bagi materi yang kompleks, Implikasinya adalah penggunaan metode dan media yang dapat menggambarkan model (simplifikasi) dari benda/kegiatan nyata.
9. Prinsip keterampilan tingkat tinggi terbentuk dari keterampilan-keterampilan dasar, Implikasinya adalah Standar kompetensi maupun kompetensi dasar hendaknya dirumuskan seoperasional mungkin dan diturunkan/dijabarkan melalui analisis instruksional.
10. Prinsip pemberian informasi tentang perkembangan kemampuan pembelajar. Implikasinya: (a) urutan pembelajaran dimulai dari yang sederhana bertahap menuju ke yang makin komplek (the widening horizons or expanding community). (b) kemajuan harus diinformasikan.
11. Prinsip variasi dalam kecepatan belajar Implikasi: (a) pentingnya penguasaan materi prasyarat, (b) kesempatan untuk maju menurut kecepatan masing-masing.
12. Prinsip persiapan/kesiapan, implikasinya adalah pemberian kebebasan kepada pembelajar untuk memilih waktu, cara dan sumber belajar lain.

3.      Pengertian Prestasi Belajar

Prestasi adalah suatu yang diadakan (dibuat, dijadikan) dan sebagainya oleh usaha atau pikiran (Poewardaminta, 1984 : 186). Sedangkan belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang (Sudjana, 1989 : 28). Menurut Rusyan (1994 : 12) belajar adalah proses perubahan tingkah laku yang dinyatakan dalam bentuk penguasaan, penggunaan, dan penilaian terhadap sikap pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan atau pengalaman yang teroganisasikan.
Dengan demikian, prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh seseorang (siswa) berkat adanya usaha atau pikiran dan dinyatakan dalam bentuk penguasaan, penggunaan dan penilaian terhadap sikap, pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam berbagai aspek kehidupan sehingga tampak pada diri individu itu perubahan tingkah laku secara kuantitatif setelah yang bersangkutan memperoleh pengetahuan tertentu yang ditempuh dalam waktu tertentu pula.

4.      Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. Secara umum faktor yang memengaruhi prestasi belajar siswa ada dua yaitu faktor eksternal (yang berasal dari luar diri siswa) dan faktor internal. Hal ini sesuai dengan pendapat Sudjana (1989: 24) mengemukakan sebagai bahwa prestasi belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh faktor dalam diri siswa dan faktor yang berasal dari luar diri siswa.

4.1.Faktor Internal

Salah satu faktor yang memengaruhi hasil belajar adalah faktor individual siswa (Suryabrata, 1989: 20). Kondisi siswa dapat dibedakan menjadi dua faktor, fisiologis dan psikologis.
a.        Faktor Fisiologis
Faktor fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh terhadap belajarnya seorang yang dalam keadaan prima berbeda belajarnya dengan orang yang dalam kedaan kelelahan. Siswa yang kekurangan gizi kemampuan belajarnya di bawah siswa yang tidak kekurangan gizi. Mereka lebih mudah mengantuk, dan tidak mudah menerima pembelajaran (Suryabrata, 1989 : 10).
b.      Faktor Psikologis
Banyak faktor yang memengaruhi kuantitas dan kualitas perolehan pembelajaran siswa, termasuk keadaan dan fungsi psikologis. Namun di antara faktor-faktor rohaniah siswa, pada umumnya yang dipandang lebih esensial adalah sebagai berikut :
1)            Tingkat kecerdasan/intelegensi siswa
Intelegensi pada umumnya dapat diartikan sebagai kemampuan psikofisik untuk mereaksi atau menyesuaikan diri dengan lingkungan dengan cara yang tepat (Muhibinsyah, 1995 : 134). Jadi intelegensi (IQ) sebenarnya bukan persoalan kualitas otak saja, melainkan juga kualitas organ-organ tubuh lainnya. Tingkat kecerdasan atau IQ siswa sangat menentukan tingkat keberhasilan belajarnya siswa. Ini bermakna bahwa semakin tinggi kemampuan intelegensi (IQ) seseorang, semakin tinggi peluangnya untuk meraih sukses. Sebaliknya, semakin rendah kemampuan IQ seseorang siswa maka semakin kecil peluangnya untuk memperoleh sukses (Muhibinsyah, 1995 : 135).
2)      Sikap Siswa
Untuk mengantisipasi kemungkinan munculnya sikap negatif siswa, guru diharapkan "untuk lebih dahulu menunjukkan sikap positif terhadap dirinya sendiri dan terhadap mata pembelajaran yang menjadi bidangnya" (Muhibinsyah, 1995: 135).
3)      Bakat Siswa
Bakat merupakan faktor yang besar pengaruhnya terhadap proses dan hasil belajar seseorang. Hampir tidak ada orang yang membatasi bahwa belajar pada bidang yang sesuai dengan bakat seseorang memperbesar kemungkinan berhasilnya usaha itu. untuk mengetahui bakat siswa, sekolah menempuhnya dengan memberikan berbagai tes baik free test maupun post test untuk mengukur tingkat bakatnya (Suryabrata, 1989 : 12).
4)      Minat Siswa
Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memerhatikan dan mengenang beberapa kegiatan yang diminati seseorang, diperhatikan terus-menerus yang disertai dengan rasa senang (Slameto, 1997 : 136).
Minat belajar berpengaruh terhadap belajar, karena jika bahan pembelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, maka siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya, karena tidak ada daya tarik baginya. Guru dalam kaitan ini seyogyanya berusaha membangkitkan minat siswa untuk menguasai pengetahuan yang terkandung dalam mata pembelajaran yang diajarkan.
5)      Motivasi Siswa
Motivasi adalah kondisi psikologi yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Jadi motivasi untuk belajar adalah kondisi psikologi yang mendorong seseorang untuk belajar (Suryabrata, 1989 : 12).

4.2.Faktor Eksternal

Sebagaimana faktor internal, faktor eksternal juga terdiri atas tiga macam, yaitu keadaan ekonomi keluarga, faktor lingkungan sosial, dan faktor lingkungan non sosial.
a.       Keadaan Ekonomi Keluarga
Keadaan ekonomi keluarga erat hubungannya dengan belajar anak, seperti terpenuhinya segala fasilitas belajar, ruang belajar, meja, kursi, penerangan, alat tulis-menulis buku dan lainnya. Fasilitas ini hanya akan terpenuhi bagi keluarga yang berkecukupan, maka oleh sebab itu jika anak yang hidup dalam keadaan miskin, kebutuhan anak akan kurang terpenuhi. Akibat kesehatan anak terganggu, sehingga prestasi belajarnya akan rendah (Slameto, 1997 : 62).
b.      Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu lingkungan alami dan lingkungan sosial. Adapun yang termasuk lingkungan alami seperti keadaan suhu, kelembaban udara berpengaruh terhadap proses dan hasil belajar (Suryabrata, 1989: 8).
c.       Faktor Lingkungan Non Sosial
Keadaan sekolah tempat belajar turut memengaruhi tingkat keberhasilan belajar. Kualitas guru, metode mengajarnya, kesesuaian kurikulum dengan kemampuan anak didik, keadaan fasilitas/perlengkapan sekolah, keadaan ruangan, jumlah murid perkelas, pelaksanaan tata tertib sekolah dan sebagainya, semua itu turut memengaruhi keberhasilan belajar.
Jadi, faktor-faktor yang memengaruhi prestasi belajar adalah faktor internal yakni faktor yang dari dalam diri siswa sendiri yakni faktor fisiologis dan faktor psikologis dan faktor eksternal adalah faktor yang datang dari luar diri siswa yakni faktor ekonomi keluarga, faktor lingkungan dan faktor non-lingkungan.

BAB III
METODE PENELITIAN

Pada bab ini dipaparkan tentang (1) Subjek penelitian; (2) Metode pengumpulan data; dan (3) Tekhnik Analisis data .

1. Subyek Penelitian

Penelitian ini menggunakan penelitian populasi dengan subjek penelitian siswa kelas VI (..........)seperti tertera pada tabel 1 berikut.
Tabel  1: Data Siswa Kelas VI SDN Sowa
Kelas
Jumlah siswa
Jumlah
Laki-laki
Perempuan
VI
9
14
23

Keterangan: Guru Bahasa Indonesia kelas VI adalah Yasin, S.Pd.
Dengan demikian, subjek penelitian ini adalah seorang guru dan seluruh siswa kelas VI (..........)yang berjumlah 23 orang.

2.      Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada kelas VI (..........)Kecamatan Soromandi Kabupaten Bima, selama  1 (satu) bulan yaitu pada September 2008.

3.      Metode Pengumpulan Data

Adapun metode yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah:
20
 
2..1. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi menurut pendapat yang dikemukakan oleh Riyanto (2003: 103) merupakan cara pengumpulan data dengan cara mencatat data-data yang sudah ada. Dalam menggunakan metode dokumentasi ini biasanya peneliti membuat instrument dokumentasi yang berisi instansi variable-variabel yang akan didokumentasikan dengan menggunakan check list, untuk mencatat variable yang sudah ditentukan tadi dan nantinya tinggal membutuhkan tanda check ditempat yang sesuai.
2.2. Metode Observasi
Metode observasi menurut pendapat yang dikemukakan oleh Riyanto (2001: 96) merupakan metode pengumpulan data yang menggunakan pengamatan terhadap objek penelitian. Observasi dapat dilaksanakan secara langsung maupun tidak langsung.
Sesuai dengan pendapat Riyanto di atas, adapun yang diobservasi atau yang diamati oleh peneliti pada penelitian ini adalah.
1.      Keadan lingkungan sekolah
2.      Sarana dan Prasarana sekolah.
3.      Keadaan siswa kelas VI dalam ruangan pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung, khususnya pada saat mata pelajaran Bahasa Indonesia.
Yang menjadi subjek atau responden pada saat observasi adalah : Kepala Sekolah, Tata Usaha, Guru dan Siswa kelas VI yang terdapat di SDN Sowa.
Pada tahap observasi ini peneliti dituntut untuk mencatat semua masalah yang ada atau data yang diobservasi. Pendapat yang dikemukakan oleh Arikunto. (2006 : 229) Bahwa dari peneliti berpengalaman diperoleh suatu petunjuk bahwa mencatat data observasi bukanlah sekedar mencatat, tetapi juga mengadakan peertimbangan kemudian mengadakan penilaian ke dalam suatu skala bertingkat.
2.3.Metode Wawancara
Riyanto (2001: 82) menjelaskan juga bahwa metode wawancara atau interview merupakan metode pengumpulan data yang menghendaki komunikasi langsung antar peneliti dengan subjek atau responden.
Ada dua jenis pedoman wawancara yaitu : Pedoman wawancara tidak terstruktur dan pedoman wawancara terstruktur.
Terkait dengan konsep atau materi yang diajukan oleh peneliti dalam penelitian ini, maka yang perlu diwawancarakan adalah seputar tentang materi yang berkaitan dengan wacana tulis. Adapun yang diwawancarakan adalah bentuk pertanyaan berikut :
1.      Apakah siswa tidak merasa jenuh dengan model pembelajaran yang diterapkan oleh guru Bahasa Indonesia?
2.      Bagaimanakah minat siswa terhadap materi pembelajaran Bahasa Indonesia yang tidak menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS).
3.      Bagaimanakah minat siswa terhadap materi pembelajaran Bahasa Indonesia yang menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS).
4.      Apakah siswa termotivasi dengan materi pembelajaran Bahasa Indonesia dengan menggunakan Lembar Kerja Siswa.
Yang menjadi subjek atau responden dalam wawancara ini adalah siswa kelas VI dan Guru Bahasa Indonesia yang terdapat pada SDN Sowa. Model wawancara di atas semi structured. Dalam hal ini, maka mula-mula interviwer menanyakan serentetan pertanyaan yang sudah terstruktur, kemudian satu persatu diperdalam dalam mengorek keterangan lebih lanjut. Dengan demikian jawaban yang diperoleh bias meliputi semua variable, dengan keterangan yang lengkap dan mendalam (Arikunto, 2006: 227)
2.4.Metode tes
Metode tes yang dijelaskan oleh Riyanto (2001:103) adalah serentetan atau latihan yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, sikap, intelegensi, kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Beberapa macam jenis yang bisa digunakan dalam pendidikan adalah : tes kepribadian, tes bakat, tes intelegensi, tes minat, tes prestasi dan tes sikap (performance tes).
Untuk menentukan tes mana yang kita pakai dalam penelitian, tergantung jenis dan tujuan penelitiannya. Jenis yang baik adalah tes yang objektif, valid, dan reliebel.
Sesuai dengan pendapat Riyanto di atas, banyak hal yang harus di tes dalam penelitian. Tapi yang paling urgen untuk dites oleh peneliti dalam penelitian ini adalah   tes minat dan tes prestasi. Karena kedua jenis tes ini adalah untuk mendapatkan data-data. Dan seuai dengan model pembelajaran yang diterapkan yaitu pembelajaran KTSP dengan menggunakan Lembar Kerja Siswa (LKS). Sehingga diperoleh data prestasi belajar dan aktifitas siswa.
Yang menjadi subjek atau responden dalam tes ini adalah siswa kelas VI di SDN Sowa. Yang menjadi temaptpenelitian.

4.      Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah metode deskriptif kuantitatif. Metode ini digunakan mengingat data yang dikumpulkan berupa nilai evaluasi yang berupa angka-angka, dan penjabaran dalam kesimpulan bersifat pemaparan (deskriptif).
Analisis data dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut.
·         Menentukan skor tes dari tiap-tiap subjek penelitian
·         Mengelompokkan skor tersebut dan disusun dalam tabel analisis hasil evaluasi.
·         Menentukan mean skor tes keseluruhan siswa dengan menggunakan rumus
M =
Ã¥fx
n

Keterangan
Ã¥fx                                  : Jumlah frekuensi seluruh siswa
n                                     : Jumlah populasi
M                                    : Nilai rata-rata

Menentukan ketuntasan belajar perorangan. Ketuntasan dapat dicapai apabila siswa memperoleh nilai > 65 dengan skala 1-100
Menentukan persentasi ketuntasan klasikal/kelompok, sesuai dengan kurikulum baru dikatakan tuntas jika persentasi ketuntasan > 85%. Jika belum mencapai angka tersebut maka diperlukan siklus selanjutnya. Ketuntasan dihitung menggunakan rumus
KB =
P
x 100%
N

Keterangan:


KB      = Ketuntasan Belajar
P          = Banyaknya siswa yang memperoleh nilai > 65
N         = Jumlah Siswa

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV ini memaparkan (1) hasil penelitian yang meliputi penelitian siklus I, II dan III; dan (2) pembahasan yang meliputi tingkat ketuntasan dan Nilai rata-rata (mean).

1.      Hasil Penelitian

Penelitian dilaksanakan mulai tanggal 09 September 2005 sampai tanggal 11 September 2008 yang dilaksanakan di (..........)tahun pembelajaran 2008-2009. Data kuantitatif berupa hasil tes evaluasi yang menunjukkan tingkat pencapaian siswa. Data tersebut selanjutnya dianalisis dengan rumus yang telah ditetapkan sebelumnya pada bab III.
Rincian pelaksanaan dan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti diuraikan menggunakan siklus. Pada tahap penelitian ini, sesuai yang direncanakan dan ditetapkan sebelumnya bahwa apabila ketuntasan hasil belajar siswa sudah mencapai targetnya, maka penelitian dibatasi sampai pada siklus ketiga dan tidak dilanjutkan pada siklus berikutnya.

1.1.Siklus I

Siklus I dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut.
a. Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan meliputi segala tindakan untuk mempersiapkan proses pembelajaran. Pada tahap ini langkah yang dilakukan sebagai berikut.
1)      Guru Menyiapkan Rencana Persiapan Pembelajaran (RPP).
2)     
26
 
Guru menyiapkan alat bantu pembelajaran.
3)      Guru menentukan metode pembelajaran.
4)      Guru menyiapkan lembar evaluasi sesuai dengan materi yang akan diajarkan guru.
a.             Pelaksanaan
Tanggal 09 September  2008 dalam rangka penelitian siklus I, peneliti mengunjungi (..........)untuk mengikuti proses pembelajaran bahasa Indonesia (RPP pada lampiran 2). Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disusun, yaitu menggunakan metode ceramah sampai tuntas. Yang diikuti dengan forum tanya jawab. Guru memberikan jawaban dan pernghargaan bagi siswa yang bertanya.
Setelah forum tanya jawab selesai, siswa dibagikan lembar evaluasi (lampiran 6) untuk mengukur kemampuan siswa dalam memahami materi yang telah diajarkan.
b.       Evaluasi
Dari  hasil evalusi belajar siswa diperoleh hasil evaluasi sebagai berikut.
Tabel  2 Data Hasil Analisis Evaluasi Belajar Siswa Siklus I
Jumlah Siswa
Banyak siswa yang tuntas
Rata-rata (mean)
Persentasi Ketuntasan
23
7
63.06
30,44%
Data hasil analisis evaluasi belajar siswa pada siklus I selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 9.

Dari tabel di atas, diperoleh nilai rata-rata kelas 63.06 dan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar sebanyak 7 orang. Sehingga persentasi belajar secara klasikal pada siklus I sebesar 30.44%. Sesuai dengan ketetapan kurikulum bahwa ketuntasan harus lebih dari 65%, maka dari data tersebut penelitian siklus I ini masih belum mencapai standar ketuntasan klasikal dan diharuskan untuk melalui siklus selanjutnya.

1.2.Siklus II

Siklus II dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut.
a.       Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan meliputi segala tindakan untuk mempersiapkan proses pembelajaran. Pata tahap ini langkah yang dilakukan sebagai berikut.
1)      Guru Menyiapkan Rencana Persiapan Pembelajaran (RPP).
2)      Guru menyiapkan alat bantu pembelajaran.
3)      Guru menentukan metode pembelajaran.
4)      Guru menyediakan LKS (lampiran 4)
5)      Guru menyiapkan lembar evaluasi sesuai dengan materi yang akan diajarkan guru.
b.      Pelaksanaan
Tanggal 10 September  2008 dalam rangka penelitian siklus II, peneliti kembali mengunjungi (..........)untuk mengikuti proses pembelajaran bahasa Indonesia (RPP pada lampiran 2). Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disusun, yaitu menggunakan metode ceramah sampai tuntas. Yang diikuti dengan forum tanya jawab. Setelah itu guru membagikan LKS untuk dikerjakan oleh siswa dilanjutkan dengan pembahasan.
Setelah pembahasan LKS selesai, siswa dibagikan lembar evaluasi (lampiran 7) untuk mengukur kemampuan siswa dalam memahami materi yang telah diajarkan.
c.        Evaluasi
Dari  hasil evalusi belajar siswa diperoleh hasil evaluasi sebagai berikut.
Tabel  3 Data Hasil Analisis Evaluasi Belajar Siswa Siklus II
Jumlah Siswa
Banyak siswa yang tuntas
Rata-rata (mean)
Persentasi Ketuntasan
23
16
65,87
69,57%
Data hasil analisis evaluasi belajar siswa pada siklus II selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 10.

Dari tabel di atas, diperoleh nilai rata-rata kelas 65,87 dan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar sebanyak 16 orang. Sehingga persentasi belajar secara klasikal pada siklus II sebesar 69,57%. Sesuai dengan ketetapan kurikulum bahwa ketuntasan harus lebih dari 65%, maka dari data tersebut penelitian siklus II ini masih belum mencapai standar ketuntasan klasikal dan diharuskan untuk melalui siklus selanjutnya.

1.3.      Siklus III

Siklus III dilaksanakan dengan tahapan sebagai berikut.
a.       Tahap Perencanaan
Tahap perencanaan meliputi segala tindakan untuk mempersiapkan proses pembelajaran. Pata tahap ini langkah yang dilakukan sebagai berikut.
1)      Guru Menyiapkan Rencana Persiapan Pembelajaran (RPP).
2)      Guru menyiapkan alat bantu pembelajaran.
3)      Guru menentukan metode pembelajaran.
4)      Guru menyediakan LKS (lihat lampiran 5)
5)      Guru menyiapkan lembar evaluasi sesuai dengan materi yang akan diajarkan guru.
b.      Pelaksanaan
Tanggal 11 September  2008 dalam rangka penelitian siklus II, peneliti kembali mengunjungi (..........)untuk mengikuti proses pembelajaran bahasa Indonesia (RPP pada lampiran 3). Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah disusun, yaitu menggunakan metode ceramah sampai tuntas. Yang diikuti dengan forum tanya jawab. Setelah itu guru membagikan LKS untuk dikerjakan oleh siswa dilanjutkan dengan pembahasan secara intensif. Pengertian intensif di sini adalah hubungan interaktif antara guru murid hingga guru bisa memastikan semua siswa mengetahui kesalahan mereka dalam menyelesaikan LKS.
Setelah pembahasan LKS selesai, siswa dibagikan lembar evaluasi (lampiran 8) untuk mengukur kemampuan siswa dalam memahami materi yang telah diajarkan.
c.        Evaluasi
Dari  hasil evalusi belajar siswa diperoleh hasil evaluasi sebagai berikut.
Tabel  4 Ringkasan hasil analisis data evaluasi belajar siswa siklus III
Jumlah Siswa
Banyak siswa yang tuntas
Rata-rata (mean)
Persentasi Ketuntasan
23
20
80,05
86,96%
Data hasil analisis evaluasi belajar siswa pada siklus III selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 11.

Dari tabel di atas, diperoleh nilai rata-rata kelas 80,05 dan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar sebanyak 20 orang. Sehingga persentasi belajar secara klasikal pada siklus II sebesar 86,96%. Sesuai dengan ketetapan kurikulum bahwa ketuntasan harus lebih dari 65%, maka dari data tersebut penelitian siklus III memenuhi standar ketuntasan yang telah ditetapkan.

2.      Pembahasan

2.1.Ketuntasan Klasikal

Dari hasil tes pada siklus I, ketuntasan klasikal hanya mencapai 30,44% ini berarti tidak sampai setengah siswa tuntas belajar. Hal ini disebabkan siswa tidak diberikan pelatihan untuk menguji tingkat kepahaman mereka dalam menguasai materi pembelajaran..
Pada Siklus II, tingkat ketuntasan mencapai 69,57%. Berarti terjadi peningkatan dari siklus sebelumnya. Hal ini disebabkan karena siswa mendapatkan kesempatan berlatih sebelum dilaksanakan evaluasi. Pelatihan di sini memberi kesempatan siswa untuk mengetahui kekurangan dirinya dalam menguasai materi yang telah diajarkan.
Siklus III, ketuntasan klasikal meningkat drastis menjadi 86,96%. Hal ini disebabkan karena pembahasan LKS dikaji secara intensif. Siswa lebih dapat memahami materi yang telah diajarkan karena telah diprakatikan dalam bentuk LKS. Ketika siswa melakukan kesalahan dalam mengisi LKS, guru memberikan bimbingan.

2.2.Nilai Rata-Rata (Mean)

Data yang telah diperoleh dan diproses menunjukkan hasil seperti pada tabel berikut.
Tabel  5 : Selisih Mean dan Persentasi Peningkatan Nilai Siswa pada Siklus I, II, dan III
No.
Siklus
Keterangan
Jumlah Siswa
Nilai rata-rata (mean)
1
I
Non LKS
23 orang
63,05
2
II
LKS
23 orang
65,87
3
III
LKS Intensif
23 orang
80,05

Berdasarkan hasil analisis data diperoleh mean untuk ujian tanpa LKS sebesar  63,05, mean untuk ujian dengan LKS sebesar 65,87 dan untuk ujian dengan LKS secara intensif sebesar 80,05. dari ketiga data tersebut akan diperoleh selisih mean seperti pada tabel  berikut.
Tabel  6 : Selisih Mean dan Persentasi Peningkatan Nilai Siswa pada Siklus I, II, dan III
No.
Siklus
Nilai rata-rata (mean)
Δ mean
%
1
I dan  II
63,05 : 65,87
2,80
4,47
2
II dan  III
65,87 : 80,05
14,18
21,53
3
I dan III
63,05 : 80,05
17,00
26,93

Δ mean menunjukkan besarnya pengaruh pembelajaran menggunakan LKS terhadap prestasi belajar Bahasa Indonesia pada siswa kelas VI SDN Sowa.
Dari selisih nilai rata-rata yang diperoleh membuktikan bahwa pembelajaran menggunakan LKS mempunyai pengaruh yang signifikan (4,47%) daripada tanpa LKS, apalagi dengan pembahasan LKS yang intensif nilai rata-rata siswa meningkat 21,53% sehingga jika dibandingkan dengan tanpa LKS, penggunaan LKS intensif dapat meningkatkan pemahaman siswa 26,93%.

BAB V
PENUTUP

1.      Simpulan

Berdasarkan hasil analisis data maka dapat disimpulkan:
a.       LKS secara intensif dapat meningkatkan derajat ketuntasan belajar siswa pada kelas VI (..........)hingga dapat memenuhi standar ketuntasan yang ditetapkan dalam  kurikulum.
b.      LKS  dapat meningkatkan kemampuan pemahaman siswa VI (..........)tahun pelajaran 2008-2009 sebesar 4,47% dan jika ditambah dengan pembahasan secara intensif, maka nilai akan meningkat menjadi  26,93%.
c.       Melihat dari data peningkatan nilai tersebut, maka penggunaan LKS secara signifikan terhadap prestasi belajar siswa kelas VI (..........)pada mata pelajaran Bahasa Indonesia.
d.      Pengaruh penggunaan LKS akan sangat optimal (21,53%) jika diikuti dengan pembahasan secara intensif dengan cara dialog interaktif siswa dengan guru maupun dengan siswa lain dalam kelas.

2.      Saran-Saran

a.       Kepada Kepala Sekolah agar dapat meningkatkan motivasi guru untuk menggunakan LKS.
b.     
35
 
Kepada guru kelas agar selalu menganalisis hasil belajar siswa dan jika ada siswa yang mengalami kesulitan belajar agar segera diberikan metode pembelajaran LKS.
c.       Kepada peneliti lain agar melakukan penelitian yang lebih mendalam dan lebih luas terhadap hal-hal yang belum dibahas dalam penelitian ini.

DAFTAR PUSTAKA


Adiwimarta, dkk. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Balai Pustaka : Jakarta.

Ali, Muhammad. 1987. Penelitian Kualitatif,  Bina Ilmu: Surabaya. 

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Bina Aksara: Jakarta.

Diknas. 2003. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003. Usaha Nasional : Jakarta.

Djamarah, S. Bahri. 1994. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru, Usaha Nasional: Surabaya.

Kartika, Kartono. 1980. Pengantar Metodologi Reseach Sosial. Alumni: Bandung.

Maman. “Pembelajaran PAKEM”. Makalah disampaikan dalam workshop SMP/SMA Kabupaten Bima, 14 September 2007.

Muhadjir, Neong, 1996. Metodologi Penelitian, Rakesarasih: Yogyakarta.

Muhibinsyah. 2003. Psikologi Pendidikan (Dengan Pendekatan Baru). Remaja Rosda Karya: Bandung.

Nurkancana, Wayan. 1986. Evauiasi Pendidikan. Usaha Nasional: Surabaya.

Slamet. 2003. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta: Jakarta.

Sudjana, Nana. 1994. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Usaha Nasional: Jakarta.

Sukmadinata, NS. 2002. Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. PT Remaja Rosda Karya: Bandung.

Sumardi, Mulyanto. 1972. Pengajaran Bahasa Asing : Sebuah Tinjauan dari Segi Metodologi. Bulan Bintang: Jakarta.

Surachmad, Winarno. 1990. Pengantar Penelitian Ilmiah Dasar Metode Penelitian. CV. Rajawali Press: Jakarta.

Suryabrata, Sumadi. 1989. Psikologi Pendidikan. CV. Rajawali: Jakarta.

Wijaya, Cece. 1991. Kemampuan Dasar Guru Dalam Proses Belajar Mengajar, Pen. PT. Remaja Rosda Karya: Bandung.

 

 

 

 

LAMPIRAN-LAMPIRAN




 


LAMPIRAN 1  : KURIKULUM BAHASA INDONESIA KELAS VI  SEMESTER 1

Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Mendengarkan
1.                  Memahami teks dan cerita anak yang dibacakan

1.1  Menulis hal-hal penting/pokok dari suatu teks yang dibacakan  
1.2  Mengidentifikasi tokoh, watak , latar, tema atau amanat dari cerita anak yang dibacakan
Berbicara
2.                  Memberikan informasi dan tanggapan secara lisan  

2.1  Menyampaikan  pesan/informasi yang diperoleh dari berbagai media  dengan bahasa yang runtut, baik dan benar
  2.2     Menanggapi (mengkritik/memuji)  sesuatu hal disertai alasan dengan menggunakan bahasa yang santun

Membaca
3.   Memahami teks dengan membaca intensif dan membaca sekilas 

3.1  Mendeskripsikan isi dan teknik penyajian suatu laporan hasil pengamatan/kunjungan  
3.2  Menanggapi informasi dari kolom/rubrik  khusus (majalah anak, koran, dll.)    
Menulis
4.   Mengungkapkan pikiran, perasaan, dan informasi secara tertulis dalam bentuk formulir, ringkasan, dialog, dan parafrase

4.1  Mengisi formulir (pendaftaran, kartu anggota, wesel pos, kartu pos,  daftar riwayat hidup, dll.) dengan benar
4.2  Membuat ringkasan dari teks yang dibaca atau yang didengar
4.3  Menyusun percakapan tentang berbagai topik dengan memperhatikan penggunaan ejaan
4.4  Mengubah puisi ke dalam bentuk prosa dengan tetap memperhatikan makna puisi

LAMPIRAN 2 : SILABUS DAN RPP SIKLUS I DAN II
Mata Pelajaran            : Bahasa Indonesia
Kelas/ Semester           : 6/ pertama
Standar Kompetensi   : Mengungkapkan pikiran,perasaan,dan informasi secara tertulis dalam bentuk formulir,ringkasan,dialog dan paraphrase
Kompetensi Dasar
Indikator
Materi Pokok
Kegiatan Belajar
Alokasi Waktu
Alat dan Sumber Bahan
Penilaian
4.Menulis
4.2 Membuat ringkasan dari teks yang dibaca atau yang didengar
·                     Siswa dapat membaca cerita pendek
·                     Siswa dapat menjawab    pertanyaan berdasarkan yang dibaca
·                     Siswa dapat menentukan urutan  peristiwa cerita pendek
·                     Siswa dapat meringkas cerita  yang dibaca Berdasarkan urutan  peristiwa
·                     Siswa dapat mengidentifikasi  kata-kata bersinonim yang  terdapat dalam teks bacaan
·                     Siswa dapat mencari antonym kata yang terdapat dalam bacaan
Teks Cerita Pendek
·                     Membaca cerita      pendek
·                     Menjawab   pertanyaan berdasarkan cerita     yang dibaca
·                     Menentukan urutan   peristiwa cerita pendek
·                     Meringkas cerita yang dibaca berdasarkan    urutan   peristiwa
·                     Mengidentifikasi  kata-kata bersinonim yang    terdapat dalam teks bacaan
·                     Mencari antonym kata yang terdapat dalam    bacaan
 2  X pertemuan
  4  X 35 menit
Kurikulum 2006
Buku Bina Bahasa Indonesia hal. 63-66 Penerbit Erlangga
·                     Lisan
·                     Tertulis
·                     Penugasan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP)
SIKLUS I DAN II

Sekola                         : SDN Sowa
Mata Pelajaran            : Bahasa Indonesia
Kelas/Smester             :VI/ Pertama
Hari/Tanggal               :
Pertemuan Pertama     : Selasa, 9 September 2008
Pertemuan Kedua       : Rabu, 10 September 2008
Alokasi Waktu            :  4 X 35 menit ( 2 X Pertemuan )

Standar Kompetansi :
Mengungkapkan pikiran,perasaan,dan informasi secara tertulis dalam bentuk formulir,ringkasan,dialog dan parafrase

Kompetensi Dasar     
Membuat ringkasan  dari teks yang dibaca atau didengar

Indikator         
·            Siswa dapat membaca cerita pendek dengan lancar
·            Siswa dapat  menjawab pertanyaan berdasarkan cerita pendek  yang dibaca
·            Siswa dapat menentukan urutan peristiwa cerita pendek dengan baik
·            Siswa dapat merigkas cerita pendek yang dibaca
·            Siswa dapat mengidentifikasi kata-kata bersinonim yang  terdapat dalam cerita yang dibaca dengan tepat
·            Siswa dapat mencari antonym kata-kata yang terdapat dalam  cerita yang dibaca dengan tepat

1.      Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat menganalisis dan merangkum cerita yang dibaca atau didengar

2.      Materi Pembelajaran
Teks Cerita Pendek

3.      Metode Pembelajaran
Pertemuan Pertama
a.       Ceramah
b.      Inkuiri      
Pertemuan Kedua
c.       Ceramah
d.      Inkuiri
e.       LKS    (lampiran 4)


4.      Langkah-langkah Pembelajaran
Pertemuan Pertama
a.       Kegiatan Awal            :
·      Doa Pembuka
·      Menginformasikan kompetensi dasar yang akan dipelajari
·      Tanya jawab tentang materi pelajaran yang akan  dipelajari
                       
b.      Kegiatan Inti   :
Pertemuan pertama    
·      Membaca cerita pendek
·      Menjawab pertanyaan berdasrkan cerita pendek    yang dibaca                   
·      Menentukan urutan peristiwa cerita pendek
·      Meringkas cerita pendek yang dibaca

                                
c.       Kegiatan Akhir     :
·      Menyimpulkan Materi
·      Memberikan penugasan dan Evaluasi
·      Doa penutup

Pertemuan kedua     
a.       Kegiatan Awal            :
·      Doa Pembuka
·      Menginformasikan kompetensi dasar yang akan dipelajari
·      Tanya jawab tentang materi pelajaran yang akan  dipelajari
                       
b.      Kegiatan Inti   :
Pertemuan pertama    
·      Membaca cerita pendek
·      Mengidentifikasi kata-kata bersinonim yang  terdapat dalam cerita yang dibaca
·      Mencari antonym kata-kata yang terdapat dalam cerita yang dibaca 
                                                   
c.       Kegiatan Akhir     :
·      Menyimpulkan Materi
·      Memberikan penugasan dan Evaluasi
·      Doa penutup


5.      Metode/Sumber Belajar:
Saya Senang Berbahasa Indonesua Standar Isi KTSP 2006 penerbi Erlangga.

6.      Penilaian              :
a. Teknik Penilaian            : Tes Tulisan
b.  Bentuk penilaian          : Isian
c. Alat dan pedoman   :
Pertemuan pertama     : Soal-soal (lampiran 6)
Pertemuan kedua                    : Soal-soal (lampiran 7)



                   Mengatahui                                               Sowa, 8 September 2008
                   Kepala (..........)                                         Guru Bahasa Indonesia




                   Yasin, S.Pd.                                             Yasin H. Ramli, S.Pd.
                   NIP. 131 349 666                                     NIP 132 035 171


LAMPIRAN 3 : SILABUS DAN RPP SIKLUS III
Mata Pelajaran            : Bahasa Indonesia
Kelas/ Semester           : 6/ pertama
Standar Kompetensi   : Memahami teks dan cerita anak yang dibaca

Kompetensi Dasar
Indikator
Materi Pokok
Kegiatan Belajar
Alokasi Waktu
Alat dan Sumber Bahan
Penilaian
1.Mendengarkan               
.1.2 Mengidentifikasi tokoh,watak,latar, tema,atau amanat dari cerita anak yang dibaca

·     Siswa dapat mendengarkan    Cerita anak yang dibaca guru
·     Siswa dapat menjawab pertanyaan
·     Siswa dapat mencatat tokoh    cerita dan sifat  tokoh
·     Siswa dapat menentukan latar    dan tema atau amanat cerita
·     Siswa dapat menentukan alur   atau urutan peristiwa
·     Siswa dapat meringkas cerita     anak yang didengarkan urutan yang telah ditentukan
Teks Cerita Anak
·     Mendengarkan Cerita anak yang dibaca guru
·     Menjawab  pertanyaan
·     Mencatat tokoh cerita dan sifat  tokoh
·     Menentukan latar  dan tema atau amanat cerita anak
·     Menentukan alur     atau urutan peristiwa
·     Meringkas cerita anak yang didengarkan  berdasarkan urutan yang telah  ditentukan

 1 X pertemuan
  2X 35 menit
Kurikulum 2006
Buku Bina Bahasa Indonesia hal 78-79 Penerbit Erlangga
·    Lisan
·    Tertulis
·    Penugasan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP) SIKLUS III

Sekolah                       : SDN Sowa
Mata Pelajaran            : Bahasa Indonesia
Kelas/Smester             : VI/ Pertama
Hari/Tanggal               : Kamis, 11 September 2008
Waktu                         :  2 X 35 menit ( 1 X Pertemuan )

Standar Kompetansi :
Memahami teks dan cerita anak yang dibacakan

Kompetensi Dasar     
Mengidentifikisai tokoh,watak,latar,tema atau amanat dari cerita anak yang dibacakan

Indikator                   
·            Siswa dapat mendengarkan cerita anak yang dibacakan guru      
·            Siswa dapat menjawab pertanyaan
·            Siswa dapat mencatat tokoh cerita dan sifat  tersebut
·            Siswa dapat menentukan latar dan tema  cerita anak
·            Siswa dapat menentukan alur atau urutan cerita anak yang  dibaca
·            Siswa dapat meringkas cerita anak yang berdasarkan urutan peristiwa yang telah ditentukan

1.      Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat menganalisis dan merangkum cerita yang dibaca atau didengar

2.      Materi Pembelajaran
Teks Cerita Pendek

3.      Metode Pembelajaran
a.       Ceramah
b.      Inkuiri      
c.       LKS  (Lampiran 5)    

4.      Langkah-langkah Pembelajaran
a.       Kegiatan Awal            :
·      Doa Pembuka
·      Menginformasikan kompetensi dasar yang akan dipelajari
·      Tanya jawab tentang materi pelajaran yang akan  dipelajari
                       
b.      Kegiatan Inti   :
·      Mendengarkan cerita anak yang dibacakan guru  
·      Menjawab pertanyaan
·      Mencatat tokoh cerita dan sifat tokoh cerita tersebut
·      Menentukan latar dan tema  cerita anak
·      Menentukan alur atau urutan cerita anak yang  dibaca
·      Meringkas cerita anak yang diperdengarkan       
·      berdasarkan urutan peristiwa yang telah ditentukan                                                     

                                
c.       Kegiatan Akhir     :
·      Menyimpulkan Materi
·      Memberikan penugasan dan Evaluasi
·      Doa penutup

5.      Sumber Belajar:

Saya Senang Berbahasa Indonesia Standar Isi KTSP 2006 penerbi Erlangga.

6.      Penilaian              :
a. Teknik Penilaian            : Tes Tulisan
b.  Bentuk penilaian          : Isian
c. Alat dan pedoman penilaian     :
 Lampiran 8




                        Mengatahui                                        Sowa, 11 September 2008
                        Kepala (..........)                                  Guru Bahasa Indonesia





                        Yasin, S.Pd.                                      Yasin H. Ramli, S.Pd.
                        NIP. 131 349 666                              NIP 132 035 171

LAMPIRAN 4 :  LKS SIKLUS II

Nama       : …………………………..
Paraf Guru
Nilai
Kelas        : …………………………..


Tanggal   : …………………………..

MENGUJI SAHABAT SEJATI
Rara adalah seorang putri di sebuah kerajaan. Parasnya cantik dan sikapnya santun. Ia pun tidak sombong. Banyak yang suka kepadanya. Tidak heran jika ia mempunyai banyak teman. Namun, Putri Rara masih ragu. Jangan-jangan mereka berteman dengannya hanya karena ia seorang putri raja. Putri Rara sedih memikirkannya. Ia ingin memiliki seorang sahabat yang bisa ia percaya. Tempat ia berbagi suka dan duka.

Tentukan sinonim dari kata-kata yang bercetak tebal di atas.
1.      Parasnya                = _______________________
2.      Cantik             = _______________________
3.      sikapnya                = _______________________
4.      Santun                   = _______________________
5.      Sombong               = _______________________
6.      Teman                   = _______________________
7.      Ragu                      = _______________________
8.      Sedih                     = _______________________
9.      Memiliki                = _______________________
10.  suka                       = _______________________


Bagaimana cara untuk mengetahuinya? Tidak mungkin jika ia harus menanyakan langsung pada teman-temannya. Mereka pasti akan menjawab, bahwa merekalah sahabat sejatinya.
Suatu pagi setelah mandi, Putri Rara bercermin. Ia tersenyum. Ada noda tinta di hidungnya. Pasti bekas semalam ia menulis. Ketika melihat noda itu, “Ah, aku ada akal!” gumam Putri Rara gembira.
Putri Rara sengaja tidak menghapus noda itu, ia berpura-pura tidak mengetahui kalau ada tinta di hidungnya. Hari ini ia akan menguji ketulusan teman-temannya. Ada tujuh putri bangsawan yang selalu berada di dekatnya. Mereka bermain dan belajar bersama. Hari ini, Putri Rara dan ketujuh temannya akan belajar menulis puisi.
Putri Rara memasuki ruang belajar. Teman-temannya menyambut hangat. Hanya ada enam putri yang hadir karena Luna sedang sakit.
Ketika Putri Rara pergi ke kamar mandi, didengarkan suara tawa. Tawa keenam teman dan guru puisinya. Betapa sedih hati Putri Rara. Ia tahu mereka menertawakan dirinya. Ternyata ia tidak mempunyai sahabat sejati.
“Apa itu di wajahmu, Putri Rara?” Ujar Luna dari tempat tidurnya, saat Putri Rara datang menjenguk.
“Mari kubersihkan,” kata Luna kembali. Ia lalu membasahi sapu tangan kesayangannya. Kemudian, ia mengelap hidung Putri Rara sampai noda tinta itu hilang.
Putri Rara menangis terharu. Ternyata ia masih mempunyai sahabat. Lunalah sahabat sejatinya. Sahabat yang tidak akan menertawakannya di belakang saat ia mempunyai cela.

Tentukan sinonim dari kata-kata yang bercetak tebal di atas.

1.      gembira                 >< _______________________
2.      dekat                     >< _______________________
3.      masuk                    >< _______________________
4.      sedih                      >< _______________________
5.      datang                   >< _______________________


LAMPIRAN 5 : LKS SIKLUS III

Nama       : …………………………..
Paraf Guru
Nilai
Kelas        : …………………………..


Tanggal   : …………………………..

CINCIN MAMA

Sudah dua hari ini Lala ngambek. Ia ingin sekali memakai cincin mamanya ke sekolah. Namun, mamanya melarang. Mama Lala tidak mengizinkan anaknya memakai perhiasan ke sekolah.
Pagi ini Lala ke sekolah dengan bersungut-sungut. Ia akan melihat lagi Indah dan Wiwit memakai cincin di jari manisnya. Lala iti melihat kedua temannya memakai cincin.
Sesampai di sekolah, lala segera masuk ke kelas. Dimasukannya tasnya ke dalam laci meja. Kemudian, Lala duduk menyendiri di bangku. Tidak berapa lama, Suci, teman sebangkunya datang. Wajahnya berseri-seri.
Suci menyapa Lala dengan gembira. Namun, Lala hanya tersenyum. Tiba-tiba Lala melihat sesuatu berkilau di jari suci. Ternyata Suci memakai cincin. Menurut Suci, cincin itu adalah hadiah ulang tahun dari pamannya. Hati Lala semakin iri. Lala bertekad memaksa mamanya agar ia boleh memakai cincin mamanya.
Tidak lama kemudian bel masuk berdentang. Hari ini pelajaran pertama VI adalah olah raga. Lala dan teman-teman segera berganti pakaian dan menuju lapangan. Pagi ini Pak Hasan ingin menilai murid-murid dalam lari seratus meter.
Selesai berolah raga, semua murid berganti pakaian dan masuk kelas. Tiba-tiba Suci tersentak. Kemudian dengan buru-buru, ia membokar tasnya. Ia mencari-cari sesuatu dalam tasnya. Agaknya, ia mencari cincinnya. Semua teman ikut mencarinya. Namun, cincin Suci tidak ditemukan. Ternyata cincin Suci hilang. Suci menangis.
Tiba-tiba hati Lala merasa lega. Ia bersyukur tidak memakai cincin sekolah. Ia jadi merasa malu kepada mamanya.
Tiba-tiba hati Lala merasa lega. Ia bersyukur tidak memakai cincin di sekolah. Ia jadi merasa malu pada mamanya.
Sepulang sekolah, Lala menemui mamanya. Ia berkata pada mamanya bahwa ia tidak jadi pinjam cincin mama. Ia khawatir cincin itu hilang jika dipakainya.
Mama tersenyum mendengar kata-kata Lala. Mama bersyukur, Lala menyadari kekeliruannya.

Disadur dari : Cincin Mama oleh Eko Cahyono dalam Bobo tahun XXX, 26 Desember 2002

Jawab pertanyaan di bawah ini!
1.      Mama tidak mengizinkan Lala memakai cincin ke sekolah, Bagaimana Sifat Mama?
2.      Lala ingin memakai cincin seperti indah, temannya. Bagaimana sifat Lala?
3.      Siapa yang membanggakan cincinnya? Bagaimana sifat anak itu?
4.      Lala menyadari kekeliruannya. Lala minta maaf kepada mamanya. Tunjukkan kalimat dalam bacaan yang menjelaskan sifat Lala itu.

Jelaskan sifat tokoh-tokoh yang telah kamu tulis

Mama              _____________________________________________________ __________________________________________________________________________________________________________________________________________
Lala ___________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
Suci ___________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan benar!

Di mana Mama melarang Lala untuk memakai cincin ke sekolah? __________________

Tunjukkan kalimat dalam cerita yang menjelaskan tempat kejadian itu!
________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

Di mana Suci kehilangan cincinnya? ___________________________________

Tunjukkan kalimat yang menunjukkan tempat kejadian itu!
________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

Ganti kata bercetak tebal di bawah ini dengan barang-barang yang sebaiknya tidak kamu bawa ke sekolah.

Ke sekolah sebaiknya tidak memakai perhiasan emas.
Ke sekolah sebaiknya tidak memakai __________________________
Ke sekolah sebaiknya tidak memakai __________________________
Ke sekolah sebaiknya tidak memakai __________________________
Ke sekolah sebaiknya tidak memakai __________________________


Ceritakan kembali cerita tersebut dengan bahasamu sendiri.

________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________________________________________________
_______________________________________________________________________
_______________________________________________________________________
_______________________________________________________________________
_______________________________________________________________________
_______________________________________________________________________

LAMPIRAN 6 : NASKAH SOAL, KUNCI JAWABAN, DAN PEDOMAN PENSKORAN EVALUASI SIKLUS 1

Nama       : …………………………..
Paraf Guru
Nilai
Kelas        : …………………………..


Tanggal   : …………………………..

PERSAHABATAN ANDI DAN DIDI

Andi dan Didi bersahabat. Andi siswa kelas VI SD. Didi tidak bersekolah. Didi bekerja membantu  otang tuanya berjualan nasi dekat pasar. Walaupun begitu, persahaban antara Andi dan Didi berjalan lancar.
Sebetulanya, Didi cerdas. Dia sudah bersekolah sampai kelas V. karena orang tuanya tidak sanggup membiayai sekolahnya, Didi tidak bersekolah.
Sudah lama Andi menaruh simpati kepada Didi. Ia ingin sekali menolong Didi. Andi tahu. Didi ingin bersekolah lagi. Anfi akan mengutarakan keinginannya menolong Didi kepada ayahnya.
Malam itu di rumah, Andi mengutarakan keinginannya kepada ayahnya.
“Ayah tahu teman Andi yang bernama Didi’kan?” tanya Andi.
“Didi yang membantu orang tuanya berjualan itu,” kata ayahnya.
“Benar, Yah!” jawab Andi.
“Ada apa dengan Didi? Apakah ia sakit?” tanya ayah Andi.
“Tidak, Yah. Saya kasihan kepadanya. Ia ingin bisa sekolah lagi. Tapi, orang tuanya tidak mampu membiayai sekolahnya. Saya ingin sekali menolongnya.”
“Bagaimana kamu akan menolongnya, Andi?” ayahnya bertanya.
“Saya belum tahu, Yah. Apakah Ayah punya saran?” kata Andi balik bertanya.
Sambil tersenyum, ayah Andi berkata, “Ajaklah Didi dan ayahnya kemari. Ayah akan mengangkat Didi menjadi anak asuh. Didi bisa bersekolah dan tetap membantu orang tuanya.”
Andi senang sekali mendengar kata-kata ayahnya. Keesokan harinya Andi mengajak Didi dan ayahnya ke rumah. Mereka dipertemukan Andi dengan Ayahnya. Ayah Andi mengutarakan maksudnya kepada ayah Didi. Ayah Andi akan mengangkat Didi menjadi anak asuhnya.
Ayah Didi menyetujui keinginan ayah Andi. Ayah Didi sangat berterima kasih kepada ayah Andi. Didi bersyukur kepada Tuhan. Didi pun berterima kasih kepada Andi dan ayahnya.
Didi berjanji kepada ayahnya dan ayah Andi. Ia akan belajr dengan sungguh-sungguh. Ia juga akan tetap bekerja membantu orang tuanya.
Disadur dari Anto bersekolah Lagi, Intan.

1.      Jawablah pertanyaan di bawah ini!

a. Sebutkan tokoh-tokoh dalam cerita di atas.
b.      ____________________
c.       ____________________
d.      ____________________
e.       ____________________

d.                  Bagaimana sifat-sifat tokoh dalam cerita itu?
a.                   ____________________
b.                  ____________________
c.                   ____________________
d.                  ____________________

e.                   Di manakah tempat terjadinya peristiwa dalam cerita itu? ___________
f.                   Tunjukkan kalimat atau paragraf yang mendukung tempat terjadinya peristiwa dalam cerita itu!
a.                   _________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
b.                  _________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

g.                  Apakah tema cerita itu?
___________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

A.                Tulislah urutan-urutan peristiwa dalam cerita tersebut!
1.                  __________________________________________
2.                  __________________________________________
3.                  __________________________________________
4.                  __________________________________________
5.                 __________________________________________



KUNCI JAWABAN

b.                                                                                          Jawablah pertanyaan di bawah ini!
1.                  Sebutkan tokoh-tokoh dalam cerita di atas.
a.                                          Andi
b.                                          Ayah Andi
c.                                           Didi
d.                                          Ayah Didi

2.                  Bagaimana sifat-sifat tokoh dalam cerita itu?
a.                                          Andi : Penolong
b.                                          Ayah Andi : Bijak dan Dermawan
c.                                           Didi : Rajin membantu
d.                                          Ayah Didi : Kurang mampu mebiayai sekolah Didi

3.                  Di manakah tempat terjadinya peristiwa dalam cerita itu? Rumah Andi
4.                  Tunjukkan kalimat atau paragraf yang mendukung tempat terjadinya peristiwa dalam cerita itu!
a.                                          Malam itu di rumah, Andi mengutarakan keinginannya kepada ayahnya
b.                                          Keesokan harinya Andi mengajak Didi dan ayahnya ke rumah.

5.                  Apakah tema cerita itu?
Menolong sesama

c.                                                                                           Tulislah urutan-urutan peristiwa dalam cerita tersebut!
1.                  Andi menyampaikan maksud untuk menolong Didi pada ayahnya
2.                  Ayah Andi menyepakati usul Andi
3.                  Andi Mengajak Didi dan Ayah Didi ke rumah
4.                  Ayah Andi menyampaikan niat mengangkat Didi jadi anak asuh
5.                  Ayah Didi setuju




PEDOMAN PENSKORAN

Soal
Penilaian
skor
A.1
Tepat
Kurang Tepat
Tidak Tepat
2
1
0
A.2
Tepat
Kurang Tepat
Tidak Tepat
2
1
0
A.3
Benar
Salah
2
0
A.4
Lengkap
Kurang lengkap
Salah/tidak menjawab
2
1
0
A.5
Tepat
Kurang Tepat
Tidak Tepat
2
1
0
B
Skala nilai 1-10


PENILAIAN
Text Box: IP = NS X 100
 20

Keterangan :
IP        = Indeks Prestasi
NS       = Nilai Siswa
20        + Nilai perolehan Maksimal (20)

LAMPIRAN 7 : NASKAH SOAL, KUNCI JAWABAN, DAN PEDOMAN PENSKORAN EVALUASI SIKLUS II

Nama       : …………………………..
Paraf Guru
Nilai
Kelas        : …………………………..


Tanggal   : …………………………..

B.               Carilah sinonim dari kata-kata berikut ini!
1.                 menjahili              = _______________________
2.                 menyuruh             = _______________________
3.                 sampai                 = _______________________
4.                 ketika                             = _______________________
5.                 di depan               = _______________________
6.                 rumah                            = _______________________
7.                 luas                      = _______________________
8.                 bunyi                    = _______________________
9.                 susah                    = _______________________
10.            senang                  = _______________________

C.               carilah antonim dari kata-kata berikut ini!
1.                 terakhir                >< _______________________
2.                 kakak                             >< _______________________
3.                 membeli                >< _______________________
4.                 di depan               >< _______________________
5.                 di atas                  >< _______________________
6.                 panjang                >< _______________________
7.                 ringan                            >< _______________________
8.                 jauh                      >< _______________________
9.                 bagus                    >< _______________________
10.            besar                    >< _______________________


KUNCI JAWABAN
Lembar evaluasi siklus II
A.                
1.                 menjahili              = mengusili
2.                 menyuruh             = memerintah
3.                 sampai                 = hingga
4.                 ketika                             = saat
5.                 di depan               = di muka
6.                 rumah                            = tempat tinggal
7.                 luas                      = lapang
8.                 bunyi                    = suara
9.                 susah                    = sulit
10.            senang                  = riang
B.                
1.                 terakhir                >< pertama
2.                 kakak                             >< adik
3.                 membeli                >< menjual
4.                 di depan               >< di belakang
5.                 di atas                  >< di bawah
6.                 panjang                >< pendek
7.                 ringan                            >< berat
8.                 jauh                      >< dekat
9.                 bagus                    >< jelek
10.              besar                    >< kecil

PEDOMAN SKORING

Untuk jawaban benar di setiap nomor bernilai 1 dan salah bernilai 0

PENILAIAN
Text Box: IP = NS X 100
 20

Keterangan :
IP        = Indeks Prestasi
NS       = Nilai Siswa
20        = Nilai perolehan Maksimal (20)

LAMPIRAN 8 : SOAL DAN KUNCI JAWABAN LEMBAR EVALUASI SIKLUS III

Nama       : …………………………..
Paraf Guru
Nilai
Kelas        : …………………………..


Tanggal   : …………………………..

Dengarkan Cerita Anak yang dibacakan gurumu!

A.                Jawablah pertanyaan di bawah ini!
1.                  Sebutkan tokoh-tokoh dalam cerita di atas.
a.                                           ________________
b.                                          ________________
c.                                           ________________
d.                                          ________________

2.                  Bagaimana sifat-sifat tokoh dalam cerita itu?
a.                                           ________________
b.                                          ________________
c.                                           ________________
d.                                          ________________

3.                  Di manakah tempat terjadinya peristiwa dalam cerita itu? ___________
4.                  Tunjukkan kalimat atau paragraf yang mendukung tempat terjadinya peristiwa dalam cerita itu!
a.                                           _________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
b.                                          _________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
c.                                           _________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________
d.                                          _________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

5.                  Apakah tema cerita itu?
___________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________________

B.                 Ceritakan kembali cerita tersebut dengan bahasamu sendiri.

________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
________________________________________________________________________
_____________________________________________________________________________________________________________________________________________
_______________________________________________________________________
_______________________________________________________________________
_______________________________________________________________________
_______________________________________________________________________
_________________________________________________________________


KUNCI JAWABAN

SI BLIRIK


Suatu hari induk itik mengajak ketiga anaknya mencari makan. Mereka mencari makan di sebuah sungai.
Blirik, salah satu anak itik, tidak mau mencari makan. Ia berenang meninggalkan induknya dan saudara-saudaranya. Ia berenang ke arah hulu sungai.
Tidak berapa lama kemudian, Blirik bertemu dengan rombongan angsa. Blirik berkenalan dengan salah satu anak angsa. Nama anak angsa itu Putih.
Putih mengajak Bliriki ke rumahnya. Kata Putih, di dekat rumahnya banyak makanan. Blirik tertarik dengan ajakan Putih. Besok pagi Blirik akan ke tempat Putih. Mereka bersepakat bertemu  di tengah sungai. Kemudian, mereka berenang ke dekat rumah putih.
Malam itu Blirik tidak dapat tidur. Menjelang fajar, Blirik mengendap-endap meninggalkan kandangnya. Blirik segera berlari menuju sungai. Sesampai di sungai Blirik segera berenang menuju tengah sungai.
Perjalanan Blirik pun sampai di tempat yang disepakati kemarin. Putih sudah menunggu Blirik. Putih dan Blirik lalu berenang ke hulu. Mereka berenang sambil mencari ikan-ikan kecil.
Karena asyik, Blirik dan Putih tidak menyadari bahaya mengancam.. seekor ular berjalan pelan menanti mangsanya lengah. Tiba-tiba saja dia ulat itu meluncur sangat cepat ke arah Blirik. Putih berteriak menyuruh Blirik lari. Blirik kaget, ia segera berenang ke darat.
Dengan susah payah, Blirik berhasil mencapai daratan. Blirik menoleh ke belakang. Dilihatnya ular itu meluncur dengan cepat. Blirik semakin ketakutan.
Tiba-tiba terdengar,
‘Teot… teot… teot…!” makin lama suara itu makin melemah. Suara itu berasal dari katak yang ditangkap ular.
Blirik bersyukur terhindar dari bahaya, namun, ia menyesali perbuatannya. Blirik berenang ke arah hilir sungai. Tiba-tiba ia mendengar namanya dipanggil. Panggilan itu berasal dari induknya. Blirik berlari menuju induknya. Blirik minta maaf kepada induknya. Ia berjanji tidak akan mengulangi perbuatannya.
Disadur dari : “Si Blirik” oleh Thres Sujiati dalam Warisan untuk Anto, Y.B. Margantoro dkk., Adicita Karya Nusa, 1999.

A.                Jawablah pertanyaan di bawah ini!

1.                  Sebutkan tokoh-tokoh dalam cerita di atas.
a.                                          Si Blirik
b.                                          Ibu Si Blirik
c.                                           Putih
d.                                          Ular

2.                  Bagaimana sifat-sifat tokoh dalam cerita itu?
a.                                          Si Blirik : Suka Bermain
b.                                          Ibu Si Blirik : Penyayang
c.                                           Putih : Bersahabat
d.                                          Ular : Ganas

3.                  Di manakah tempat terjadinya peristiwa dalam cerita itu? Sungai, dan kandang
4.                  Tunjukkan kalimat atau paragraf yang mendukung tempat terjadinya peristiwa dalam cerita itu!
Sungai
a.                                           Mereka mencari makan di sebuah sungai.
b.                                          Ia berenang ke arah hulu sungai
c.                                           Mereka bersepakat bertemu  di tengah sungai
d.                                          Blirik segera berlari menuju sungai. Sesampai di sungai Blirik segera berenang menuju tengah sungai
Kandang
a.                   Blirik mengendap-endap meninggalkan kandangnya
5.                  Apakah tema cerita itu?
Minta izin orang tua jika ingin bermain

B.                 Ceritakan kembali cerita tersebut dengan bahasamu sendiri.

PEDOMAN PENSKORAN

Soal
Penilaian
skor
A.1
Tepat
Kurang Tepat
Tidak Tepat
2
1
0
A.2
Tepat
Kurang Tepat
Tidak Tepat
2
1
0
A.3
Benar
Salah satu benar
Salah
2
1
0
A.4
Lengkap
Kurang lengkap
Salah/tidak menjawab
2
1
0
A.5
Tepat
Kurang Tepat
Tidak Tepat
2
1
0
B
Skala nilai 1-10


PENILAIAN
Text Box: IP = NS X 100
 20

Keterangan :
IP        = Indeks Prestasi
NS       = Nilai Siswa
20        + Nilai perolehan Maksimal (20)


LAMPIRAN 9 : ANALISIS HASIL EVALUASI SIKLUS I
No.
Nama Siswa
Skor per soal
Perolehan
Skor Maksimal
IP
Ketuntasan
A
B
Ya
Tidak
1
2
3
4
5
1
Anhar
1
2
1
1
0
4
9
20
45

  Ã¼
2
Arif Budiman
2
1
0
0
1
5
9
20
45

  Ã¼
3
Bima Sakti
2
2
1
1
0
8
14
20
70
 Ã¼ 

4
Deslia Dinda F
0
0
0
2
1
5
8
20
40

  Ã¼
5
Firman
0
0
0
0
2
4
6
20
30

  Ã¼
6
Fitria Ningsih
1
2
1
1
1
7
13
20
65

  Ã¼ 
7
Ikbal
2
2
1
2
1
8
16
20
80
  Ã¼ 

8
Jiastuti
2
1
2
2
2
9
18
20
90
 Ã¼  

9
Karman
1
0
2
1
2
7
13
20
65

  Ã¼ 
10
Kartiaty
1
2
2
2
1
7
15
20
65

  Ã¼ 
11
Megawati
1
2
2
0
0
7
12
20
60

  Ã¼ 
12
Muraidin
0
0
0
1
1
3
5
20
25

  Ã¼ 
13
Muthmainnah
0
1
1
2
2
6
12
20
60

  Ã¼ 
14
Nur Islamiah
0
2
1
2
2
7
14
20
70
  Ã¼ 

15
Nurhai Ratu Ningsing
2
1
0
0
1
4
8
20
40

  Ã¼ 
16
Pujiati
2
1
2
0
0
6
11
20
55

  Ã¼ 
17
Rizki Eka Nugraha
2
2
1
1
2
8
16
20
80
 Ã¼  

18
Sofiatin
1
2
2
1
1
8
15
20
75
 Ã¼  

19
Sri Wahyuningsih
2
1
1
0
0
7
11
20
55

  Ã¼ 
20
Susi Susanti
1
2
2
2
1
8
16
20
80
  Ã¼ 

21
Syahbuddin
2
1
1
2
2
8
16
20
80
 Ã¼  

22
Vivi Permata Sari
1
2
2
1
0
6
12
20
60

  Ã¼ 
23
Wulan Sari
0
1
2
0
1
5
9
20
45

  Ã¼ 
Mean
12,09

60,44

 Ã¼ 
Persentase Ketuntasan
34,78%
Keterangan : subkolom pada kolom Skor per soal adalah kode soal. Pedoman penskoran Lihat lampiran 6

LAMPIRAN 10 : ANALISIS HASIL EVALUASI SIKLUS II

No.
Nama Siswa
Skor per soal
Perolehan
Skor Maksimal
IP
Ketuntasan
A
B
Ya
Tidak
1
Anhar
4
7
11
20
55

  Ã¼ 
2
Arif Budiman
6
7
13
20
65

  Ã¼ 
3
Bima Sakti
8
9
17
20
85
  Ã¼ 

4
Deslia Dinda F
5
6
11
20
55

  Ã¼ 
5
Firman
3
4
7
20
35

  Ã¼ 
6
Fitria Ningsih
7
9
16
20
80
  Ã¼ 

7
Ikbal
8
9
17
20
85
 Ã¼  

8
Jiastuti
9
10
19
20
95
 Ã¼  

9
Karman
8
6
14
20
70
 Ã¼  

10
Kartiaty
9
8
17
20
85
 Ã¼  

11
Megawati
7
9
16
20
80
 Ã¼  

12
Muraidin
3
4
7
20
35

  Ã¼ 
13
Muthmainnah
7
8
15
20
75
 Ã¼  

14
Nur Islamiah
8
8
16
20
80
  Ã¼ 

15
Nurhai Ratu Ningsing
4
8
12
20
60

  Ã¼ 
16
Pujiati
6
8
14
20
70
  Ã¼ 

17
Rizki Eka Nugraha
10
9
19
20
95
  Ã¼ 

18
Sofiatin
7
9
16
20
80
  Ã¼ 

19
Sri Wahyuningsih
6
6
12
20
60

  Ã¼ 
20
Susi Susanti
8
10
18
20
90
  Ã¼ 

21
Syahbuddin
9
9
18
20
90
  Ã¼ 

22
Vivi Permata Sari
8
7
15
20
75
 Ã¼  

23
Wulan Sari
5
8
13
20
65

  Ã¼ 
mean
14.48

72.3913


persentase ketuntasan
65,21%
Keterangan : subkolom pada kolom Skor per soal adalah kode soal. Pedoman penskoran Lihat lampiran 7

LAMPIRAN 11 : ANALISIS HASIL EVALUASI SIKLUS III

No.
Nama Siswa
Skor per soal
Perolehan
Skor Maksimal
IP
Ketuntasan
A
B
Ya
Tidak
1
2
3
4
5
1
Anhar
1
2
2
1
2
8
16
20
80
 Ã¼ 

2
Arif Budiman
2
2
2
2
1
7
16
20
80
 Ã¼ 

3
Bima Sakti
2
2
1
2
2
9
18
20
90
 Ã¼ 

4
Deslia Dinda F
2
1
2
2
2
8
17
20
85
ü  

5
Firman
2
1
1
2
2
6
14
20
70
ü  

6
Fitria Ningsih
2
2
2
2
2
9
19
20
95
ü  

7
Ikbal
2
2
2
2
2
9
19
20
95
ü  

8
Jiastuti
2
1
2
2
2
9
18
20
90
ü 

9
Karman
1
2
2
2
2
8
17
20
85
ü  

10
Kartiaty
2
2
2
2
2
8
18
20
90
ü  

11
Megawati
2
2
2
2
2
9
19
20
95
ü  

12
Muraidin
1
2
1
1
1
6
12
20
60

 Ã¼ 
13
Muthmainnah
2
2
2
2
2
8
18
20
90
 Ã¼ 

14
Nur Islamiah
2
2
2
2
2
8
18
20
90
 Ã¼ 

15
Nurhai Ratu Ningsing
2
2
1
2
2
8
17
20
85
ü  

16
Pujiati
2
2
2
2
2
8
18
20
90
ü  

17
Rizki Eka Nugraha
2
2
2
2
2
9
19
20
95
ü  

18
Sofiatin
2
2
2
2
2
9
19
20
95
ü  

19
Sri Wahyuningsih
2
2
2
2
2
8
18
20
90
 Ã¼ 

20
Susi Susanti
2
2
2
2
2
10
20
20
100
ü  

21
Syahbuddin
2
2
2
2
2
10
20
20
100
ü  

22
Vivi Permata Sari
2
2
2
2
2
7
17
20
85
ü  

23
Wulan Sari
2
2
2
2
2
8
18
20
90
ü  

mean
17.61

88.0435


persentase ketuntasan
95,65%
Keterangan : subkolom pada kolom Skor per soal adalah kode soal. Pedoman penskoran Lihat lampiran 8

LAMPIRAN 12 : DAFTAR IP SISWA SIKLUS I, II, DAN III

No
Nama
IP Siswa Pada Siklus
I
II
III
1
Anhar
45
55
80
2
Arif Budiman
45
65
80
3
Bima Sakti
70
85
90
4
Deslia Dinda F
40
55
85
5
Firman
30
35
70
6
Fitria Ningsih
65
80
95
7
Ikbal
80
85
95
8
Jiastuti
90
95
90
9
Karman
65
70
85
10
Kartiaty
75
85
90
11
Megawati
60
80
95
12
Muraidin
25
35
60
13
Muthmainnah
60
75
90
14
Nur Islamiah
70
80
90
15
Nurhai Ratu Ningsing
40
60
85
16
Pujiati
55
70
90
17
Rizki Eka Nugraha
80
95
95
18
Sofiatin
75
80
95
19
Sri Wahyuningsih
55
60
90
20
Susi Susanti
80
90
100
21
Syahbuddin
80
90
100
22
Vivi Permata Sari
60
75
85
23
Wulan Sari
45
65
90
 mean
60.43
72.39
88.04